Muhammad Ishom
Kolomnis
Khutbah I
اَلْحَمْدُ للهِ اْلحَمْدُ للهِ
الّذي هَدَانَا سُبُلَ السّلاَمِ، وَأَفْهَمَنَا بِشَرِيْعَةِ النَّبِيّ الكَريمِ،
أَشْهَدُ أَنْ لَا اِلَهَ إِلَّا الله وَحْدَهُ لا شَرِيك لَه، ذُو اْلجَلالِ
وَالإكْرام، وَأَشْهَدُ أَنّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ
رَسولُه، اللّهُمَّ صَلِّ و سَلِّمْ وَبارِكْ عَلَى سَيِّدِنا مُحَمّدٍ وَعَلَى
الِه وَأصْحابِهِ وَالتَّابِعينَ بِإحْسانِ إلَى يَوْمِ الدِّين، أَمَّا بَعْدُ:
فَيَاأيُّهَا الإِخْوَان، أوْصُيْكُمْ وَ نَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ
لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنْ، قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي اْلقُرْانِ اْلكَرِيمْ:
أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الَّشيْطَانِ الرَّجِيْم، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَانِ
الرَّحِيْمْ: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا الله وَقُولُوا قَوْلًا
سَدِيدًا، يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ
يُطِعِ الله وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا وقال تعالى يَا اَيُّهَا
الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ
.وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. صَدَقَ اللهُ العَظِيمْ
Jamaah Jumat hafidhakumullah,
Siapakah yang tidak menginginkan surga? Orang-orang
beragama tentu menginginkannya karena mendapatkan surga berarti mendapat tempat
terbaik nan abadi di alam baka. Namun surga memiliki pintu-pintu yang hanya
dapat dibuka dan dilalui oleh mereka yang memiliki kunci-kuncinya. Berdasarkan beberapa
matan hadits terdapat tiga kunci utama untuk membuka pintu-pintu surga sebagai
barikut:
Pertama, bersaksi tiada
Tuhan selain Allah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مِفْتَاحُ اْلجَنَّةِ شَهَادَةٌ
أَنْ لَا إِلهَ إلَّا الله
Artinya, “Kunci surga adalah bersaksi Tiada Tuhan Selain
Allah” (HR. Ahmad).
Dr. Muhammad Taqiyuddin al-Hilali as-Subki dalam kitabnya
berjudul Hukmu Tarikis Shalati ‘Amadan Hatta Yakhruja Waktuha (1982:15)
memberikan penjelasan terkait dengan hadits di atas sebagai berikut:
فَاِنَّ الشَّهَادَةَ أَصْلُ
اْلمِفْتَاحِ
Artiya, “Sesungguhnya bersaksi (bahwa tiada Tuhan selain
Allah) merupakan fondasi kunci.”
Bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah menjadi dasar
pertama apakah seseorang akan dapat masuk surga atau tidak. Tanpa amal batiniah
yang disebut tauhid ini semua amal kebaikan manusia tidak ada artinya dalam
kaitannya dengan keselamatan di akhirat. Ia tidak akan masuk surga karena surga
hanya diperuntukkan bagi orang-orang yang bersaksi dengan sepenuh keyakinan
bahwa Allah adalah Tuhan satu-satunya. Jadi iman tauhid merupakan fondasi dari
semua amal manusia.
Sedemikian penting syahadat atau kesaksian seperti itu
hingga Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ مَاتَ وَهُوَ يَعْلَمُ أَنْ
لَا إِلهَ إلَّا الله دَخَلَ اْلجَنَّةَ
Artinya, “ Barang siapa mati sedang ia percaya Tiada Tuhan
selain Allah, maka masuklah ia ke dalam surga.” (HR. Muslim)
Memang sedemikian penting syadat tauhid tersebut dalam
kaitannya dengan surga. Kita dianjurkan untuk memperbanyak dzikir dengan
mengucapkan kalimat tersebut agar kita memiliki fondasi kunci utama surga.
Beberapa hadits juga menununjukkan barang siapa di akhir hayat mengucapkan
kalimat tersebut dengan meyakini sepenuhnya bahwa tiada Tuhan selalin Allah,
maka itu pertanda bahwa ia akan menemapti surga dalam hidupnya di akhirat
kelak.
Jamaah Jumat hafidhakumullah,
Kedua, menegakkan shalat.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مِفْتَاحُ اْلجَنَّةِ اَلصّلَاةُ
Artinya,”Kunci surga adalah menegakkan shalat” (Dari Jabir
bin Abdillah RA).
