Abdullah Faiz
Penulis
Rasulullah Muhammad saw sebagai teladan umat Islam, tidak hanya memiliki ajaran-ajaran agama yang komprehensif, tetapi juga sikap yang bijaksana dalam menghadapi berbagai permasalahan sosial, termasuk kenakalan remaja. Kenakalan remaja, seperti berzina, membunuh, dan membegal, merupakan isu yang membutuhkan pendekatan yang tepat. Artikel ini akan membahas sikap dan metode Rasulullah saw dalam menangani perilaku menyimpang ini, serta pelajaran yang dapat diambil dari cara beliau.
Baca Juga
Akhlak Seseorang adalah Perhiasan
Sejarah Islam menunjukkan bahwa Nabi Muhammad saw berhasil menciptakan kehidupan sosial yang sehat, sesuai dengan ajaran Al-Qur’an. Beliau mampu membangun masyarakat Islam yang hidup harmonis dengan non-Muslim, di mana mereka saling menghormati, membantu satu sama lain, menghargai, menunjukkan toleransi, dan menjalin solidaritas yang kuat tanpa membedakan ras dan agama. (Jalil 2017)
Salah satu prinsip yang penting untuk memahami hubungan kemanusiaan adalah penghormatan terhadap manusia. Interaksi antar manusia harus selalu mempertimbangkan nilai kehormatan. Manusia yang memiliki kehormatan berarti memiliki harga diri dan mereka cenderung merasa tersinggung jika diperlakukan tidak sesuai dengan nilai-nilai kehormatan tersebut. Dalam ajaran agama, perbuatan zalim, kesombongan, kekasaran, riba, penipuan dan perampasan dianggap salah menurut perspektif agama, norma masyarakat, dan hukum. Sayangnya, tindakan-tindakan yang tidak benar ini seringkali dilakukan oleh remaja. Ada beberapa sikap Rasulullah saw dalam menyikapi kenakalan remaja sebagai berikut:
Memilih Lingkaran Pertemanan
Seorang remaja perlu bijaksana dalam menentukan pilihan teman, sebab pertemanan memiliki dampak yang signifikan terhadap kehidupan kita. Jika kita bersahabat dengan anak yang saleh, kita akan terinspirasi untuk mengikuti kebaikan tersebut. Sebaliknya, jika kita bergaul dengan anak yang berperilaku buruk, secara perlahan kita bisa terpengaruh oleh sifat negatifnya.
حدثنا يونس قال حدثنا أبو داود قال حدثنا زهير بن محمد قال أخبرني موسى بن وردان عن أبي هريرة قال ، قال رسول الله صلى الله عليه وسلم المرء على دين خليله فلينظر أحدكم من يخالل
Artinya: Telah diceritakan kepada kami oleh Yunus yang berkata telah diceritakan oleh Abu Daud kemudian diceritakan oleh Zuhair bin Muhammad berkata, diceritakan oleh Musa bin Ardan dari Abu Hurairah, Rasulullah saw bersabda “ Seseorang itu akan mengikuti agama atau perilaku teman dekatnya. Oleh karena itu hendaknya kalian memperhatikan siapa yang dijadikan teman dekat. (HR. Abu Daud)
Hal ini sejalan dengan sabda Nabi Muhammad saw yang menyatakan bahwa perumpamaan pemilik minyak kasturi dan pandai besi menggambarkan pengaruh lingkungan pertemanan. Seperti pemilik minyak kasturi, kita tidak bisa terhindar dari pengaruhnya, bahkan jika kita tidak membelinya, kita akan tetap merasakan wangi minyaknya. Demikian juga, jika kita bergaul dengan orang yang saleh, kita akan terinspirasi untuk berbuat baik atau setidaknya memperoleh manfaat dari perilaku baik mereka. Sebaliknya, bergaul dengan orang yang buruk dapat berdampak negatif pada diri kita.
Dalam kitab Ta’lim Muta'allim, dijelaskan bahwa kita harus memilih teman yang memiliki sifat rajin, baik, semangat, dan tekun dalam belajar. Di sisi lain, kita harus menjauhi teman yang malas, pengangguran, tidak mau memahami ilmu, banyak bicara tanpa makna, serta mereka yang suka menebar fitnah.
