Khutbah

Khutbah Jumat: Sikap Orang Tua terhadap Guru Anak demi Kesuksesan dan Keberkahan

Kamis, 24 Juli 2025 | 10:00 WIB

Khutbah Jumat: Sikap Orang Tua terhadap Guru Anak demi Kesuksesan dan Keberkahan

Ilustrasi orang tua dan anak (Foto: Istimewa)

Kita kini hidup di tengah zaman yang penuh tantangan bagi pendidikan dan pembentukan karakter generasi. Dalam proses mendidik anak, guru bukan hanya penyampai ilmu, tetapi juga pembimbing moral dan penanam nilai-nilai kehidupan. Di sinilah peran orang tua sangat menentukan: bagaimana sikap mereka terhadap guru akan membentuk cara pandang anak terhadap ilmu, adab, dan keberhasilan hidup.


Keteladanan orang tua dalam menghormati guru menjadi kunci keberkahan ilmu dan kesuksesan pendidikan anak. Islam menempatkan guru pada posisi yang mulia, dan para ulama salaf menegaskan bahwa menghormati guru adalah bagian dari menghormati ilmu dan kemuliaan agama. Naskah Khutbah Jum’at ini berjudul: "Sikap Orang Tua terhadap Guru Anak demi Kesuksesan dan Keberkahan."


Untuk mencetak, silakan klik fitur download berwarna merah di desktop pada bagian atas naskah khutbah ini. Semoga bermanfaat dan menjadi wasilah lahirnya generasi yang beradab dan penuh keberkahan.


Khutbah I
 

الحَمْدُ لِلَّهِ الْعَلِيمِ الْحَكِيمِ، رَافِعِ مَنْزِلَةِ أَهْلِ الْعِلْمِ وَالْفَهْمِ،
الْمُجْزِي لِكُلِّ نِيَّةٍ بِقَدْرِ الْعَزْمِ، وَالْمُكْرِمِ لِأَهْلِ الْفَضْلِ وَالْقِسْمِ.

نَحْمَدُهُ عَلَى نِعَمِ التَّعْلِيمِ وَالتَّفْهِيمِ، وَنَشْكُرُهُ عَلَى فَضْلِ التَّوْفِيقِ وَالتَّكْرِيمِ .وَنَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ فِي الْحُكْمِ،
شَهَادَةً تُنَجِّي مِنَ الظُّلُمَاتِ وَالظُّلْمِ، وَتُوصِلُ إِلَى النُّورِ وَالْكَرَمِ.

وَنَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا رَسُولُ اللهِ، سَيِّدُ الْعُلَمَاءِ وَالْحُكَمَاءِ وَسَيِّدُ الْأُمَمِ، ٱللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدَنَا وَمَوْلَانَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ تَسْلِيمًا يَبْقَى دَوَامًا عَلَى مَرِّ الْقِدَمِ.

أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُونَ، أُوصِيكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فِي السِّرِّ وَالْعَلَنِ وَفِي الْيَقَظَةِ وَالنَّوْمِ، فَالتَّقْوَى سَبَبُ الْفَوْزِ وَالسَّلَامَةِ فِي الدُّنْيَا وَالْيَوْمِ، وَبِهَا يَرْفَعُ اللهُ شَأْنَ العَبْدِ وَالْقَوْمِ. يَقُولُ اللهُ سُبْحَانَهُ فِي كِتَابِهِ الْكَرِيمِ : أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ . يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ ۗ


Jamaah Jumat rahimakumullah, 


Segala puji bagi Allah yang mengangkat derajat orang-orang beriman dan berilmu. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, sang guru agung bagi umat manusia.


Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah,


Marilah kita tingkatkan takwa kepada Allah dengan sebenar-benarnya takwa. Takwa yang diwujudkan dalam akhlak, adab, dan penghormatan, termasuk kepada para guru yang telah menjadi perantara ilmu bagi anak-anak kita.


Sebab adab orang tua terhadap guru anak adalah bagian dari takwa, dan menjadi jalan datangnya keberkahan serta kesuksesan anak di dunia dan akhirat


Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,


Di zaman yang serba cepat ini, orang tua begitu sibuk mengejar masa depan anak: mencari sekolah terbaik, mencarikan les, fasilitas, bahkan guru privat. Namun satu hal yang sering terlupakan adalah adab orang tua terhadap guru anaknya. Padahal, adab ini adalah kunci keberkahan ilmu dan kesuksesan anak, lahir dan batin.


Allah Swt. berfirman:


يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ


Artinya: “Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kalian dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat.” (QS. Al-Mujadilah: 11)


Dalam tafsir al-Khazin dijelaskan, maksud "yang diberi ilmu" adalah para ulama dan guru yang mengajarkan ilmu agama maupun dunia. Maka memuliakan guru adalah bagian dari keimanan, dan tanda bahwa kita ingin anak-anak kita ditinggikan derajatnya.


Rasulullah Saw. bersabda:


إِنَّ العُلَمَاءَ وَرَثَةُ الأَنْبِيَاءِ، وَإِنَّ الأَنْبِيَاءَ لَمْ يُوَرِّثُوا دِينَارًا وَلَا دِرْهَمًا، وَإِنَّمَا وَرَّثُوا العِلْمَ، فَمَنْ أَخَذَهُ أَخَذَ بِحَظٍّ وَافِرٍ.

