Fragmen

7 Rekomendasi Film Menyambut Kemerdekaan Indonesia

Senin, 12 Agustus 2024 | 14:00 WIB

7 Rekomendasi Film Menyambut Kemerdekaan Indonesia

Salah satu adegan film Sang Kiai yang mengisahkan perjuang Hadratussyekh KH Muhammad Hasyim Asy'ari dalam melawan penjajah Jepang. (Foto: dok. istimewa)

Semarang, NU Online Jateng

Setiap tanggal 17 Agustus diperingati sebagai Hari Kemerdekaan Republik Indonesia. Beragam kegiatan diadakan oleh masyarakat untuk merayakan hari bersejarah ini, mulai dari berbagai perlombaan hingga acara nonton bareng (nobar) film.


Dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-79, NU Online Jateng telah menyusun daftar 7 film yang mengisahkan perjuangan kemerdekaan Indonesia. Berikut adalah ketujuh film tersebut:


1. Sang Kiai (2013)


Film Sang Kiai yang dirilis pada tahun 2013 ini disutradarai oleh Rako Prijanto dan mengisahkan tentang Hadratussyaikh KH Hasyim Asy'ari, pendiri Nahdlatul Ulama sekaligus Pahlawan Nasional dan Pejuang Kemerdekaan Republik Indonesia. 


Berlatar masa pendudukan Jepang, film ini menceritakan bagaimana KH Hasyim Asy'ari ditangkap oleh Jepang karena diduga terlibat dalam Peristiwa Cukir serta menolak melakukan seikerei (penghormatan kepada matahari). Selain itu, film ini juga menggambarkan lahirnya Resolusi Jihad Nahdlatul Ulama dan peristiwa tewasnya Brigjen Mallaby oleh salah seorang santri KH Hasyim Asy'ari.


2. De Oost (2021)

De Oost adalah film yang berlatar pasca-kemerdekaan Indonesia pada tahun 1946 dan disutradarai oleh Jim Taihuttu. Ceritanya berfokus pada seorang prajurit sukarelawan bernama Johan de Vries dari Arcen yang dikirim ke Semarang. 


Johan awalnya percaya bahwa misinya di Indonesia adalah untuk membebaskan rakyat dari para ekstremis. Namun, saat tiba di Semarang, ia menyadari bahwa penduduk setempat justru memusuhi Tentara Belanda. Setelah mengalami berbagai insiden tak menyenangkan, termasuk rekannya yang ditembak oleh gerilyawan, Johan mulai dekat dengan Kapten Raymond Westerling dan sering diberi misi khusus oleh kapten tersebut, yang perlahan mengubahnya menjadi sosok yang kejam. Johan kemudian dipromosikan menjadi Kopral. 


Ketika Westerling ditugaskan untuk memimpin pasukan Korps Speciale Troepen, Johan ikut serta dalam pasukan itu. Di bawah komando Westerling, pasukan tersebut dikerahkan ke Sulawesi Selatan untuk melakukan pembersihan terhadap pejuang Indonesia, mengakibatkan ribuan korban tewas. Menyaksikan kekejaman Westerling yang membunuh dengan sadis tanpa pengadilan, Johan mulai merasa dilema. Setelah serangkaian konflik, Johan kembali ke Belanda dengan membawa trauma perang yang mendalam.


3. Sang Pencerah (2010)

Film Sang Pencerah (2010) disutradarai oleh Hanung Bramantyo dan mengisahkan tentang KH Ahmad Dahlan, pendiri Muhammadiyah sekaligus Pahlawan Nasional. Film ini sangat layak ditonton, karena selain mengandung nilai sejarah, juga memiliki nilai edukasi. 


Salah satu aspek edukatif dalam film ini adalah keteguhan KH Ahmad Dahlan dalam mendidik umat Islam untuk berpikir maju dan mengikuti perkembangan zaman. Meskipun menghadapi berbagai tantangan, semangat KH Ahmad Dahlan tidak pernah pudar.


4. Kereta Api Terakhir (1981)


Kereta Api Terakhir adalah film yang diadaptasi dari novel berjudul sama karya Pandir Kelana dan disutradarai oleh Mochtar Soemodimedjo. Film ini berlatar belakang pada masa setelah gagalnya Perjanjian Linggarjati, yang dikenal sebagai Agresi Militer Belanda I, ketika beberapa wilayah di Jawa diduduki oleh Belanda. 


Pada saat itu, kereta api menjadi moda transportasi vital, dan semua kereta dari berbagai daerah dikumpulkan di Stasiun Purwokerto. Markas Besar TNI di Yogyakarta memerintahkan agar kereta api tersebut ditarik ke Yogyakarta, karena Belanda telah menduduki Tegal. Perjalanan kereta api terakhir yang diberangkatkan penuh tantangan dan tidak mudah, karena berulang kali diserang oleh Pesawat Cocor Merah.


5. Oeroeg (1993)

Film ini disutradarai oleh Hans Hylkema, seorang sutradara asal Belanda, dan merupakan adaptasi dari novel berjudul sama karya penulis Belanda, Hella S. Haasse. Ceritanya berfokus pada seorang tentara Belanda bernama Johan Ten Berghe, yang lahir dan besar di Indonesia. Johan memiliki seorang teman baik yang merupakan anak dari pembantu ayahnya. 


Setelah menjadi tentara, Johan kembali ke Indonesia untuk menjalankan misi perang dan mencari keberadaan ayahnya. Namun, ia menemukan bahwa ayahnya telah meninggal. Kisah kemudian berlanjut dengan petualangan Johan dalam mencari sahabat lamanya, Oeroeg, yang kini bergabung dengan TNI.


6. Kadet 1947 (2021)

Film yang disutradarai oleh Rahabi Mandra dan Aldo Swastia ini berlatar tahun 1947 dan menceritakan kisah heroik para kadet Angkatan Udara Republik Indonesia (AURI) yang melancarkan serangan terhadap markas pertahanan Belanda di Semarang, Ambarawa, dan Salatiga. Kadet 1947 diadaptasi dari kisah nyata tentang operasi penerbangan udara pertama yang dilakukan oleh AURI. 


Pada tanggal 29 Juli 1947, para kadet menggunakan pesawat bekas Tentara Jepang untuk menyerang basis pertahanan Belanda di Semarang, Ambarawa, dan Salatiga, sebuah serangan yang mengejutkan Tentara Belanda. Film ini juga menampilkan tokoh-tokoh perintis TNI AU seperti Marsekal Suryadi Suryadarma, Komodor Muda Abdulrachman Saleh, Komodor Udara Halim Perdanakusuma, dan Komodor Muda Adisucipto.


7. Mereka Kembali (1972)

Film yang disutradarai oleh Imam Tantowi ini mengisahkan tentang perjalanan Long March, yaitu kembalinya Divisi Siliwangi dari Yogyakarta ke Jawa Barat. 


Setelah Perjanjian Renville pada 18 Januari 1948, Divisi Siliwangi terpaksa hijrah dari Jawa Barat ke Yogyakarta. Namun, ketika Belanda melanggar perjanjian tersebut, Jenderal Soedirman menginstruksikan agar Divisi Siliwangi kembali ke Jawa Barat.

 

Malik Ibnu Zaman