• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Jumat, 26 April 2024

Opini

Pembangunan Harus Ramah Lingkungan

Pembangunan Harus Ramah Lingkungan
Foto: Ilustrasi (nu online)
Foto: Ilustrasi (nu online)

Kentalnya kopi pagi membuat pikiran melayang menembus batas dan ruang, menghalau semua sekat dan rintangan, semakin saja obsesi yang mulai terbang menusuk dinding tebal merobek tirani, sesekali terengah nafas mulai jengah, ritme jemari ini semakin tak terkendali menggores narasi untuk sekadar membumikan pikiran sebuah tanggung jawab khalifah fil ardhi, menjaga melestarikan ekosistem di muka bumi adalah tuntutan bukan wacana tetapi harus diwujudkan pada setiap individu penghuni alam semesta, bukan merusak dengan dalih pembangunan.


Seperti penulis suguhkan pada tulisan tentang merawat jagat membangun peradaban telah terurai menjadi tiga bab dan tulisan ini yang ke empat tentang alam semesta. Sebagai wujud kepedulian penulis terhadap perusakan dan pencemaran lingkungan hidup secara masif, begitu sangat mengkawatirkan dengan munculnya perilaku rakus yang mendorong cukong untuk mengkapitalisasi pada seluruh sendi-sendi kehidupan, sampai pada tataran yang perlu adanya pengendalian agar tidak terlanjur merusak semesta alam.


Keunggulan Manusia


Manusia adalah makhluk yang dimuliakan oleh sang Khaliq dengan beberapa keunggulan dibanding dengan yang lain. Dengan diberi perangai yang bagus (bi husni shurah) dengan elemen campuran yang seimbang (i'tidal) dan yang paling unggul diberikan kecerdasan untuk dapat membedakan yaitu al-aqlu, al-fahmu dari akal dan kepahaman manusia dapat menganalisa berbagai macam persoalan juga dampak tindakan perilaku yang diperbuat bukan cuma tuntutan di akhirat tetapi dampak yang terjadi pada semesta alam. Bergulatnya manusia terhadap jagat untuk menggali sumberdaya Alam dengan keramahan sosial, dengan memperhitungkan dampak manfaat pada lingkungan hidup sebagai wujud kemulian manusia yang diberi keunggulan akal (walaqad karramna bani adama). 


Hamparan bumi luasnya laut jelas diperuntukkan manusia (wahamalna hum fil barry wal bahri) sumber kehidupan ini bukan untuk dirusak tetapi harus dijaga keutuhannya dengan mengekplorasi bukan mengeksploitasi, agar keseimbangan ekosistem terjaga untuk dapat di manfaatkannya.


Membangun Bukan Merusak


Kemajuan zaman tidak dapat dipungkiri sebagai wujud manusia itu dinamis, Ilmu pengatahuan manusia semakin bertambah, maka pembangunan sebagai sarana mempermudah dan memanjakan hidup tidak dapat terbendung memang di butuhkan. Pengetahuan yang semakin maju bukan harus merusak alam tetapi upaya memanfaatkan ilmu pengetahuan tentang teknologi tepat guna dan ramah itu sangat dibutuhkan keberadaannya


Ini yang disebut dengan pembangunan yang ramah lingkungan dan akal disematkan pada manusia untuk memberi manfaat baik pada dirinya atau sesama. Mengais rizqi dimuka bumi dengan secara baik/ramah lingkungan (warazaqnahum minathayyibaati)


Teknologi Terobosan


Ilmu pengetahuan yang dikembangkan oleh akal manusia memberi hasil sebuah teknologi pemanfaatan lingkungan untuk dapat mengolah semua menjadi pilihan demi mewujudkan cita-cita merawat jagat seisinya dan membangun peradaban dunia. Seperti beralihnya menambang energi yang dihasilkan oleh fosil menjadi energi terbarukan ini bukan saja hasil temuan lalu hanya menjadi isian jurnal pilihan, maka pemerintah harus segera mewujudkan temuan ini menjadi sumber energi. Begitu juga pembangunan infrastruktur yang marak menjadi program unggulan pemerintah Presiden Jokowi, seharusnya tidak merusak lingkungan semesta alam tetapi bagaimana memanfaatkan lingkungan sebagai material pembangunan infrastruktur. 


Penulis terbayang betapa indahnya kalau negara hadir untuk mengatasi kerusakan lingkungan dengan bersungguh-sungguh bukan cuma slogan dan kampanye go green, tetapi beralih mengolah limbah yang makin menumpuk menjadi material pembangaunan. Ini semua telah dicontohkan oleh Sunan Kalijogo memanfaatkan limbah tatal kayu menjadi salah satu saka penyangga bangunan Masjid Demak, sehingga tidak semua harus menebang pohon, tetapi upaya memanfaatkan limbah menjadi lebih bermanfaat, maka teknologi material bangunan ini ditemukannya 'Teknologi Polimer'. Penemuan para ilmuwan tidak akan berguna dan digunakan secara umum kalau negara tidak bertindak sebagai bentuk political will.


Penutup


Penulis sekadar berwisata imajinasi untuk  merenkonstruksi kehidupan yang ramah bermartabat dan indah yang selama ini terkenal dengan pola hidup Hidonisme, imajinasi yang terbangun dalam pikiran ini bukan ilusi yang hampa tetapi akan memberikan energi positif bagi para pembaca untuk dapat menjaga alam semesta. Karena begitu banyak keutamaan (keunggulan) yang telah diberikan Allah terhadap makhluk terseksi dan mengalahkan semua mahluk yang lainnya (wafadhalna hum ala kasirim mimman khalaqna tafdlila) dan bener-benar lebih unggul. Waallahu a'lam bi shawab



H Munib Abd Muchith, alumni Lirboyo '92, alumni Pesantren Al-Itqon Bugen, Kota  Semarang, Wakil Katib PWNU Jateng


Opini Terbaru