Meneladani Mbah Sambu: Wajahnya Tidak Sedikitpun Mirip Tukang Bohong dan Doanya Mustajab
Ahad, 15 Juni 2025 | 09:00 WIB
Lasem, NU Online Jateng
Mbah Sambu merupakan sosok yang sangat berjasa dalam penyebaran Islam di wilayah Lasem, Jawa Tengah. Hal ini disampaikan oleh KH Abdul Ghofur Maimoen, dalam mauidhoh hasanah pada peringatan Haul Mbah Sambu, Selasa (10/6/2025) di Komplek Pemakaman Masjid Jami’ Lasem.
Pengasuh Pondok Pesantren Al-Anwar 3 Rembang ini mengungkapkan bahwa berkat perjuangan Mbah Sambu, masyarakat Lasem dapat mengenal Islam dengan baik. Dalam kesempatan itu, Gus Ghofur menegaskan keyakinannya bahwa wajah Mbah Sambu bukanlah wajah orang yang berdusta.
“Sekelas Mbah Sambu, (yang telah) memberi pencerahan, (telah) memberi cahaya banyak orang itu pasti inna wajhahu laisa biwajhi kadzdzaabi (sesungguhnya wajahnya itu tidak sedikitpun mirip dengan wajah tukang bohong),” tuturnya.
Gus Ghofur kemudian mengaitkan keteladanan ini dengan kisah Rasulullah SAW saat pertama kali hijrah ke Madinah. Dikisahkan, ada seorang Yahudi yang menyaksikan kedatangan Nabi dan langsung menyadari bahwa wajah beliau bukanlah wajah pendusta. Nabi kemudian menyampaikan pidato singkat berdurasi satu menit yang berisi:
"Ayyuhannas afsyus salaam, wa'ath'imuth tho'aam, wasiilul arhaam, wa shallu billaili wannaasu niyaam, tadkhulul jannata bis salaam."
(Wahai manusia, tebarkanlah salam, berilah makan kepada fakir miskin, sambunglah tali silaturahim, dan sholatlah di malam hari ketika orang lain tertidur. Maka kalian akan masuk surga dengan keselamatan).
Pidato tersebut membuat sang Yahudi masuk Islam dan dikenal sebagai Abdullah bin Salam.
“Jadi Kanjeng Nabi itu datang pertama ke Madinah (langsung) memasukkan orang Yahudi ke Islam, namanya Abdullah bin Salam,” terang Gus Ghofur.
Menurutnya, keberhasilan dakwah Rasulullah tak lepas dari karakter wajah beliau yang penuh ketulusan.
“Wajahnya itu berbentuk mauidhoh apa tidak, jika wajahnya itu tidak berbentuk mauidhoh namun dia memauidhohi orang (kesannya) agak lucu,” imbuhnya.
Gus Ghofur menegaskan bahwa seorang dai, ulama, atau kiai yang wajahnya jujur dan bersih dari kebohongan akan lebih mudah mengajak orang menuju kebaikan.
Selain ketulusan wajah, hal lain yang menunjang keberhasilan dakwah adalah doa yang mustajab. Hal ini pula yang dimiliki oleh Mbah Sambu.
“Mbah Sambu berhasil dakwah di Lasem selain karena usaha-usahanya itu juga karena doanya mustajab,” ucapnya.
Gus Ghofur kemudian mengisahkan pengalaman sahabat Nabi, Tufail bin Amr. Tufail awalnya datang ke Makkah dengan prasangka buruk akibat pengaruh kaum musyrik yang menyebut Rasulullah sebagai tukang sihir. Namun, saat melihat langsung Nabi dan mendengarkan bacaan Al-Qur’an yang dibaca beliau, Tufail justru tertarik dan akhirnya masuk Islam.
Setelah itu, Tufail diutus untuk berdakwah kepada kaumnya, namun tidak ada satupun yang menerima dakwahnya. Ketika kembali menghadap Nabi, ia meminta agar kaumnya dikutuk. Namun, Rasulullah justru mendoakan mereka agar mendapat hidayah. Hasilnya, pada tahun ke-7 Hijriyah, kaumnya banyak yang masuk Islam, termasuk sahabat terkenal, Abu Hurairah.
Melalui kisah tersebut, Gus Ghofur menyimpulkan bahwa kesuksesan dakwah para ulama dan wali, termasuk Mbah Sambu, tak lepas dari dua hal penting: kejujuran wajah dan kemustajaban doa.
“Dua hal yang sangat penting untuk keberhasilan dakwah yaitu inna wajhahu laisa biwajhi kadzdzaab (wajahnya tidak sedikitpun mirip dengan tukang bohong) dan yang kedua doanya mustajab. Karena jika sudah memiliki itu, maka menasihati orang-orang akan mudah ikutnya,” pungkasnya.
Penulis: Abdullah & Faalih
Terpopuler
1
Peringati Hari Jadi Provinsi Jateng ke-80, PC GP Ansor Kendal Gandeng Dinsos Ukur Kaki dan Tangan Palsu untuk Disabilitas
2
NU Care-LAZISNU Tegal Santuni 170 Anak Yatim Piatu, Komitmen Kepedulian Terus Dikuatkan
3
Ansor Camp Temanggung: Satukan Barisan, Mantapkan Pengabdian Kader
4
Enam Kandidat Ikuti Seleksi Akhir Calon Rektor Unsiq Jateng 2025–2029
5
Alfamart dan SGM Eksplor Edukasi Gizi Anak, Sasar 10.000 Ibu di 100 Titik
6
Koin NU Sitail Jatinegara Tegal Salurkan Santunan Yatim: Bukan Sekadar Kaleng, tapi Jembatan Kebaikan
Terkini
Lihat Semua