• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Kamis, 18 April 2024

Opini

JELANG MUKTAMAR KE-34 NU

Muktamar yang Membahagiakan Ala Kiai Misbakhun

Muktamar yang Membahagiakan Ala Kiai Misbakhun
Foto: Ilustrasi
Foto: Ilustrasi

"Arep muktamar kapan wae, pokokke kudu mangkat, kudu nganakke rombongan," begitulah tekad Kiai Misbakun. Kiai yang kesehariannya bertani dan mangku mushala di depan rumahnya itu tidak terlalu peduli, siapa saja yang maju sebagai calon Ketua Umum PBNU, siapa mendukung siapa, kelompok mana melawan kelompok mana, gerakan apa yang dilakukan oleh para tim sukses untuk menggalang dukungan. 

 

Kiai Bahun, begitu dia biasa disapa, tidak mau ambil pusing dengan langkah para jago yang mengumpulkan para pengurus NU mulai dari tingkat wilayah hingga pengurus cabang yang punya hak suara. "Sing ngumpulke kiai, sing dikumpulke yo kiai, kuwi yo mesti apik, apik kabeh," tegasnya.  

 

Kiai Bahun sangat percaya, siapapun yang dipilih muktamirin nanti, metode apapun yang digunakan, tidak masalah. Sebab NU adalah organisasi yang didirikan oleh para ulama besar dan para wali-wali Allah. Para pemegang saham NU itu tidak akan mungkin 'tego' membiarkan 'rumahnya' rusak atau dirusak orang. Bahkan dia yakin, siapun yang akan merusak NU akan hancur sendirinya. Ya Jabbar, ya Qahhar. Konon itu dulu doa yang  dititipkan oleh Waliyullah Mbah Kholil Bangkalan melalui Mbah Kiai As'ad Syamsul Arifin, untuk disampaikan ke Mbah Hasyim Asy'ari saat NU akan didirikan. 

 

"Dadi ora usah khawatir, sopo wae sing dadi Ketua Umum PBNU, mesti apik. Ora mungkin kiai sing apik, alim, alamah, kok milih pemimpin sing elek. Dadi percoyo wae, Ketua NU sopo wae, kuwi mesti wong apik, lan NU tetep apik-apik wae,". 

 

Saat sejumlah elit NU oyok-oyokan terkait waktu pelaksanaan muktamar, antara yang ingin maju menjadi 17 Desember atau mundur di akhir Januari 2022, Kiai Bahun tidak mau berkomentar banyak. Menurutnya Muktamar bukan hanya masalah pemilihan Rais Aam, Ketua Umum PBNU, dan jajarannya.  Muktamar adalah agenda nasional, mantu gedhen, yang harusnya bisa membahagiakan banyak pihak. 

 

Kedatangan ribuan atau bahkan puluhan ribu Romli (rombongan liar atau rombongan lillahi taala), banyaknya pedagang di sekitar arena muktamar menjadi salah satu faktor penting untuk mengukur kesuksesan Muktamar. Sebab dengan begitu akan banyak yang terbahagiakan. Ada warga sekitar yang bisa ikut mremo mengais rejeki, ada UMKM yang akan ikut tumbuh, ada anak-anak IPNU-IPPNU, banom, lembaga yang ikut belajar bisnis dengan membuka stand cinderamata dari kaos, jaket, topi, bolpoint berlogo muktamar, hingga kebahagiaan warga NU bisa hadir dan merasakan aura Muktamar. 

 

Belum lagi kebahagiaan Panitia lokal, satuan  pengamanan baik Banser maupun Satuan Inti Pagar Nusa menjadi kebanggaan tersendiri bisa melayani dan mengawal masyayikh yang selama ini hanya mereka kagumi namun baru mereka dengar namanya. Bisa bertemu, apalagi mencium astho (tangan) beliau-beliau (walaupun kadang dikritik melanggar SOP, wong ditugasi ngawal kok malah ikut rebutan salaman) melayani dan menjaga para ulama panutan itu, menjadi kebanggaan yang tidak akan hilang dan bakal bahkan menjadi bekal dibawa mati. 

 

Baca juga:

 

 

Makanya, saat mendengar Gus Muwafiq mengusulkan supaya Muktamar diundur bulan Juni 2022, saat kondisi pandemi diperkirakan sudah membaik, tidak musim hujan, sehingga akan lebih banyak umat yang terlibat dan berbahagia, Kiai Bahun mengaku sangat setuju. Sekali lagi, muktamar adalah mantu gedhen yang harus membahagiakan banyak orang. 

 

"Cocok, Insyaalllah Juni corona wes minggat, dadi iso bareng barengan mangkat muktamar, mampir ziarah wali-wali sing dilewati, tekan kono leyeh leyeh, mlaku mlaku golek kaos, klambi muktamar, terus muleh. Ngono kuwi wes alhamdulillah, bahagia," tegas Kiai Misbakhun. 

 

Yah, bahagia memang sederhana bukan? Setidaknya bagi Kiai Bahun dan mungkin juga puluhan, ratusan, ribuan, atau bahkan puluhan ribu warga NU yang lain. Semoga Muktamar ini bisa menjadi muktamar yang adem, teduh, guyub, dan tetap membahagiakan banyak pihak. Dan yang pasti, semua yang terlibat tetap menjaga ukhuwwah dan memegang teguh khidmah kepada Jamiyah Nahdlatul Ulama. Wallahu A'lam Bis Shawab

 

 

Khusnul Huda, Ketua Pengurus Cabang (PC) Lembaga Amil Zakat Infaq dan Sedekah Nahdlatul Ulama (LAZISNU) Kendal, Jawa Tengah


Opini Terbaru