Khutbah

Khutbah Jumat: Hakikat Tahun Baru

Kamis, 2 Januari 2025 | 19:00 WIB

Khutbah Jumat: Hakikat Tahun Baru

Ilustrasi Tahun Baru (Freepik)

Kita baru menyambut tahun 2025, masyarakat di seluruh belahan dunia siap menyambut dengan penuh rasa harap, tentunya beserta doa terbaik. Khutbah Jumat kali ini mengangkat judul “Hakikat Tahun Baru”. Untuk Mendowndload naskah khutbah link biru di atas. Semoga bermanfaat!


Khutbah I


  الحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالْهُدَى وَدِيْنِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهِ وَكَفَى بِاللَّهِ شَهِيْدًا
أَشْهَدُ أَنْ لاَإِلَهَ إِلاَّاللَّهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ وأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
 اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ،

 أَمَّا بَعْدُ: فَيَا عِبَادَ اللَّهِ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللَّهِ وَقَالَ اللَّهُ تَعَالَى فِيْ كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ: وَمَنْ يَّتَّقِ اللهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا، وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَايَحْتَسِبُ،

وَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: اِتَّقِ اللَّهَ حَيْثُمَا كُنْتَ وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ

 

Hadirin Jamaah Shalat Jum’at Rahimakumullah


Segala bentuk pujian dan syukur kita, marilah kita panjatkan kehadirat Allah Swt zat yang hanya kepada-Nya lah kita memohon pertolongan. Kita bersaksi bahwa tiada tuhan yang kita sembah selain Allah Swt dan Muhammad Saw adalah utusan Allah Swt.


Shalawat, salam dan sanjungan marilah kita haturkan kepada nabi kita Muhammad Saw semoga kita diakui sebagai umat beliau dan senantiasa mendapat syafaat beliau di dunia dan di akhirat kelak. Aamin.


Pada kesempatan khutbah Jumat siang hari ini, khatib kembali berwasiat kepada diri khatib sendiri dan juga kepada jamaah yang dirahmati Allah Swt untuk berusaha meningkatkan ketaqwaan kita kepada Allah Swt. 

 

Sebagaimana kita ketahui bahwa taqwa adalah usaha manusia untuk melaksanakan perintah Allah Swt dan menjauhi larangan Nya. Semoga Allah Swt senantiasa menunjukkan jalan yang benar, sehingga kita tidak terjerumus ke dalam hal-hal yang dilarang Allah Swt.


Jamaah Jumat rahimakumullah,


Tiada pernah kita rasa, kita telah menjalani hidup dari hari berganti hari, bulan berganti bulan, dan tahun berganti tahun, dan saat ini kita telah memasuki tahun baru. Setiap peristiwa pergantian tahun, tentu kita merasakan makna yang sangat dalam bagi kehidupan kita masing-masing. 


Satu sisi, pergantian tahun menjadi tempat menaruh harapan baru untuk mencapai keberhasilan dan kesuksesan. Namun, pada sisi yang lain, peristiwa yang telah berlalu hingga kegagalan yang tidak kita harapkan di tahun-tahun yang telah kita lewati menjadi memori yang jangan pernah terjadi lagi di tahun yang akan datang.


Maka dari itu, manusia selayaknya merenungi diri, bermuhasabah terhadap kebaikan dan keburukan yang telah dilakukan di masa yang telah lalu. Terutama sepantasnya kita bermuhasabah tentang ibadah kita kepada Allah Swt.