 
Artinya: “Sesungguhnya para ulama adalah pewaris para nabi. Para nabi tidak mewariskan dinar atau dirham, melainkan ilmu. Siapa yang mengambilnya, ia telah mengambil bagian yang besar.” (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi)


Maka guru anak kita adalah bagian dari pewaris nabi. Bayangkan bila orang tua justru mencela atau meremehkan guru: itu sama saja mencela para pewaris nabi. Apa yang terjadi? Anak kehilangan keberkahan dan adab.


Imam al-Zarnuji dalam Ta'lim al-Muta’allim mengutip nasihat:


وَمِنْ تَوْقِيرِ الْمُعَلِّمِ تَوْقِيرُ وَالِدِهِ، لِأَنَّهُ سَبَبٌ فِي نَجَاةِ دِينِهِ، كَمَا أَنَّ وَالِدَهُ سَبَبٌ فِي وُجُودِهِ.


Artinya: “Memuliakan guru itu seperti memuliakan ayahnya, karena guru adalah sebab selamatnya agama anak, sebagaimana ayah adalah sebab adanya jasad anak.” (Ta'lim al-Muta’allim, hlm. 42)


Bila orang tua bersikap sopan, tawadhu, dan hormat kepada guru anaknya, maka anak akan meneladaninya. Sebaliknya, jika orang tua menyalahkan guru di depan anak, mencela keputusan guru, atau menghasut anak untuk meremehkan gurunya, maka anak pun akan tumbuh tanpa adab dan kehilangan keberkahan ilmunya.


Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah,


Imam Syafi'i rahimahullah, ketika belajar kepada Imam Malik, memperlakukan kitab gurunya dengan adab tinggi. Ia tidak pernah membalik lembaran kitab di depan Imam Malik dengan kasar karena takut suara lipatan kertasnya mengganggu gurunya. Ia bahkan tidak pernah membaringkan kakinya ke arah rumah Imam Malik meski beliau berada jauh. Ini adab murid terhadap guru.


Bagaimana dengan orang tua? Diceritakan, ibu Imam Syafi’i sangat memuliakan para guru, bahkan selalu mendoakan guru anaknya dalam setiap shalat malam. Buahnya? Syafi’i tumbuh menjadi imam besar umat Islam.


Jamaah yang dimuliakan Allah,


Jika kita ingin anak kita sukses, berakhlak, dan mendapat keberkahan hidup, maka mulailah dengan memperbaiki sikap kita terhadap gurunya. Hargai pendapat guru, jangan meremehkan di depan anak. Dukung kebijakan sekolah, jangan cepat menyalahkan. Sebab sesungguhnya yang anak kita tiru bukan hanya nasihat, tapi teladan orang tuanya. Mari kita tutup khutbah ini dengan semangat kebaikan:
“Jika anakmu ingin menjadi bintang, jangan redupkan cahaya gurunya.”


بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، وَتَقَبَلَّ اللهُ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ، إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ، أَقُولُ قَوْلِي هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ ٱللَّهَ لِي وَلَكُمْ، فَٱسْتَغْفِرُوهُ، إِنَّهُ هُوَ ٱلْغَفُورُ ٱلرَّحِيمُ.


Khutbah II


الحمد للهِ حَمْدًا كَثِيرًا طَيِّبًا مُبَارَكًا فِيهِ، كَمَا يُحِبُّ رَبُّنَا وَيَرْضَى.
نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنُؤْمِنُ بِهِ وَنَتَوَكَّلُ عَلَيْهِ، وَنُصَلِّي وَنُسَلِّمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، سَيِّدِ الْعَالَمِينَ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ 
  .
أَمَّا بَعْدُ؛ أُوصِيكُمْ أَيُّهَا الْحَاضِرُونَ وَإِيَّايَ نَفْسِيَ الْمُذْنِبَةَ بِتَقْوَى اللهِ، فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُونَ، اعْلَمُوا أَنَّ اللهَ تَعَالَى أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيهِ بِنَفْسِهِ، وَثَنَّى بِمَلَائِكَتِهِ الْمُسَبِّحَةِ بِقُدْسِهِ، فَقَالَ عَزَّ مِنْ قَائِلٍ عَلِيمً  :إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا. اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ، وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ، وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ، وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ، فِي الْعَالَمِينَ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ.

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ .اللَّهُمَّ اجْعَلْ أَبْنَاءَنَا وَبَنَاتِنَا مِنَ الصَّالِحِينَ، وَاجْعَلْهُمْ ذُخْرًا لِدِينِكَ، وَبَارِكْ لَهُمْ فِي الْعِلْمِ وَالْعَمَلِ، وَارْزُقْنَا وَإِيَّاهُمْ بِرَّ الْعُلَمَاءِ وَالْمُرَبِّينَ، وَمَنْ أَحْسَنَ إِلَيْنَا فِي دِينِنَا.

اللَّهُمَّ احْفَظْ أَوْلَادَنَا وَذُرِّيَّاتِنَا، وَارْزُقْهُمْ الْفَهْمَ وَالْحِكْمَةَ، وَجَنِّبْهُمُ الْجَهْلَ وَسُوءَ الْأَدَبِ، وَاجْعَلْنَا وَإِيَّاهُمْ مِنْ أَهْلِ الْقُرْآنِ وَأَهْلِ الْعِلْمِ وَالطَّاعَةِ.

عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ، وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَى، وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ 

فَاذْكُرُوا اللَّهَ الْعَظِيمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ، وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ.


Disusun oleh: H Moh. Zainal Abidin, Khodimul Ma’had Al-Muayyad Surakarta, Wakil Rois Syuriyah PCNU Surakarta