• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Jumat, 26 April 2024

Taushiyah

Tahun Baru Hijriah Tidak Cukup Dihafalkan

Tahun Baru Hijriah Tidak Cukup Dihafalkan
Foto: Ilustrasi (nu online)
Foto: Ilustrasi (nu online)

Alhamdulillah kita malam ini bisa memperingati tahun baru Islam. Kebanyakan kita hafalnya tahun baru masehi. Padahal, bulan-bulan hijriah itu menjadi acuan dan pedoman dalam kehidupan. Padahal bulan di sisi Allah SWT membuat bulan-bulan Islam selama 12 bulan, dengan amalan-amalan di dalamnya karena itu mari kita didik anak-anak kita dengan bulan-bulan Islam sebagai pedoman hidup. 

 

Kita punya bulan dan tahun yang kita miliki. Apa kita pada hafal? Sesungguhnya tidak cukup dihafal. Kita mulai awal tahun, pada malam 1 Muharam dengan amalan doa akhir tahun dan doa awal tahun untuk banyak muhasabah, intropeksi diri sehingga hari-hari ini jauh lebih baik dari hari-hari kemarin.

 

Allah SWT dalam QS At-Taubah : 36 berfirman, "Sesungguhnya bilangan bulan menurut Allah ialah dua belas bulan pada ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun memerangi kamu semuanya; dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa."

 

Saya yakin anak-anak sekarang lebih tahu bulan masehi dari pada bulan Hijriah. Setahun berputar sebagaimana keadaannya sejak Allah menciptakan langit dan bumi. Satu tahun itu ada dua belas bulan. Di antaranya ada empat bulan haram (suci). Tiga bulannya berturut-turut, yaitu Dzulqaidah, Dzulhijah, dan Muharram. (Satu bulan lagi adalah) Rajab Mudhor yang terletak antara Jumadil (Akhir) dan Sya'ban. (HR Bukhari no 3197 dan Muslim no 1679).   Anak anak sekarang banyak-banyak ke kota untuk memperingati Bulan Masehi dengan melihat pesta kembang api, hura-hura. Dengan peringatan tahun baru Islam sehingga kita punya bulan Hijriah, sehingga anak-anak tidak pernah lupa hari-hari besar Islam.

 

Kita prihatin atas banyaknya dekadensi moral yang telah masuk ke kalangan anak remaja. Angka kriminalitas dan kejahatan moral anak remaja bahkan anak masih belum balig makin tinggi. Ini akibat perkembangan teknologi yang luar biasa, namun anak-anak muda tidak mempunyai filter terhadap arus kebudayaan global. Banyaknya pernikahan dini, perkelahian pelajar, hamil di luar nikah, dan lain-lain karena anak-anak sudah turun bahkan mengalami degradasi moral. Karena itulah saya mengimbau kepada orang tua untuk mengawasi anak-anaknya dari pengaruh budaya barat, seperti dampak dari televisi, internet, dan media.

 

Bulan Muharam adalah salah satu bulan mulia. Karena banyak peristiwa penting di dalamnya. “Nabi Musa AS pada 10 Muharam mendapatkan pertolongan Allah SWT, lolos dari kejaran bala tentara Firaun. Karena itu kita mengisi bulan Muharam dengan amalan-amalan soleh dan mulia.

 

Pada bulan Muharam juga menjadi salah satu dari 4 bulan mulia di sisi Allah SWT dalam Islam dan menjadi bulan mulia karena didalamnya di larang berperang serta  menumpahkan darah. Bulan bulan mulia itu adalah Bulan Muharam, Rajab, Dulqodah, dan Dzulhijah. Bulan Muharam diyakini sebagai bulan kasih sayang. Hampir di seluruh pelosok daerah diisi dengan banyak kegiatan santunan anak yatim, satunan anak yatim piatu, santunan janda-janda miskin, dan santunan anak yatim piatu dan dhuafa.

 

Bulan Muharam menjadi bulan lebarannya anak yatim. Rasulullah SAW menjamin siapa saja yang menyantuni anak yatim akan masuk surga, sebagaimana dekatnya dua jari, sedekat jari tengah dan jari telunjuk. Jadi menyantuni anak yatim pahalanya tiada lain adalah surga. Kepada anak-anak yatim agar anak-anak tidak berkecil hati, walau tidak punya ayah dan ibu, anak anak diharapkan belajar yang giat dan mempunyai cita-cita yang tinggi untuk menggapai masa depan yang lebih baik.

 

Semoga anak-anak menjadi anak-anak yang saleh, jauh dari pengaruh budaya yang merusak dan semakin giat belajar. Karena anak-anak ini adalah menjadi calon pemimpin yang akan menerima tongkat estafet untuk mewujudkan negara yang baldatun thayibatun warrabun ghafur.

 

Karena itulah manfaatkan waktu sebaik-baiknya. Jangan diisi nonton televisi, main play station (PS), game online, dan lain-lain. Tapi isilah amalan-amalan yang sesuai dengan ajaran Islam. Anak-anak perlu kita bimbing dengan televisi dan warnet namun dengan bertanggungjawab agar tidak ketinggalan jaman. Untuk itu, santunan anak yatim ini patut kita dukung sehingga para donatur semakin percaya dan semakin berkembang. Sehingga kegiatan agama ini menjadi lebih baik lagi. Pergunakanlah santunan ini untuk menunjang pendidikan anak-anak. Kegiatan santunan ini wujud syukur dari para donatur, di mana mereka menyisihkan hartanya baik di waktu lapang maupun sempit dan mendekatkan derajat orang-orang yang bertaqwa. Sedangkan amalan yang lain di bulan Muharam adalah memperbanyak puasa sunnah terutama pada 10 Muharam, di mana pahalanya sama dengan pahala puasa satu tahun. 

 


Hj Nurul Hidayah S, Wakil Ketua Muslimat NU Purbalingga, Ketua DPC PPP Kabupaten Purbalingga Jawa Tengah, anggota Fraksi PPP DPRD I Jawa Tengah  


Taushiyah Terbaru