Kampus NU Temanggung Gelar Nyadran untuk Jaga Tradisi dan Silaturahmi
Ahad, 23 Februari 2025 | 13:00 WIB

Nyadran Kampus Hijau bertajuk "Menjaga dan Melestarikan Tradisi, Mempererat Silaturahmi" pada Jumat (21/2/2025).
Samsul Huda
Penulis
Temanggung, NU Online Jateng
Dalam rangka menyambut bulan suci Ramadan 1446 H tahun 2025, keluarga besar Kampus Hijau yang terdiri atas Institut Islam Nahdlatul Ulama (INISNU) Temanggung, Akademi Keperawatan (Akper) Alkautsar, TK/PAUD ELPIST, MI ELPIST, serta KBIHU Babussalam NU Temanggung menggelar Nyadran Kampus Hijau bertajuk "Menjaga dan Melestarikan Tradisi, Mempererat Silaturahmi" pada Jumat (21/2/2025).
Kegiatan ini dipusatkan di halaman Rektorat INISNU Temanggung. Hadir dalam acara tersebut Ketua PCNU Temanggung KH Muchamad Nurul Yaqin, Pengasuh Pondok Pesantren Ridho Allah Kaloran KH Achmad Syafi Yahya, serta Ketua BPP dan YAPTINU Temanggung KH Nur Makhsun yang turut menyampaikan tausiyah.
Ketua BPP dan YAPTINU Temanggung, KH Nur Makhsun, mengatakan bahwa tradisi nyadran tersebut merupakan inisiasi mahasiswa INISNU dalam menyambut bulan suci Ramadan.
“Nyadran di kompleks Kampus Hijau ini adalah nyadran pertama di Indonesia bahkan di dunia, kok ada kampus melaksanakan nyadran,” tegasnya usai pembacaan tahlil dan doa bersama.
Sebagai kampus di bawah NU, INISNU maupun Akper Alkautsar senantiasa menjaga dan melestarikan tradisi Islam dan budaya Jawa agar tidak kehilangan jati diri. Dalam kesempatan yang sama, siswa-siswi TK/PAUD ELPIST dan MI ELPIST yang merupakan lembaga laboratorium di bawah Program Studi PIAUD dan PGMI INISNU Temanggung juga turut melaksanakan nyadran secara bersamaan.
Ketua PCNU Temanggung, KH Muchamad Nurul Yaqin, menyampaikan bahwa inti dari nyadran adalah berkumpul dengan keluarga serta tetangga untuk mendoakan keluarga yang telah meninggal dunia.
“Apakah masih ada sesuatu yang bisa saya lakukan bagi kedua orang tua setelah meninggal? Ya salah satunya melalui nyadran ini, karena ini sebagai bukti kita untuk mendoakan mereka,” ujarnya.
Ia juga menegaskan pentingnya menjaga tradisi warisan ulama dan leluhur agar tidak hilang dan dilupakan.
“Kalau dalam bahasa Jawa ya ‘ben ora kepaten obor’. Biar tidak tercerabut dari asalnya, dari akarnya,” tegasnya.
Menurutnya, dalam Islam terdapat berbagai amaliyah mulai dari harian, mingguan, bulanan, hingga tahunan. “Termasuk juga bulan Syakban, Ruwah atau Arwah yang menyarankan kita agar ingat leluhur dan mendoakannya,” jelasnya.
Ia menegaskan bahwa seluruh badan otonom dan lembaga di bawah PCNU Temanggung terus berkomitmen melestarikan tradisi ala Ahlussunnah wal Jamaah, termasuk nyadran.
Sementara itu, Pengasuh Pondok Pesantren Ridho Allah Kaloran, KH Achmad Syafi Yahya, menjelaskan bahwa berdasarkan literatur yang dibaca, nyadran atau sadranan merupakan murni tradisi Jawa.
“Sebelum agama Hindu, Buddha, bahkan sebelum Islam masuk yang dibawa oleh ulama dari Gujarat dan Timur Tengah, nyadran sudah ada dan merupakan tradisi asli Jawa,” jelasnya.
Menurutnya, ada dua poin penting dalam nyadran, yaitu birrul walidain (berbakti kepada kedua orang tua) dan sedekah.
“Birrul walidain menjadi kewajiban setiap Muslim dan diperintahkan Allah dalam Al-Qur'an surah Al-Isrā' ayat 23-24 yang menegaskan pentingnya berbuat baik kepada kedua orang tua,” jelasnya.
“Dua hal inilah yang mengalahkan kehebatan para nabi, yaitu birrul walidain dan kedermawanan dalam sedekah, yang menjadi inti dari nyadran,” tambahnya.
Ia juga mengisahkan Uwais al-Qarni, seorang tabi'in yang hidup di zaman Rasulullah dan mendapat kemuliaan karena baktinya kepada ibunya. Begitu pula kisah Nabi Musa dan beberapa nabi lainnya yang menunjukkan bahwa birrul walidain dan sedekah memiliki keutamaan luar biasa.
“Jangan pernah berharap surga kalau tidak birrul walidain,” tegasnya.
Dari tausiyah yang disampaikan, ia berharap seluruh sivitas akademika INISNU dan Akper Alkautsar dapat mengambil nilai-nilai dari nyadran, yaitu birrul walidain dan sedekah.
Turut hadir dalam kegiatan tersebut Wakil Katib PWNU Jawa Tengah KH Muhammad Syakur, Rektor INISNU Muh Baehaqi, Wakil Rektor Hamidulloh Ibda, Direktur Akper Alkautsar Tri Suraning Wulandari, Kepala PAUD ELPIST, Kepala MI ELPIST, serta ratusan mahasiswa dan dosen.
Terpopuler
1
Prof Nizar: Alumni sebagai Aset Strategis Masa Depan
2
Safari Dakwah Rijalul Ansor Margasari Tegal: Dai Gemoy dan Syiar Aswaja yang Membumi hingga ke Desa
3
GP Ansor Gelar Harlah ke-91 di Banyumas, Gus Rifqi: Energi Raksasa dari Banyumas Harus Menular ke Kader
4
Ketum GP Ansor Kukuhkan 100 Ribu Banser Patriot Ketahanan Pangan: Dari Banyumas Menuju Kemandirian Bangsa
5
Khutbah Jumat: Menjemput Kedamaian dan Kemuliaan di Bulan Syawal
6
PCINU Libya Resmi Kukuhkan Kepengurusan Baru, Tekankan Pentingnya Mengembalikan Marwah Ulama NU
Terkini
Lihat Semua