• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Senin, 6 Mei 2024

Opini

Lima Tahun Khidmah di MWCNU Sukorejo Kendal, Ini Hasil yang Dicapai

Lima Tahun Khidmah di MWCNU Sukorejo Kendal, Ini Hasil yang Dicapai
Gedung MWCNU Sukorejo Kendal karya monumental pengurus periode 2016-2021 (Foto: Dok)
Gedung MWCNU Sukorejo Kendal karya monumental pengurus periode 2016-2021 (Foto: Dok)

Jika tidak ada aral melintang, Pengurus Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Kecamatan Sukorejo, Kabupaten Kendal masa khidmat 2016-2021 akan menggelar Konferensi pada Sabtu (21/8) di Gedung MWCNU setempat. 

 

Penetap hari H itu tepat batas akhir masa berlakunya Surat Keputusan (SK) Pengurus cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kendal tentang kepengurusan MWCNU Sukorejo yakni tanggal 21 Agustus 2021.

 

Penyelenggaraan Konferensi yang tepat waktu itu dimaksud untuk menjaga dinamisasi organisasi sesuai dengan perkembangan zaman yang melesat begitu cepat menggunakan piranti tehnologi informasi. Dalam kurun waktu 5 tahun evaluasi organisasi harus tetap dilakukan untuk mengidentifikasi tantangan baru yang muncul sekaligus menginventaris kekuatan baru sebagai sebuah capaian organisasi.

 

Kepengurusan MWCNU Sukorejo 

 

masa khidmat 2016-2021 adalah periode masa sulit dan berat. Betapa tidak? Di tengah menjalankan amanat program kerja pembangunan gedung MWCNU yang tentu saja membutuhkan dana besar tiba-tiba saja pandemi Covid-19 yang melanda dunia telah meluluhlantahkan perekonomian yang tentu saja membawa konsekuensi pergeseran skala prioritas kebutuhan manusia. Demikian juga pembangunan gedung MWCNU Sukorejo yang awalnya ditopang oleh kegiatan besar semacam tahlil akbar dua kali dalam satu tahun harus berhenti total karena Covid-19 sejak Februari 2020.

 

Kondisi internal organsasi yang di awal periode sebagian besar kepengurusan ranting NU mengalami kevakuman juga mengakibatkan pembangunan gedung MWCNU tidak bisa serta merta segera dimulai. Selama setahun MWCNU Sukorejo harus keluar masuk desa di daerah pegunungan untuk konsolidasi organisasi menghidupkan 15 ranting dari 18 ranting yang ada. 

 

Memasuki tahun kedua ketika hendak memulai pembangunan gedung MWC saya pribadi bermasalah terhadap jabatan saya sebagai Ketua MWCNU. Waktu itu sebagai salah satu komisioner KPU Kendal diberlakukan larangan menjabat pengurus organisasi kemasyarakatan. Atas ketentuan itu sayapun ikhlas mengundurkan diri. 

 

Bagi saya itu sebenarnya bukan masalah, karena ketika konferensi MWCNU tidak pernah terlintas sedikitpun untuk menjadi Ketua MWCNU Sukorejo. Bahkan ketika itu saya sudah menjadi salah satu Wakil Sekretaris PCNU Kendal yang oleh Kiai Danial ditugasi memimpin sidang pleno pemilihan Rais dan Ketua MWCNU Sukorejo. Namun yang terjadi di luar dugaan saya yang tidak aktif lagi sebagai Wakil Ketua MWCNU justru dipaksa kembali ke MWCNU dengan dipilih sebagai ketua.

 

Pengunduran diri saya oleh Rais MWCNU KH Ibadi nampaknya juga diterima dengan setengah hati. Di internal organisasi saya hanya diberi status non aktif. Perdebatan tentang kriteria 'berhalangan tetap' menjadi gadung dan ramai. Bagi Kiai Ibadi, purna tugas setelah KPU saya masih diharap bisa kembali. 

 

"Kita tidak tahu apa yang akan terjadi setelah 2018 nanti. Kita non-aktifkan saja dan mengangkat pak Ahmad Saefudin selaku wakil ketua sebagai Plt Ketua MWCNU Sukorejo," kata Kiai Ibadi saat rapat MWCNU waktu itu.

 

Benar saja, awal tahun 2019 Pengurus MWCNU dengan kesepakatan Pengurus Ranting NU dalam pertemuan rutin Ahad Kliwon MWCNU di Desa Tamanrejo mencabut status non aktif saya sebagai Ketua MWCNU dan mengaktifkan kembali serta melakukan ressafel pengurus yang tidak aktif yang ditindaklanjuti dengan pengajuan SK hasi resafel.

 

Namun demikian, di tengah persoalan perjalanan kepengurusan MWCNU Sukorejo yang demikian beberapa amanat program kerja konferensi tetap bisa dijalankan di antaranya hampir semua ranting NU yang ada sudah bisa aktif bahkan beberapa ranting sudah membentuk kepengurusan Anak Ranting dan membawa dampak positif bagi pembentukan Banom NU di tingkat Ranting. Adanya pertemuan rutin MWCNU dengan PRNU setiap Ahad Kliwon sehingga komunisasi dan koordinasi berjalan baik yang berdampak pada terealisasinya program kerja. Adanya rapat bulanan MWCNU melalui lailatul ijtima tiap malam Ahad Pon sehingga keputusan MWCNU bisa diambil secara kolektif kolegial buka semata-mata pemikiran rais maupun ketua MWCNU.

 

Demikian juga dengan program fisik yang paling berat pembangunan gedung MWCNU yang meskipun belum selesai masih bisa berjalan pelan tapi pasti di tengah wabah pandemi Covid-19. Keberadaan Lembaga Amil Zakat, Infaq, dan Sedekah Nahdlatul Ulama (LAZISNU) dengan program koin NU di Sukorejo juga telah mampu membeli mobil ambulance untuk pelayanan umat menyesuaikan dengan MWCNU yang lain.

 

Menjelang berakhirya masa khidmat sampai 21 Agustus mendatang tentu tidak semua program bisa direalisasi. Penguatan organisasi dan kaderidasi pengurus ranting, kegiatan pengkaderan seperti PKPNU, MKNU harus digalakkan pada periode mendatang. Kamandirian organisasi perlu ditingkatkan untuk menopang pendanaan organisasi di samping menyelesaikan pembangunan gedung MWCNU. Memperbanyak pendirian lembaga pendidikan pra sekolah PAUD dan TK juga banyak diusulkan untuk memproteksi anak-anak warga NU dari sisi aqidah sedini mungkin.

 

Satu-satunya yang bisa diharapkan terealisasi sebelum pelaksanan konferensi adalah pemanfaatan lantai 1 gedung MWCNU untuk NU Mart yang rencana akan diluncurkan 15 Juli mendatang. Semoga Allah memudahkannya sehingga bisa melengkapi laporan pertanggungjawaban pada konferensi nanti. Aamiin.

 

Fahroji, kontributor NU Online Jateng, Ketua MWCNU Sukorejo Kendal masa khidmah 2016-2021


Opini Terbaru