Berkaitan dengan umur, waktu, dan kesempatan, banyak di antara kita yang lalai memanfaatkan waktu dengan baik. Waktu mengalir seperti air yang bahkan setiap detik terus berganti dan terus berjalan. Coba kita celupkan jari kita pada air yang mengalir, lalu angkat dan celupkan lagi, maka setiap celupan jari kita sudah tidak lagi mengenai air yang sama. Itulah pelajaran kehidupan bagi kita. Begitu cepat kesempatan dan waktu berlalu hingga bahkan setiap peristiwa yang sudah berlalu, tidak mungkin lagi akan kita temui peristiwa yang sama. Dan itulah waktu yang mudah sekali kita sepelekan. Karenanya Allah Swt. menyampaikan dalam firman-Nya:


وَالْعَصْرِۙ اِنَّ الْاِنْسَانَ لَفِيْ خُسْرٍۙلَّا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ ەۙ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِࣖ 


Artinya : demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam keadaan rugi, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh dan saling menasehati dalam kebenaran dan kesabaran.


Jamaah Jumat rahimakumullah,


Banyak manusia merasa rugi karena waktunya sirna tanpa terasa, banyak manusia merasa rugi karena umurnya hilang tanpa bekas, banyak manusia rugi karena kesempatan yang tidak dimaksimalkan, banyak manusia rugi karena tidak mengatur waktunya dengan baik hingga hanya sibuk pada dunia dan lupa akan ibadah kepada Sang Pencipta, yaitu Allah Swt.


Apa yang dapat kita lakukan dalam menghadapi tahun baru ini supaya kita tidak terus menerus dalam keadaan merugi? Salah satu cara yang dapat kita lakukan adalah dengan bermuhasabah. Muhasabah adalah introspeksi, mawas diri atau meneliti diri kita sendiri. Yakni menghitung-hitung perbuatan yang telah kita lakukan dalam kehidupan sehari hari.

 

Ibnu Qayyim Al-Jauziyah menjelaskan bahwa semakin sering seseorang bermuhasabah, maka kerugian pada dirinya akan semakin berkurang. Sebab ketika ia merasa sia-sia atau merugi atas apa yang sudah dilakukan, seorang tersebut akan segera memperbaiki dan tidak mengulanginya lagi


Allah Swt. berfirman dalam Al Qur'an surat al Hasyr ayat 18:


يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍۚ وَاتَّقُوا اللّٰهَۗ اِنَّ اللّٰهَ خَبِيْرٌ ۢ بِمَا تَعْمَلُوْنَ 


Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat). Bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha teliti terhadap apa yang kamu kerjakan.


Ayat di atas menekankan kepada manusia untuk intropeksi diri atas segala Tindakan di dunia sehingga mendapatkan keselamatan di akhirat.


Jamaah Jumat rahimakumullah,


Lantas bagaimana cara yang bisa kita lakukan untuk mengintropeksi diri kita sendiri? Para ulama memberikan cara bermuhasabah yang dapat kita lakukan dalam perilaku kita sehari-hari.


Pertama, meneliti ibadah fardhu. Dengan segala nikmat yang telah Allah berikan kepada kita setiap waktu, adakah perkara wajib yang masih kita tinggalkan, atau bahkan malah ada perbuatan terlarang yang masih kita lakukan. Dari sini lah kita seharusnya bermuhasabah, sudahkah kita menggunakan waktu dan kesempatan yang ada untuk memaksimalkan ibadah kita, ataukah sebaliknya waktu dan kesempatan itu kita gunakan untuk mengingkari perintah dan larangan Allah Swt.


Kedua, melihat dosa-dosa yang telah lalu. Sudah sepantasnya sebagai manusia kita memiliki dosa. Entah dosa kecil yang kita perbuat setiap hari tanpa kita sengaja, atau bahkan dosa besar bermaksiat kepada Allah yang kita lakukan secara sengaja akibat ganasnya nafsu dan lemahnya iman kita. Maka dengan menyadari akan banyaknya dosa yang ada pada diri kita, muhasabah dapat dilakukan dengan memperbanyak istighfar, bertaubat kepada Allah Swt dengan cara mengakui kesalahan diiringi dengan tekad kuat untuk tidak mengulanginya lagi atau biasa disebut dengan taubatannasuha


