Keislaman

Lailatul Ijtima' PWNU Jateng: Jalankan Enam Visi Misi NU dengan Tulus, Raih Barokah Dunia Akhirat

Rabu, 23 Juli 2025 | 20:00 WIB

Lailatul Ijtima' PWNU Jateng: Jalankan Enam Visi Misi NU dengan Tulus, Raih Barokah Dunia Akhirat

Wakil Rais Syuriyah PWNU Jawa Tengah, KH Shofwan Fauzi Al Sahrawi, saat berikan Tausyiah di Lailatul Ijtima'.

Semarang, NU Online Jateng 

Wakil Rais Syuriyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah, KH Shofwan Fauzi Al Sahrawi mengajak segenap warga NU untuk melaksanakan visi dan misi organisasi secara menyeluruh. Menurutnya, keberhasilan Nahdlatul Ulama tidak hanya ditentukan oleh kekuatan struktur, tetapi terutama oleh ketulusan hati dalam menjalankan ajaran dan garis perjuangan para ulama pendiri.

 

Hal itu disampaikan Kiai Shofwan dalam tausyiah kegiatan Lailatul Ijtima’ yang digelar di Gedung PWNU Jawa Tengah, Jalan Dr Cipto 180 Semarang, Senin malam (21/7/2025). 

 

Kegiatan tersebut diselenggarakan secara rutin setiap bulan sebagai ajang silaturahmi, penguatan spiritualitas, dan evaluasi gerakan ke-NU-an. Pada kesempatan kali ini, Lembaga Perekonomian (LP) PWNU Jateng bertindak sebagai panitia pelaksana. Hadir pula jajaran Syuriyah dan Tanfidziyah PWNU Jateng, serta dari berbagai Lembaga dan Badan Otonom.

 

Dalam ceramahnya, Kiai Shofwan menekankan bahwa inti dari visi dan misi NU adalah pendidikan dan dakwah. NU akan menjadi organisasi yang membanggakan jika gerakan dakwahnya menonjol dan dilandasi akidah serta perilaku yang selaras dengan nilai-nilai Ahlussunnah wal Jamaah an-Nahdliyah.

 

“Ada enam pilar utama dalam visi dan misi NU, yaitu: Akidah Ahlussunnah wal Jamaah an-Nahdliyah, Fikrah an-Nahdliyah, Amaliah an-Nahdliyah, Harakah an-Nahdliyah, Siasah an-Nahdliyah, dan Akhlak an-Nahdliyah. Jika enam hal ini benar-benar dilaksanakan oleh lembaga-lembaga di bawah naungan NU, maka insyaallah, tiga disiplin dasar dalam ajaran Islam—syariat, aqidah, dan tasawuf—dapat diwujudkan secara utuh,” terangnya.

 

Menurutnya, NU bukan sekadar organisasi sosial keagamaan, tetapi merupakan jalan pengabdian yang telah dirintis para ulama. Ketulusan dalam menjalaninya menjadi kunci utama dalam meraih keberkahan. 

 

Ia mencontohkan dirinya yang merasakan kemudahan dan keberkahan setelah menjalani perjuangan dalam NU dengan ikhlas.

 

“Saya ini termasuk yang berusaha melaksanakan NU dengan hati yang tulus. Alhamdulillah, dimudahkan oleh Allah. Sekarang saya bisa bersilaturahmi dengan banyak tokoh dan masyarakat. Melaksanakan NU itu barokahnya besar. Jangan ragukan itu, karena NU ini didirikan oleh para ulama. Jika kita meneladani para ulama, insya Allah hidup kita bahagia dunia akhirat,” tutur Kiai asal Solo ini.

 

Ia juga mengajak seluruh pengurus dan warga NU untuk membuka ruang selebar-lebarnya agar masyarakat ikut serta dalam program-program NU, baik di bidang dakwah, pendidikan, ekonomi, maupun sosial kemasyarakatan. NU, katanya, adalah wadah yang telah disiapkan oleh para kiai sebagai jalan untuk mendekatkan diri kepada Allah swt.

 

“Mari ajak semua komunitas untuk masuk dalam gerakan Nahdlatul Ulama. Insya Allah kita semua akan mendapatkan barokah. NU ini adalah organisasi yang sudah dirancang oleh para kiai dengan landasan spiritual yang kokoh. Tinggal kita jalankan dengan istiqamah dan rasa syukur,” pesannya.

 

Menutup tausyiahnya, Kiai Shofwan mengutip Surat Al-Mulk ayat 10, yang mengingatkan pentingnya mendengarkan dan memahami peringatan Allah: wa qâlû lau kunnâ nasma‘u au na‘qilu mâ kunnâ fî ash-ḫâbis-sa‘îr. Artinya: Mereka juga berkata, “Andaikan dahulu kami mendengarkan atau memikirkan (peringatan itu), tentulah kami tidak termasuk ke dalam (golongan) para penghuni (neraka) Sa‘ir (yang menyala-nyala).”

 

Ayat tersebut, menurutnya, menjadi peringatan bagi siapa pun agar tidak mengabaikan ilmu dan nasihat ulama. 

 

“Seandainya saya waktu dulu di kantor PWNU mau sungguh-sungguh mendengarkan dan merenung, tentu saya lebih memahami diri saya, lebih mengenal Allah, dan tidak termasuk golongan yang disiksa. Maka mari kita jadikan NU sebagai jalan untuk mengenal dan mendekatkan diri kepada Allah SWT,” ajaknya.

 

Monggo Lembaga Dakwah mengembangkan masalah ngaji saudara kita semua, supaya menjadi hamba Allah yang mendekatkan diri kepada Allah lewat jalur Nahdlatul Ulama yang sudah diwadahi sedemikian rupa oleh para kiai, tandasnya.