Opini

Ramadan di Era Digital: Waktu untuk Refleksi atau Sekadar Jeda dari Teknologi?

Rabu, 12 Maret 2025 | 10:00 WIB

Ramadan di Era Digital: Waktu untuk Refleksi atau Sekadar Jeda dari Teknologi?

Ilustrasu (Freepik)

Oleh Khoirul Adib

Ramadan merupakan bulan penuh berkah yang menjadi momentum bagi umat Islam untuk meningkatkan kualitas spiritual dan memperdalam ketakwaan. Di tengah kemajuan teknologi yang semakin pesat, muncul pertanyaan: apakah Ramadan menjadi ruang refleksi mendalam atau sekadar jeda dari kesibukan dunia digital?


Era transformasi digital telah menghadirkan berbagai kemudahan, namun juga menimbulkan tantangan tersendiri. Kita sering kali terjebak dalam ketergantungan terhadap teknologi yang dapat mengalihkan fokus dari esensi ibadah. Dalam Al-Qur'an, Allah swt berfirman:


يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ


"Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa." (QS. Al-Baqarah: 183)


Ayat ini menegaskan bahwa puasa bukan sekadar menahan lapar dan dahaga, tetapi juga sebagai jalan untuk meraih ketakwaan. Jika kita mampu menahan diri dari makan dan minum, seharusnya kita juga bisa mengendalikan diri dari penggunaan teknologi yang berlebihan dan berpotensi mengganggu konsentrasi dalam beribadah.


Mengelola Penggunaan Teknologi di Bulan Ramadan


Transformasi digital membawa banyak manfaat, termasuk dalam mempermudah akses terhadap ilmu agama, seperti aplikasi pengingat waktu salat, platform pembelajaran Al-Qur'an, dan forum diskusi keislaman. Namun, di sisi lain, penggunaan teknologi yang tidak terkendali dapat mengalihkan perhatian dari ibadah utama di bulan suci.


Salah satu langkah yang dapat diterapkan adalah digital detox, yakni mengurangi ketergantungan terhadap perangkat digital untuk lebih memaksimalkan ibadah dan refleksi diri. Ramadan menjadi waktu yang tepat untuk mengurangi konsumsi media sosial dan lebih banyak berinteraksi secara langsung dengan keluarga serta masyarakat.


Selain itu, konsep mindful technology use atau penggunaan teknologi secara sadar dapat menjadi solusi. Hal ini mengajak kita untuk lebih selektif dalam mengakses konten dan lebih bijak dalam berinteraksi di dunia digital. Dengan demikian, teknologi tetap dapat dimanfaatkan secara positif tanpa mengurangi nilai spiritualitas Ramadan.


Memanfaatkan Teknologi untuk Kebaikan


Ramadan juga mengajarkan nilai kepedulian dan empati terhadap sesama. Dengan perkembangan teknologi, umat Islam dapat memanfaatkannya untuk berbagi kebaikan, seperti melalui platform donasi daring, kampanye sosial, atau menyebarkan konten yang menginspirasi. Dengan cara ini, teknologi tidak lagi menjadi penghalang, tetapi justru menjadi sarana dalam memperkuat nilai-nilai keislaman.


Menurut penulis, di tengah derasnya arus digital, Ramadan mengajak kita untuk berhenti sejenak, merenung, dan menemukan kedamaian jauh dari gangguan teknologi.


Ramadan bukan hanya menjadi momen jeda dari kesibukan digital, tetapi juga saat yang tepat untuk mengevaluasi bagaimana teknologi memengaruhi kehidupan spiritual kita. Dengan mengelola penggunaan teknologi secara bijak, kita dapat menjalani Ramadan sebagai waktu refleksi yang lebih bermakna, tidak hanya secara digital, tetapi juga secara spiritual dan emosional.