Pesantren

Peringatan Maulid di Pesantren Al-Uswah Tekankan Pentingnya Teladani Akhlak Nabi

Senin, 16 September 2024 | 18:00 WIB

Peringatan Maulid di Pesantren Al-Uswah Tekankan Pentingnya Teladani Akhlak Nabi

(Foto: Dok. Istimewa)

Semarang, NU Online Jateng


Pondok Pesantren Al-Uswah Semarang menggelar Pengajian Akbar dalam rangka puncak maulid yang telah dimulai sejak awal bulan Rabiul Awwal 1446H. Usai pembacaan Kitab Maulid Al-Barzanji, hadir dalam kesempatan tersebut Kiai Muhajir dari Salatiga untuk memberikan mauidhoh hasanah di lapangan Pondok Pesantren Al-Uswah, Semarang, Ahad (15/9/2024).


Kiai Muhajir menuturkan, akhir-akhir ini persoalan minimnya rasa malu menjadi perhatian yang serius. Pasalnya, banyak yang meninggalkan rasa malu, hingga akhlak para santri yang mulai memudar. Di hadapan walisantri Pesantren Al-Uswah dan warga sekitar, Kiai Muhajir mencontohkan akhlak Nabi sebagai suri teladan.


“Santri bisa meniru ini dari Kanjeng Nabi, salah satunya dengan bersikap tawaduk. Apalagi dihadapan guru atau kiainya, seperti halnya kanjeng Nabi kalau berjalan tak pernah mendongakkan kepalanya,” tuturnya.  


Lebih lanjut, kiai Muhajir memberikan ilustrasi lain tentang rasa malu dari sebuah hadits yang berkaitan dengan hutang ataupun yang menghutangi. Menurutnya, melalui hal-hal kecil seperti ini dapat menjadi suri tauladan bagi para santri. 


“Akhlak Nabi ketika bertemu dengan orang yang dihutangi malah menghindari sahabat yang berhutang tersebut. Hal itu karena dapat menimbulkan rasa malu bila bertemu Nabi. Hal-hal seperti ini diperhatikan oleh Nabi,” ujar Kiai Muhajir.


Melalui peringatan maulid Nabi ini, Kiai Muhajir berharap para santri dapat meneladani akhlak Nabi Muhammad saw melalui tingkah laku, tutur kata, hingga perbuatannya.


“Tidak cukup dengan hanya membaca shalawat saja. Namun, dengan mengikuti tindak lampah (tingkah laku) Nabi,” ucapnya. 


Sementara itu, Pengasuh Pesantren Al-Uswah, KH M Thoyyib Farchany mengingatkan kepada jama’ah yang hadir akan pentingnya memuliakan dengan cara menghormati kanjeng Nabi. Ia menyampaikan bahwa semua orang bisa menghormati maulid Nabi dengan cara masing-masing. 


“Sebagai santri bisad dengan cara mengaji dan menuntut ilmu dengan tekun. Walisantri dengan bekerja ikhlas untuk mendapatkan rezeki yang halal. Tukang sound disamping saya ini dengan cara sound system bekerja dengan baik tidak berdengung. Semua itu bila dikerjakan untuk menghormati Nabi maka itu semua pahala,” katanya. 


Lebih dari itu, Gus Thoyyib sapaan akrabnya mengutip sebuah hadist dalam pungkasannya yang berisikan tentang cara menghormati dan memuliakan hari kelahiran Kanjeng Nabi


“Barangsiapa memuliakan hari kelahiranku maka kelak akan mendapatkan syafaatku di Hari Kiamat. Dan barangsiapa berinfaq dirham dalam peringatan Maulid Nabi, maka sama dengan pahala infaq gunung emas di jalan Allah Swt,” ucap Gus Thoyyib.