Engklek Edukatif, Inovasi Kreatif Tingkatkan Minat Belajar Matematika di MI Salafiyah Simbang Kulon 02
Selasa, 22 April 2025 | 14:00 WIB
Pekalongan, NU Online Jateng
Mata pelajaran Matematika kerap dianggap sebagai tantangan tersendiri bagi sebagian siswa. Untuk mengubah persepsi tersebut, MI Salafiyah Simbang Kulon 02, Kecamatan Buaran, Kabupaten Pekalongan, menghadirkan inovasi pembelajaran berbasis budaya lokal bernama Engklek Edukatif.
Metode ini mengintegrasikan permainan tradisional Engklek ke dalam proses pembelajaran Matematika melalui pendekatan gamifikasi.
Engklek merupakan permainan tradisional yang populer di kalangan anak-anak, khususnya di lingkungan sekolah dasar. Selain menyenangkan, permainan ini melatih konsentrasi, keseimbangan, serta kerja sama antar pemain. Dengan modifikasi pada papan dan alur permainan, Engklek digunakan sebagai media pembelajaran yang menyatu dengan materi Matematika, seperti operasi hitung, pengukuran, hingga konsep geometri.
“Engklek dipilih karena mudah dimainkan, bisa mengenalkan dan menghidupkan kembali kearifan lokal bagi anak, dan punya potensi besar untuk dijadikan alat bantu belajar yang menyenangkan,” ujar Lailatul Zulfa, guru Matematika kelas V yang juga tercatat sebagai mahasiswa Magister Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (MPGMI) UIN KH Abdurrahman Wahid Pekalongan.
Modifikasi Media dan Cara Bermain
Papan Engklek dimodifikasi dengan menambahkan angka pada setiap kotaknya. Kertas bertuliskan nama buah ditempelkan pada uang koin yang digunakan sebagai gaco (biasanya berupa pecahan genting). Permainan ini dimanfaatkan untuk pembelajaran materi pengumpulan data. Setiap kelompok mencatat data berdasarkan hasil lemparan gaco ke kotak tertentu yang mencantumkan angka dan nama buah.
Permainan dilakukan secara berkelompok untuk mendorong kolaborasi dan sportivitas. Guru berperan sebagai fasilitator sekaligus juri, yang memberikan arahan dan umpan balik langsung selama kegiatan berlangsung.
Peningkatan Minat dan Sikap Belajar
Tujuan utama dari implementasi inovasi ini adalah meningkatkan minat dan motivasi belajar siswa, serta membentuk sikap positif terhadap Matematika. Selama proses implementasi, terlihat peningkatan partisipasi siswa dalam pembelajaran. Sebanyak 90 persen siswa menyatakan lebih senang belajar Matematika melalui metode ini. Bahkan, 85 persen di antaranya merasa lebih termotivasi menyelesaikan soal-soal yang sebelumnya dianggap sulit.
Guru pengampu, Rina Kartika menyampaikan bahwa siswa yang biasanya pasif kini menjadi lebih aktif dan percaya diri.
“Biasanya saya malas belajar Matematika, tapi sekarang seru karena seperti main game dan bisa sambil lari-larian,” ujar Arina, siswi kelas V PA yang kini menjadi salah satu peserta paling aktif.
Kepala MI Salafiyah Simbang Kulon 02, Saifuddin, mengapresiasi inovasi tersebut. Menurutnya, pendekatan pembelajaran kontekstual seperti Engklek Edukatif mampu menjembatani antara kebutuhan kurikulum dan karakteristik siswa.
“Inovasi seperti ini sangat dibutuhkan. Tidak hanya memudahkan pemahaman siswa, tetapi juga menumbuhkan kecintaan terhadap pelajaran yang selama ini dianggap sulit,” ujarnya.
Dengan metode ini, Engklek tidak lagi sekadar permainan tradisional, tetapi menjadi media pembelajaran yang membangkitkan semangat belajar, memperkuat kerja sama tim, dan membentuk karakter positif siswa. Inovasi ini menjadi bukti bahwa pendekatan kreatif dan berbasis kearifan lokal dapat membawa perubahan nyata dalam proses pendidikan, khususnya dalam mata pelajaran Matematika.
Terpopuler
1
Inilah Lokasi Sholat Idul Adha Jumat 6 Juni 2025 Wilayah Semarang Jawa Tengah yang Dilansir LD PCNU Kota Semarang
2
3 Amalan di Hari Tasyrik
3
Gandeng Ulama, Juleha Demak Gencarkan Edukasi Kurban Sesuai Syariat
4
Kurban Kambing Lebih Utama dari Sapi? Ini Alasannya!
5
KH Maslahuddin dan Warisan GERBUHU: Amalan Seribu Kulhu di Hari Arafah
6
Pastikan Kurban Sesuai Syariat, PCNU Magelang Gelar Pelatihan Juru Sembelih Halal
Terkini
Lihat Semua