Shalat adalah kunci utama kedua setelah syahadat. Ia
merupakan amal lahiriah sekaligus merupakan perwujudan iman kepada Allah
subahanu wa ta’ala. Dr. Muhammad Taqiyuddin al-Hilali as-Subki selanjutnya
memberikan penjelasan tentang hubungan shalat dengan syahadat sebagai berikut:
وَالصَّلَاةُ وَبَقِيَّةُ
اْلاَرْكَانِ اَسْنَانُهُ الَّتِيْ لاَ يَحْصُلُ اْلفَتْحُ اِلَّا بِهَا
Artinya,”Shalat dan masing-masing rukunnya merupakan
gigi-gigi kunci yang memungkinkan terbukanya (pintu surga).”
Rasulullah shallahu alaihi wa sallam juga menjelaskan dalam
sebuah haditsnya tentang pentingnya shalat dalam hubungannya dengan keselamatan
seseorang di hari Kiamat karena shalat adalah amal jasmaniah pertama yang akan
dihisab sebagai berikut:
أَوَّلُ مَا يُحَاسَبُ عَلَيْهِ
اْلعَبْدُ يَوْمَ اْلقِيَامَةِ اَلصَّلَاةُ، فَإِنْ صَلَحَتْ صَلَحَ سَائِرُ
عَمَلِهِ وَإنْ فَسَدَتْ فَسَدَ سَائِرُ عَمَلِهِ
Artinya, “Amal pertama kali seorang hamba akan dihisab di
hari Kiamat adalah shalat. Apabila shalatnya baik, maka baiklah seluruh
amalnya. Dan jika shalatnya buruk, rusaklah semua amalnya.” (HR. at-Thabrani).
Shalat memiliki pengaruh kuat terhadap amal-amal seseorang
di luar shalat. Jika shalatnya baik, maka baiklah seluruh amal lainnya. Artinya
jika shalat dikerjakan dengan baik sesuai dengan ketentuan-ketentuan hukum dan
adab yang berlaku, tentulah shalatnya akan diterima oleh Allah subhanahu wa
ta’ala. Hal ini berpengaruh positif terhadap amal-amal seseorang di luar
shalat.
Jika shalatya buruk, maka seluruh amal lainnya juga buruk.
Artinya jika seseorang selalu berperilaku buruk dalam kehidupan sehari-harinya
bisa jadi karena shalatnya memang buruk. Atau ia sudah menjalankan shalat tapi
cara melaksanakannya tidak sesuai dengan syarat dan rukunnya serta adab shalat
yang berlaku sehingga shalatnya tidak berpengaruh positif terhadap perilakunya.
Adab-adab shalat antara lain adalah: tidak menunda-nunda, ikhlas, selalu ingat
Allah dan penuh penghayatan atau khusyu’.
Selain itu, shalat yang dilakukan dengan menjalankan
rukun-rukun dan sunnahnya akan menjadi kunci sukses dalam menjawab enam
pertayanyaan di alam kubur, yakni: Siapa tuhanmu, apa agamamu, siapa nabimu,
apa kitab sucimu, di mana kiblatmu, dan siapa saudara-saudaramu. Mengapa
demikian? Sebab keenam pertanyaan itu jawabannya terdapat dalam pelaksanaan
shalat.
Jawaban terhadap pertanyaan pertama terdapat dalam bacaan
takbir (الله اكبر), jawaban kedua ada dalam perintah shalat
bahwa shalat merupakan kewajiban dalam agama yang diridhai Allah (الاسلام), jawaban ketiga
ada dalam bacaan shalawat ketika duduk (اللهم صل على محمد),
jawaban keempat terkait dengan nama kitab yang memuat bacaan-bacaan surat dalam
shalat (القران), jawaban kelima terkait dengan arah
shalat (الكعبة), jawaban keenam terkait dengan para
jamaah shalat terutama di masjid (المسلمون والمسلمات).
Jamaah Jumat hafidhakumullah,
Ketiga, mencintai fakir
miskin. Rasulullah shallallahu ‘alaih wa sallam bersabda: وَمِفْتَاحُ اْلجَنَّةِ حُبُّ
اْلمَسَاكِيْنِ وَاْلفُقَرَاءِ Artinya, “Dan kunci surga adalah
mencinta fakir-miskin.” (Dari Ibnu Umar R.A)
Mencintai fakir miskin merupakan kunci surga yang mewakili
ibadah sosial dalam ranah akhlak. Al-Qur’an menyebut orang-orang yang tidak
peduli terhadaap anak yatim dan fakir- miskin sebagai para pendusta agama.
Ayat-ayat itu berbunyi:
رَأَيْتَ الَّذِي يُكَذِّبُ
بِالدِّينِ (١) فَذَلِكَ الَّذِي يَدُعُّ الْيَتِيمَ (٢) وَلَا يَحُضُّ عَلَى
طَعَامِ الْمِسْكِينِ
Artinya, “Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama?