Ketiga, menata niat supaya terhindar dari kelalaian kepada Allah Swt terkadang kita menganggap niat sebagai suatu yang mudah untuk dilakukan. Akan tetapi menggantungkan niat dengan menghadirkan Allah dalam setiap Langkah kita bukanlah perkara yang gampang. Padahal dengan niat lillahita'ala itulah aktivitas dan pekerjaan kita sehari-hari menjadi ibadah dan terdapat unsur keberkahan di dalamnya. Marilah kita bermuhasabah, dimana niat kita selama ini, dan sudahkah kita memiliki niat karena Allah dalam setiap aktivitas kita sehari-hari. Sudah saatnya kita latih diri kita untuk selalu menghadirkan Allah Swt dalam setiap aktivitas, dan meyakini bahwa tidak ada kekuatan dalam diri kita selain dari Allah Swt.


Keempat, meneliti anggota badan kita dalam setiap perbuatan yang kita lakukan. Mari kita tanyakan pada diri kita masing-masing. Sedemikian banyak nikmat anggota badan yang diberikan Allah kepada kita, sudahkah kita maksimalkan untuk beribadah kepada-Nya? Sudahkah kita gunakan kening kita untuk bersujud kepada Allah? Sudahkah kita gunakan kesempurnaan lisan kita untuk memuji Allah dengan berdzikir? Sudahkah kita gunakan kesempurnaan tangan, kaki dan seluruh anggota tubuh kita untuk menyembah Allah melalui sholat? Mari kita teliti dan terus bermuhasabah. Karena kelak di akhirat seluruh anggota tubuh kita akan dimintai pertanggungjawaban. 


Sesuai dengan QS. An-Nur ayat 24


يَّوْمَ تَشْهَدُ عَلَيْهِمْ اَلْسِنَتُهُمْ وَاَيْدِيْهِمْ وَاَرْجُلُهُمْ بِمَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ


Pada ayat ini Allah menerangkan bahwa ketika orang-orang yang bergelimang dosa di dunia akan diazab di akhirat nanti, mereka membantah dan mengingkari perbuatan jahat mereka, maka anggota tubuhnya menjadi saksi. Lidah, tangan dan kaki mereka menjadi saksi dan menceritakan apa-apa yang telah dikerjakan di dunia. Dengan kekuasaan Allah anggota-anggota tubuh itu bisa berbicara dan bercerita.


Jamaah Jumat rahimakumullah,


Marilah kita buka momentum tahun baru ini dengan muhasabah. Kita koreksi diri kita masing-masing. Apakah waktu, kesempatan, Kesehatan, hingga kesempurnaan anggota tubuh yang diberikan Allah kepada kita sudah kita gunakan untuk menyembah-Nya? Atau justru kita masih condong pada hal-hal negatif yang dilarang Allah Swt.


Akhirnya, marilah kita menundukkan kepala dan berdoa semoga Allah Swt menerima taubat dan mengampuni dosa-dosa kita yang telah lalu, dan semoga Allah Swt senantiasa memberikan petunjuk kepada kita untuk selalu bermuhasabah dalam melanjutkan kehidupan di dunia pada tahun-tahun yang akan datang sehingga kita menjadi pribadi yang lebih baik. Amin ya robbal alamin.


بَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ فِي اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْمِ


Khutbah II


   الْحَمْدُ لِلّٰهِ وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ ثُمَّ الْحَمْدُ لِلّٰهِ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ لَا نَبِيَّ بَعْدَهُ.

 اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ القِيَامَةِ. أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ

. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى: إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يٰأَ يُّها الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا   اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ

 .اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ، اَلْأَحْياءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ. اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلَاءَ وَاْلوَبَاءَ والقُرُوْنَ وَالزَّلَازِلَ وَسُوْءَ اْلفِتَنِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا إِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ بُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عامَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. اَللّٰهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ وَأَرِنَا الْبَاطِلَ بَاطِلًا وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. وَاَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ
  
عٍبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتاءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشاءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ، وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللهِ  أَكْبَرُ