• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Kamis, 25 April 2024

Opini

Etos Semangat Kerja, Belajar dari Lebah

Etos Semangat Kerja, Belajar dari Lebah
Lebah (Foto: Ilustrasi/nu online)
Lebah (Foto: Ilustrasi/nu online)

Lebah merupakan serangga yang biasa kita lihat dan hidup berdampingan dengan manusia dan dikenal hidup dalam satu kelompok (sarang). Namun pada dasarnya tidak semua lebah hidupnya bergerombol dalam satu kelompok, serangga lebah termasuk kedalam suku Apoidae yang hidup menyebar di seluruh dunia hampir kurang lebih sekitar 20.000 spesies lebah yang bisa ditemukan di berbagai benua, terkecuali di benua antartika. Ada sisi hal yang menarik dari hewan serangga yang bernama lebah, yakni terletak pada semangat etos kerja dalam sepanjang hidupnya, hampir seluruh hidupnya serangga lebah dapat menghasilkan madu dan di setiap harinya sebanyak 1 sendok madu berhasil madu hasilkan.


Berkenaan dengan etos kerja, bisa kita belajar dari seekor lebah. Adapun pengertian etos kerja merupakan sebuah nilai yang berdasarkan pada kerja keras dan ketekunan. Kaum kapitalis percaya bahwa dengan kebutuhan terhadap kerja keras dan kemampuannya untuk meningkatkan karakter moralnya. Sedangkan menurut Cendikiawan Muslim, Nurcholis Madjid atau biasa disapa Cak Nur menjelaskan etos kerja dalam Islam adalah hasil suatu kepercayaan seseorang muslim bahwa dengan bekerja akan mempunyai kaitan dengan tujuan hidupnya, yaitu akan memperoleh ridla dari Allah SWT. Senada dengan hal di atas bahwa pada dasarnya Islam adalah agama amal atau kerja (praxis). Mengapa demikian ? karena agama Islam merujuk pada inti ajaran yang berusaha mengarahkan hambanya agar mendekati dan menggapai ridla Allah SWT melalui jalan kerja keras dan amal shaleh dengan memurnikan sikap ikhlas dan tawakkal seraya beribadah kepada Allah SWT. 


Lebah tergolong salah satu hewan istimewa karena merupakan makhluk ciptaan Allah SWT yang banyak memberi manfaat dan kenikmatan kepada manusia. Selain itu, lebah juga membantu keseimbangan alam dengan membantu penyerbukan. Ada persamaan antara madu yang dihasilkan oleh lebah dengan Al-Qur’an. Sesuai dengan firman Allah SWT, sebagai berikut:
 

وَاَوْحٰى رَبُّكَ اِلَى النَّحْلِ اَنِ اتَّخِذِيْ مِنَ الْجِبَالِ بُيُوْتًا وَّمِنَ الشَّجَرِ وَمِمَّا يَعْرِشُوْنَۙ – ٦٨ ثُمَّ كُلِيْ مِنْ كُلِّ الثَّمَرٰتِ فَاسْلُكِيْ سُبُلَ رَبِّكِ ذُلُلًاۗ يَخْرُجُ مِنْ بُطُوْنِهَا شَرَابٌ مُّخْتَلِفٌ اَلْوَانُهٗ ۖفِيْهِ شِفَاۤءٌ لِّلنَّاسِۗ اِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيَةً لِّقَوْمٍ يَّتَفَكَّرُوْنَ - ٦٩


Artinya: “Dan Tuhanmu mengilhamkan kepada lebah, “Buatlah sarang di gunung- gunung, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia, kemudian makanlah dari segala (macam) buah-buahan lalu tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu).” Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berpikir.”  (QS An-Nahl ayat 68-69)


Dari ayat di atas, ada beberapa manfaat yang diberikan lebah dalam hal kebaikan, sebagai berikut: Madunya merupakan minuman yang lezat berguna bagi kesehatan, Sarangnya dapat dibuat lilin, bahan untuk membatik, dan lain-lain, Lebah membantu penyerbukan bunga sehingga terjadi pembuahan. Banyak manfaat yang dapat diperoleh dari dunia tumbuhan dan beberapa di antaranya sangat bermanfaat setelah diproses lebih lanjut oleh binatang, misalnya madu yang diperoleh dari aktivitas lebah madu. 


Aristoteles adalah seorang filsuf yang menjadi orang pertama yang menekuni dan mempelajari lebah madu. Walaupun banyak teorinya yang tidak masuk akal, apabila dikaji dengan pengetahuan saat ini, namun harus diakui bahwa dialah pionir dalam penelitian dan pengungkapan perikehidupan lebah. Perhatian manusia diperkirakan sudah dimulai antara 8.000 sampai 15.000 tahun yang lalu. Banyak lukisan-lukisan di dinding gua prehestorik yang memperlihatkan bagaimana manusia memanen madu dari sarang lebah madu. Pemeliharaan lebah diduga dimulai di Mesir sekitar tahun 2400 SM.


