Kisah ini entah siapa yang menulisnya? Saya tidak tahu, tapi karena kisah ini sangat isnspiratif maka tidak ada salahnya kalau saya menulis kembali dalam bentuk sinopsis yang kemudian saya sajikan semoga menjadi jariyah bersama.
Dikisahkan, pagi itu sebuah toko beras sudah banyak pembeli yang mengantri dan di tengah-tengah antrian terlihat seorang nenek berpakaian lusuh yang penampilannya membedakan dengan yang lain.
Ketika nenek berpakaian lusuh sudah mendapatkan giliran, ia tidak menyodorkan uang seperti yang lain, tapi menengadahkan tangannya sambil berucap “saya orang miskin yang tidak mampu beli beras, berilah saya segenggam beras untuk menyambung hidup” mendengar suara yang aneh, penjual beras itu memandanginya sambil berkata “aku tidak akan memberimu segenggam beras”.
Pupuslah hati nenek itu dan seketika tertumpah air matanya, namun belum sempat melangkahkan kakinya dan meninggalkan toko beras, buru-buru pedagang beras berucap sambil menghela nafas “aku tidak akan memberimu segenggam beras tapi aku akan memberimu sekarung beras”.
Singkat cerita, ketika ditanya mengapa si nenek tua itu mintanya segenggam beras tapi engkau beri sekarung beras? Maka jawabnya “nenek itu minta sesuai kebutuhannya sedangkan aku memberinya sesuai kemampuanku, dan begitulah kalau aku meminta kepada Allah, aku meminta sesuai keinginanku dan Allah memberiku atas kuasa-Nya, coba lihat Allah telah memberimu lebih dari apa yang engkau minta, bahkan yang tidak engkau minta pun Allah telah memberimu.
Allah berfirman dalam Al Qur’an Surat Ali Imran Ayat 37 :
إِنَّ اللَّهَ يَرْزُقُ مَنْ يَشَاءُ بِغَيْرِ حِسَابٍ
Artinya :
Sesungguhnya Allah memberi rezeki kepada siapa saja yang dikehendakiNya tanpa batas. (QS Ali Imran : 37)
KH Ahmad Niam Syukri Masruri, Ketua Lembaga Kajian Informasi dan Dakwah (Elkid), Ketua PW GP Ansor Jateng 1995, dan Sekretaris RMINU Jateng