عن المرء لا تسأل وابصر قرينه فإن القرين بالمقارن يقتدي
Artinya: Jika ingin mengetahui perangai seseorang maka janganlah kau tanyakan kepadanya, tetapi lihatlah kawan dekatnya, sesungguhnya kawan itu akan mengikuti kawannya karena pergaulan.
Pendidikan dan Pembinaan Karakter
Rasulullah saw menekankan pentingnya pendidikan dan pembinaan karakter sejak dini. Beliau selalu mendorong para sahabat dan orang tua untuk mendidik anak-anak mereka dengan nilai-nilai Islam. Pendidikan yang baik mencakup pengajaran akhlak, adab, dan ibadah. Dalam banyak hadits, Rasulullah saw mengajarkan bahwa seorang anak harus dilatih untuk mengenal Allah swt dan menjauhi perbuatan yang dilarang.
Sebagai contoh, dalam sebuah hadis, Rasulullah saw bersabda:
"Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah (suci), maka kedua orang tuanya lah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau Majusi." (HR. Bukhari)
Hadits ini menunjukkan bahwa pendidikan yang baik sangat berpengaruh terhadap perkembangan karakter anak.
Membangun Lingkungan yang Sehat
Rasulullah saw juga mengajarkan pentingnya membangun lingkungan yang positif. Beliau sering berkumpul dengan para sahabat untuk membahas berbagai masalah dan mencari solusi bersama. Dalam hal ini, komunitas memiliki peran penting dalam mengawasi dan membimbing remaja. Lingkungan yang baik akan mendorong remaja untuk berperilaku positif dan menjauhi perilaku menyimpang.
Dengan lingkungan yang baik kemudian akan menghasilkan dialog dalam menyelesaikan masalah. Oleh karena itu Rasulullah saw sering menggunakan metode dialog dalam menyelesaikan masalah. Beliau tidak segan-segan untuk mendengarkan pendapat para sahabat dan orang-orang yang berbuat salah, serta memberikan nasihat yang membangun. Metode ini efektif dalam mengurangi rasa permusuhan dan meningkatkan kesadaran tentang pentingnya nilai-nilai Islam.
Berikut adalah salah satu hadis tentang menciptakan lingkungan sosial yang sehat:
عَنْ النُّعْمَانِ بْنِ بَشِيرٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ مَثَلُ الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى
Artinya: Dari Nu'man bin Basyir r.a., Rasulullah saw bersabda: "Perumpamaan orang-orang mukmin dalam hal saling mencintai, mengasihi, dan menyayangi di antara mereka adalah seperti satu tubuh; apabila satu anggota tubuh sakit, maka seluruh tubuh akan ikut merasakan sakit dengan tidak bisa tidur dan demam." (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadits ini menunjukkan bahwa menciptakan lingkungan sosial yang sehat sangat penting dalam Islam, di mana setiap individu saling peduli dan berempati satu sama lain.
Sikap Rasulullah saw dalam menangani kenakalan remaja memberikan kita banyak pelajaran berharga. Melalui pendidikan yang baik, penegakan hukum yang adil, pendekatan yang persuasif, dan pembinaan lingkungan yang sehat, kita dapat mengatasi masalah kenakalan remaja di masyarakat. Nilai-nilai yang diajarkan oleh Rasulullah saw masih relevan hingga saat ini dan dapat diterapkan dalam upaya untuk mendidik generasi muda agar lebih baik.
Dengan memahami sikap dan metode Rasulullah saw, kita dapat mengambil langkah-langkah preventif dan korektif yang sesuai untuk mengatasi kenakalan remaja di zaman modern ini.
Terpopuler
1
Bentrok FPI dengan PWI-LS, Ini Tanggapan Rais Syuriyah PCNU Pemalang
2
LBH Ansor Kendal Bahas Hak dan Kewajiban Banser dalam Diskusi Hukum Bersama Satkoryon Ngampel
3
Ahmad Zuhdi dan Wali Murid Selesaikan Persoalan secara Kekeluargaan, Uang Denda Ditolak Dikembalikan
4
Peringati Harlah ke-79, Muslimat NU Purworejo Launching Tiga Program Mustika sebagai Ikhtiar Dakwah dan Pemberdayaan
5
Gubernur Ahmad Luthfi dan PWNU Inisiasi Pendirian Klinik Kesehatan di Kabupaten Kota di Jawa Tengah
6
Ansor Gabus Pati Ziarah ke Magelang, Perkuat Militansi dan Silaturahmi Kader
Terkini
Lihat Semua