Manusia hendaknya belajar semangat etos kerja dari lebah yang setiap hari biasa kita lihat dengan melihat filosofi lebah sebagai berikut; Pertama, lebah hinggap di tempat yang bersih dan menyerap tumbuh-tumbuhan yang bersih. Lebah hanya hinggap di tempat-tempat pilihan. Dia sangat jauh berbeda dengan lalat. Lalat amat mudah ditemui di tempat sampah, kotoran, dan tempat-tempat yang berbau busuk. Tapi lebah hanya akan mendatangi bunga-bunga atau buah-buahan atau tempat-tempat bersih lainnya yang mengandung bahan madu atau nektar. Diharapkan kepribadian yang tertanam pada seseorang apabila mendapatkan amanah dia akan menjaganya dengan sebaik-baiknya dan tidak akan melakukan tindakan korupsi, pencurian, penyalahgunaan wewenang/jabatan, manipulasi, penipuan, dan dusta. Sebab, segala kekayaan hasil perbuatan-perbuatan di atas adalah merupakan khabaits (kebusukan).
 

Kedua, mengeluarkan madu yang bersih dan berkhasiat. Siapa yang tidak kenal madu lebah. Semuanya tahu bahwa madu mempunyai khasiat untuk kesehatan manusia. Tapi dari organ tubuh manakah keluarnya madu dari lebah ? Itulah salah satu keistimewaan dari serangga lebah. Lebah produktif dalam hal kebaikan, bahkan dari organ tubuh yang pada binatang lain hanya melahirkan sesuatu yang menjijikan. Belakangan, ditemukan pula produk lebah selain madu yang juga diyakini mempunyai khasiat tertentu untuk kesehatan yaitu air liurnya. Hasil produksi lebah bermakna kebaikan atau kebajikan yang buahnya dirasakan oleh manusia dan makhluk lainnya. Diharapkan segala yang keluar dari diri seorang adalah apapun yang bernilai kebaikan. Jadikan hatinya jauh dari prasangka buruk, iri, dengki; lidahnya tidak sampai mengeluarkan kata-kata yang tidak baik; perilakunya tidak menyengsarakan orang lain, melainkan justru membahagiakan; hartanya bermanfaat bagi banyak manusia; kalau berkuasa atau memegang amanah tertentu, hendaknya dimanfaatkan untuk sebesar-besar kemanfaatan manusia.
 

Ketiga, lebah tidak pernah merusak. Lebah tidak pernah merusak atau mematahkan ranting yang dihinggapinya. Lebah tidak pernah melakukan perusakan dalam hal apa pun: baik material maupun nonmaterial. Bahkan dia selalu melakukan perbaikan-perbaikan terhadap yang dilakukan orang lain dengan cara-cara yang tepat. Diharapkan generasi penerus bangsa melakukan perbaikan dalam hal akidah, akhlak, dan ibadah melalui jalan berdakwah. Mengubah kezaliman dalam bentuk apapun dengan berusaha menghentikan kezaliman. Jika kerusakan yang terjadi akibat korupsi, lebah memberantasnya dengan menjauhi perilaku buruk itu dan mengajukan koruptor ke pengadilan.


Keempat, Lebah adalah serangga yang bekerja keras. Ketika muncul pertama kali dari bilik sarangnya (saat menetas), lebah pekerja membersihkan bilik sarangnya untuk telur baru dan setelah berumur tiga hari lebah memberi makan larva, dengan membawakan serbuk sari madu. Dan begitulah, hari-harinya penuh semangat berkarya dan 4 beramal. Kerja keras dan semangat pantang kendor itu lebih dituntut lagi dalam upaya menegakkan keadilan.

 

Subhanallah, dengan demikian banyak pengetahuan dan pelajaran yang dapat kita pahami dari makhluk yang ukurannya relatif cukup kecil namun dikaruniai sifat-sifat yang luar biasa oleh Allah SWT. Dari serangga lebah, kita menjadi lebih tahu terkait sikap kerja sama yang terjalin dengan kompak dan dilandasi pandangan dan persepsi yang sama maka akan menjadikan generasi-generasi emas Indonesia, akan menghasilkan orang-orang yang dapat menggenggam dunia dan bermanfaat bagi generasinya dan generasi selanjutnya, seperti halnya lebah menghasilkan madu. Terakhir, semoga Allah memudahkan usaha dan urusan-urusan kita untuk bisa belajar dan bisa menjadi lebih baik lagi.  Wallahu a’lam Bis Shawwab 



A'isy Hanif Firdaus, Sekretaris Umum Pengurus Pusat IKAF (Babakan, Tegal), Sekretaris PR IPNU Dukuh Kedawon, Lembaga Pers dan Penerbitan PAC IPNU Larangan, Kabupaten Brebes 


Opini Terbaru