• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Kamis, 25 April 2024

Opini

Lailatul Qadr, Amalan yang Perlu Diketahui

Lailatul Qadr, Amalan yang Perlu Diketahui
foto: ilustrasi (nu online)
foto: ilustrasi (nu online)

Lailatul Qadar, malam yang dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah. Malam tersebut tidak jarang kita ketahui dengan malam lebih baik dari seribu bulan tidak tahu kapan malam itu ditemukan oleh setiap insan.


Terdapat hikayat yang menceritakan Abu Yazid Al-Busthami berkata bahwasanya ia mendapati malam lailatul qadar sepanjang hidupnya sebanyak dua kali dan keduanaya terjadi pada tanggal 27 Ramadhan. Disebutkan keterangan di dalam kitab Al-Haqaaiq karangan Al-Hanafi bahwa huruf lailatul qadar itu berjumlah Sembilan huruf. Dan kata atau term al-qadr sendiri terulang sebanyak tiga kali dalam suratnya.


Memang tidak dapat dipungkiri bahwa terdapat beberapa perbedaan dari kalangan ulama terkait kapan lailatul qadr itu turun. Ada yang berpendapat pada awal dari bulan Ramadhan. Ada juga yang berpendapat pada malam ketujuh belasnya. Dan ada juga yang berpendapat pada tanggal sepuluh terakhir. Tidak ketinggalan juga kesepakatan para ulama, malam itu turun pada tanggal 27 dari bulan yang mulia itu. Namun tidak diberitahukannya secara pasti kapan malam itu turun sejatinya mengajak kita untuk selalu mengisi malam-malam di bulan Ramadhan dengan sebaik-baiknya. Lalu bagaimana kita mengisinya ?


Dalam sebuah hadist nabi disebutkan seperti ini


من صلى في ليلة القدر ركعتين في كل ركعة بفاتحة الكتاب مرة و الإخلاص سبع مرات فإذا سلم يقول استغفر الله و أتوب إليه سبعين مرة فلا يقوم من مقامه حتى يغفر الله له و لأبويه و يبعث الله تعالى ملائكة إلى الجنان يغرسون له الأشجار و يبنون القصور و يجرون الأنهار و لا يخرج من الدنيا حتى يرى ذلك كله


Siapa saja yang bersembahyang dua rakaat pada malam qadar, yang mana setiap rakaatnya dia membaca surat al-fatihah satu kali dan surat al-Ikhlas tujuh kali. Kemudian setelah salam mengucapkan Astaghfirullah wa atuubu ilaih (aku memohon ampunan kepada Allah dan bertaubat kepada-Nya) tujuh puluh kali, maka tidaklah ia bangun dari tempatnya, kecuali Allah mengampuni dosanya dan dosa kedua orang tuanya, dan Allah mengutus beberapa malaikat berangkat ke surga-surga. (Di sana) mereka menanmkan pepohonan untuknya, membangunkan istana dan mengalirkan sungai-sungai. Dan orang itu tak akan keluar dari dunia sehingga dia melihat terlebih dahulu semua itu.


Dalam keterangan lain terdapat munajat nabi Musa kepada Allah yang perlu kita ketahui bersama. Dalam munajatnya seperti ini "Wahai Tuhanku, aku menginginkan kedekatan-Mu." Allah pun menjawabnya, "Kedekatanku bagi orang yang bangun pada malam lailatul qadr. "Wahai Tuhanku, aku menginginkan rahmat-Mu." Allah pun mejawabnya, "Rahmatku bagi orang yang merahmati orang-orang miskin. "Wahai Tuhanku, aku ingin diperkenankan melewati jembatan shiratal mustaqim seperti kilat." Allah pun menjawabnya, "Itu bagi orang yang bersedekah pada malam lailatul qadr." "Wahai Tuhanku, aku ingin duduk di bawah naungan pepohonan di surga seraya memakan buahnya." Allah pun menjawabnya, "Itu bagi orang membaca kalimat tasbih pada malam lailatul qadr. "Wahai Tuhanku, aku ingin bebas dari siksa api neraka." Allah pun menjawabnya, "Itu bagi orang yang beristighfar (meminta ampunan) kepada Allah pada malam lailatul qadr. "Wahai Tuhanku, aku menginginkan keridhaan-Mu." Allah pun menjawab, "Keridhaanku bagi orang yang melaksanakan sholat dua rakaat pada malam lailatul qadr.


Munajat di atas setidaknya kita dapat petik sarinya bahwa pada malam lailatul qadar dianjurkan untuk memperbanyak amal seperti shalat dua rakaat, membaca kalimat-kalimat baik dan tak lupa bersedekah kepada orang-orang yang kurang mampu.


Terdapat juga tuntunan do'a Rasulullah bagi orang yang menemui malam lailatul qadar. Berikut tuntunannya.


اللهم إنك عفو كريم تحب العفو فاعف عني


Sekian yang dapat saya tuliskan terkait amalan yang perlu diketahui saat meraih malam dimana lebih baik daripada seribu bulan. Pesan saya, mari isi sisa-sisa malam-malam Ramadhan kita dengan sebaik-baiknya dengan semampu-mampunya.


Sumber: Kitab Durrotunnashihin–Fi bayaani fadhilati lailatil qadr


Diyaul Aziz, santri Durrotu Ahlisunnah Waljamaah Banaran, Sekaran, Gunungpati, Kota Semarang dan mahasiswa UIN Walisongo Semarang Jurusan Ilmu Al-Qur'an dan tafsir


Opini Terbaru