Itulah orang yang menghardik anak yatim, dan tidak menganjurkan memberi makan
orang miskin.” (QS. Al-Ma’un: 1-3)
Dalam surat lain, Allah melarang berbuat aniaya terhadap
anak-anak yatim dan fakir miskin sebagai berikut:
فَأَمَّا الْيَتِيمَ فَلَا تَقْهَرْ
(٩) وَأَمَّا السَّائِلَ فَلَا تَنْهَرْ (١٠)
Artinya, “Adapun terhadap anak yatim, maka janganlah kamu
berlaku sewenang-wenang. Dan terhadap orang yang minta-minta, maka janganlah
kamu menghardiknya.” (QS. Ad-Duha: 9-10)
Mencintai fakir-miskin (termasuk anak-anak yatim) merupakan
akhlak terpuji. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melaksanakan hal ini
secara nyata. Disebutkan dalam kitab Maulid Al-Barzanji, karya Syaikh Ja’far
bin Husin bin Abdul Karim bin Muhammad Al-Barzanji, halaman 123, sebagai
berikut:
وَيُحِبُّ الفُقَرَاءَ
وَالمَسَاكِيْنَ وَيَجْلِسُ مَعَهُمْ وَيَعُوْدُ مَرْضَاهُمْ وَيُشَيِّعُ
جَنَائِزَهُمْ وَلَا يَحْقِرُ فَقِيْرًا
Artinya: “Rasulullah mencintai fakir miskin, duduk bersama
mereka, membesuk mereka yang sedang sakit, mengiring jenazah mereka, dan tidak
pernah menghina orang fakir (miskin).”
Jadi memang untuk dapat masuk surga seseorang tidak cukup
hanya memiliki kesalihan personal dengan melaksanakan ibadah-ibadah personal seperti
shalat, puasa dan haji, tetapi ia juga harus memiliki kesalihan sosial seperti
mengeluarkan zakat dan sedekah kepada fakir-miskin. Ia juga harus memilik
akhlak yang baik terhadap mereka sebagaimana dicontohkan Rasulullah shallallhu
‘alaihi wa sallam sebagaimana disebutkan di atas.
Jamaah Jumat hafidhakumullah,
Dari seluruh uraian di atas dapat disimpulkan bahwa
terdapat tiga kunci utama untuk dapat membuka pintu surga dan masuk ke
dalamnya. Pertama adalah dalam ranah aqidah yakni bertauhid dengan bersaksi
Tiada Tuhan selain Allah. Kedua adalah dalam ranah syariat yakni
menegakkan shalat. Ketiga adalah dalam ranah akhlak yakni kesalehan
sosial dengan mencintai fakir-miskin. Dalam istilah lain secara berturut-turut
ketiganya disebut Iman, Islam dan Ihsan. Mudah-mudahan kita semua termasuk
orang-orang yang berhasil memiliki ketiga kunci utama tersebut. Amin, amin,
ya rabbal alamin.
جَعَلَنا اللهُ وَإيَّاكم مِنَ
الفَائِزِين الآمِنِين، وَأدْخَلَنَا وإِيَّاكم فِي زُمْرَةِ عِبَادِهِ
المُؤْمِنِيْنَ: أعُوذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطانِ الرَّجِيمْ، بِسْمِ اللهِ
الرَّحْمانِ الرَّحِيمْ: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا
اللهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا باَرَكَ اللهُ لِيْ وَلكمْ فِي القُرْآنِ
العَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيّاكُمْ بِالآياتِ وذِكْرِ الحَكِيْمِ. إنّهُ
تَعاَلَى جَوّادٌ كَرِيْمٌ مَلِكٌ بَرٌّ رَؤُوْفٌ رَحِيْمٌ
Khutbah II
اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ
وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ
إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا
مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ
عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا
كِثيْرًا أَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا أَمَرَ
وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ
فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ
اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا
صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا
مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ
وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ
عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ
بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ
بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا
أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ
وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ
أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ
وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ
مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ
إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ
وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا
وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ
اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى
الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَاإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا
لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ
بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ
وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ
اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ
اللهِ أَكْبَرْ
Muhammad Ishom, dosen Fakultas Agama Islam Universitas
Nahdlatul Ulama (UNU) Surakarta.
Sumber: Khutbah Jumat: Tiga Kunci Utama PintuSurga
Terpopuler
1
Amalan yang Dilakukan pada Malam Nisfu Sya’ban
2
Doa Mustajab di Malam Nisfu Sya’ban yang Dibaca Syekh Abdul Qadir Al-Jilani
3
Muslimat NU Rayakan Nisfu Syaban di Kongres Ke-18 dengan Pemberian Ijazah Amalan
4
Ketua Baru PR GP Ansor Karangasem Tegal Terpilih, Siap Wujudkan Pemuda Maju dan Berkhidmat
5
Mba Ela: Mengabdi, Berprestasi, dan Berbakti di Tengah Keterbatasan
6
Lakmud PAC IPNU-IPPNU Gebog: Bangun Kontinuitas Trilogi untuk Gebog Berdedikasi
Terkini
Lihat Semua