Regional

Bentrok FPI dengan PWI-LS, Ini Tanggapan Rais Syuriyah PCNU Pemalang

Jumat, 25 Juli 2025 | 08:00 WIB

Bentrok FPI dengan PWI-LS, Ini Tanggapan Rais Syuriyah PCNU Pemalang

Rais Syuriyah PCNU Pemalang KH Chusnan Tafsir (berkacamata) bersama Ketua Tanfidziyah KH Abu Joharudin Bahry.

Pemalang, NU Online Jateng 

Rais Syuriyah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Pemalang, KH Chusnan Tafsir, menyampaikan keprihatinan mendalam atas insiden bentrokan yang melibatkan dua organisasi masyarakat, yakni Perjuangan Walisongo Indonesia Laskar Sabilillah (PWI-LS) dan Front Persatuan Islam (FPI). 

 

Peristiwa tersebut terjadi di sela kegiatan keagamaan dalam rangka peringatan Tahun Baru Islam dan Haul KH Muhammad Hasyim, yang diselenggarakan di Majelis Baburrohman, Dusun Sambo, Desa Pegundan, Kecamatan Petarukan, Kabupaten Pemalang, pada Rabu malam (23/7/2025).

 

Kiai Chusnan menyayangkan kejadian tersebut karena berlangsung di tengah suasana religius yang seharusnya menjadi sarana memperkuat nilai-nilai spiritual dan mempererat tali silaturahmi antarsesama umat Islam.

 

“Kami dari PCNU Pemalang sangat prihatin. Seharusnya pengajian dan Haul menjadi ruang bersama untuk mempererat ukhuwah, bukan malah menjadi ajang pertikaian,” tegasnya saat dimintai tanggapan. Kamis (24/7).

 

Dalam pandangan Kiai Chusnan, perbedaan pandangan antarkelompok adalah hal yang lumrah dalam kehidupan bermasyarakat. Namun, ia menekankan pentingnya kedewasaan dalam menyikapi perbedaan agar tidak berkembang menjadi konflik yang merugikan semua pihak. 

 

“Jika ada perbedaan, mari kita jadikan itu sebagai kekayaan, bukan sumber perselisihan. Islam mengajarkan bahwa perbedaan adalah rahmat,” tuturnya.

 

Ia mengajak seluruh warga Nahdliyin dan masyarakat umum untuk terus menjaga kondusivitas, menjunjung tinggi nilai-nilai persatuan, serta senantiasa mengedepankan persamaan di atas perbedaan.

 

Lebih lanjut, Kiai Chusnan menyoroti pentingnya peran ulama dalam merawat kerukunan umat. Menurutnya, para ulama harus hadir di tengah masyarakat sebagai penengah dan penyejuk, serta menjadi garda terdepan dalam menenangkan suasana jika terjadi potensi konflik sosial.

 

“Ulama harus senantiasa mendorong umat untuk mengedepankan ukhuwah. Baik Ukhuwah Islamiyyah sebagai persaudaraan sesama muslim, Ukhuwah Wathaniyah sebagai bentuk cinta tanah air, maupun Ukhuwah Basyariyah sebagai wujud kepedulian kepada seluruh manusia,” ungkapnya.

 

Ia menambahkan, menjaga persatuan bangsa tidak bisa dilepaskan dari ajaran Islam yang rahmatan lil alamin. 

 

Dalam semangat itulah, masyarakat diimbau untuk terus menebarkan nilai-nilai kedamaian, saling menghormati, dan saling memahami di tengah perbedaan latar belakang dan pandangan.

 

“Tak kalah penting adalah kesadaran bahwa kita hidup berdampingan dalam masyarakat yang majemuk. Maka Ukhuwah Basyariyah harus menjadi landasan dalam menjalin hubungan yang harmonis, tidak hanya dengan sesama umat Islam, tetapi juga dengan seluruh manusia,” imbuhnya.

 

Mengakhiri pesannya, Kiai Chusnan mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersama-sama menjaga keamanan dan ketertiban di Kabupaten Pemalang.

 

Ia berharap kejadian serupa tidak kembali terjadi dan umat Islam mampu menjadikan perbedaan sebagai rahmat yang memperkuat ukhuwah, bukan sebaliknya.

 

Penulis: LTN PCNU Pemalang