• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Kamis, 2 Mei 2024

Opini

Menyelesaikan Masalah Sebelum Masalah Lain Datang

Menyelesaikan Masalah Sebelum Masalah Lain Datang
Foto: Ilustrasi (bukubiruku.com)
Foto: Ilustrasi (bukubiruku.com)

Manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri. Dalam aktivitas kehidupan, manusia selalu membutuhkan bantuan dari orang lain. Oleh karenanya, diperlukan kehidupan yang harmonis dengan saling membantu dan memudahkan urusan orang lain. Dalam menjalani kehidupan sehari-hari memang urusan kita selalu beraneka ragam dan kita harus bisa menjadi jiwa yang baik dan mampu memberikan jalan kemudahan bagi kesulitan orang lain maka Allah SWT pun akan memberikan balasan berupa kemudahan pada kesulitan yang kita hadapi baik di dunia maupun di akhirat.

 

Banyak faktor yang terkadang menjadi pemicu datangnya sebuah masalah, salah satu di antaranya yaitu biasanya karena perbedaan pendapat, perselisihan yang berakibat pada perkelahian, dan masalah hutang piutang yang tak kunjung di lunasi. Terkadang faktor-faktor itulah yang menjadi penyebab datangnya masalah yang serius. Sebagai makhluk sosial maka seyogyanya kita hindari perilaku buruk dengan mempersulit orang lain melalui berbagai macam alasan yang direkayasa sampai sedemikian rupa. Apalagi kita sampai memanfaatkan kesulitan yang dihadapi orang lain untuk mengambil keuntungan bagi diri sendiri, terlebih hal itu melanggar ketentuan dan syariat yang telah ditetapkan oleh agama Islam.

 

Terlepas seseorang yang bisa menyelesaikan masalah berarti seseorang tersebut mempunyai keinginan bahwa masalah yang sedang dihadapinya segera terselesaikan, sedangkan seseorang yang menunda-nunda menyelesaikan masalah maka orang tersebut tergolong sebagai orang yang terus menunda-nunda hal baik yang sebenarnya dapat meringankan beban dalam hidupnya. Terbebas dari sebuah beban masalah mengeakibatkan hidup seseorang menjadi lebih tenang, lebih harmonis dan lebih sejahtera. Akan tetapi jika kita masih terlilit dengan beban masalah yang terjadi dan tidak menyelesaikannya maka hidupnya penuh dengan kegelisahan dan kegundahan. 

 

Kesulitan dan masalah dalam kehidupan di dunia ini merupakan sunnatullah yang akan dihadapi setiap orang. Masalah yang kita hadapi tidak boleh mematahkan semangat hidup kita. Allah SWT telah menegaskan bahwa Allah SWT tidak akan memberikan beban berat pada manusia, kecuali manusia itu bisa menyelesaikannya. Dengan menyelesaikan masalah yang dihadapi, kita akan menemukan pelajaran dan hikmah yang bisa kita gunakan untuk menghadapi masalah-masalah yang pasti akan kita temui di masa depan. Kita semua jangan lari dari masalah karena bisa jadi kita akan menghadapi masalah yang lebih besar. Allah SWT memberikan penegasan kepada kita semua yang tertuang dalam surat Al-Insyirah ayat 5-6:

 

فَإِنَّ مَعَ ٱلْعُسْرِ يُسْرًا (5) إِنَّ مَعَ ٱلْعُسْرِ يُسْرًا (6) 

 

Artinya: Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. (QS Al-Insyirah: 5-6)

 

Dari ayat di atas kita bisa ambil pelajaran bahwa menurut Quraish Shihab dalam tafsir al-Misbah, banyak ulama tafsir memahami arti (مع) ma’a dalam ayat di atas yang arti harfiahnya adalah bersama dipahami oleh sementara ulama dalam arti sesudah. Pakar tafsir az-Zamakhsyari menjelaskan bahwa penggunaan kata bersama walaupun maksudnya sesudah adalah untuk menggambarkan betapa dekat dan singkatnya waktu antara kehadiran kemudahan dengan kesulitan yang sedang dialami.

 

Selanjutnya, Quraish Shihab menjelaskan bahwa ada juga ulama yang menyatakan: “Apabila terulang satu kata dalam bentuk definit maka kata pertama dan kedua mempunyai makna atau kandungan yang sama, berbeda halnya jika kata tersebut berbentuk indefinit.” Pada ayat 5 kata (العسر)  al-‘usr  berbentuk definit (memakai alif dan lam) demikian pula kata tersebut pada ayat 6. Ini berarti bahwa kesulitan yang dimaksud pada ayat 5 sama halnya dengan kesulitan yang disebutkan pada ayat 6, berbeda dengan kata (يسرا) yusran (kemudahan).

 

Kata tersebut tidak dalam bentuk definit, sehingga kemudahan yang disebut pada ayat 5 berbeda dengan kemudahan yang disebut pada ayat 6, hal ini menjadikan kedua ayat tersebut mengandung makna 'setiap kesulitan akan disusul/dibarengi dengan dua kemudahan'.

 

Semoga Allah SWT memberikan kekuatan kepada kita untuk tidak terbebani oleh masalah yang kita hadapi, namun kita diberi cara untuk menyelesaikan masalah itu. Dan dapat menjalani aktvitas kehidupan sehari-hari dengan tanpa ada masalah yang sampai berlarut-larut. Serta semoga Allah SWT selalu memudahkan segala urusan dan masalah yang kita hadapi. Mari kita menyelesaikan masalah dan selanjutnya bertawakkal kepada Allah SWT. 

 

 

A’isy Hanif Firdaus, mahasiswa Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir UIN Walisongo Semarang, Sekretaris Umum Ikatan Keluarga Al-Fajar (IKAF) Babakan-Tegal, Sekretaris PR IPNU Dukuh Kedawon, Larangan, Brebes


Opini Terbaru