Bedah Buku Manaqib Putra KH Manshur Popongan, Bukti Peran Besar Generasi Kedua

Klaten, NU Online Jateng

Dalam rangkaian peringatan haul ke-71 KH Muhammad Manshur (Mbah Manshur), Pesantren Popongan menggelar bedah buku Manaqib Putra KH Manshur di halaman Masjid Popongan, Tegalgondo, Wonosari, Klaten, Senin (18/8/2025). Mbah Manshur dikenal sebagai ulama kharismatik sekaligus mursyid Thariqah Naqsyabandiyah Khalidiyah.

Buku yang dibedah berisi riwayat hidup dan perjuangan generasi kedua Pesantren Popongan. Para putra-putri serta menantu Mbah Manshur memiliki peran besar dalam membesarkan pesantren, sekaligus melanjutkan perjuangan yang dirintis sang kiai.

Direktur Pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Mas Said, Prof Islah Gusmian, yang hadir sebagai narasumber, menjelaskan bahwa regenerasi Pesantren Popongan telah dipersiapkan dengan baik oleh Mbah Manshur. Putra-putrinya tidak hanya dididik langsung, tetapi juga dikirim ke berbagai pesantren untuk memperkuat bekal keilmuan.

"Termasuk dalam memilih menantu, juga para kiai ngincer mantu, yang tidak hanya alim tapi juga bisa diajak berjuang. Istilah sekarang generasi perintis, bukan hanya pewaris," kata Prof Islah.

Senada dengan itu, pengurus Lembaga Bahtsul Masail (LBM) PWNU Jawa Tengah, KH Ahmad Muhammad Mustain Nasoha (Gus Mustain), menegaskan pentingnya menjaga sejarah sebagaimana termaktub dalam beberapa kitab.

"Maka, upaya yang dilakukan dengan menerbitkan buku manaqib ini menjadi penting, agar generasi mendatang tidak lupa akan para leluhurnya," ujarnya.

Ketua Yayasan Al Manshur Popongan, Gus Anas Farkhani, menambahkan bahwa bedah buku ini menjadi pembuka rangkaian peringatan haul ke-71 Allahyarham KH Manshur.

"Insyaallah puncak acara peringatan haul, Ahad (24/8), akan dihadiri oleh KH Mustofa Bisri (Gus Mus) yang akan mengisi mauidhoh hasanah," pungkasnya.

Selain bedah buku, di area kegiatan juga dipajang sejumlah arsip foto repro generasi kedua Pesantren Popongan. Istilah generasi kedua ini dinisbatkan kepada para putra dan menantu KH Manshur yang turut mewarnai perjalanan pesantren.