• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Sabtu, 20 April 2024

Opini

Keadilan, Demokrasi, dan Keharmonisan

Keadilan, Demokrasi, dan Keharmonisan
Foto: Ilustrasi (istimewa)
Foto: Ilustrasi (istimewa)

Sangat mencerahkan, dingin, sekaligus menentramkan, tatkala mengikuti tausiah Katib  Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Asrorun Ni'am Sholeh dalam acara Serambi Islami TVRI, utamanya ketika Kiai Ni'am menjawab pertanyaan peserta terkait dengan hubungan keadilan dengan keharmonisan.


Kiai Ni'am menjelaskan secara gamblang bahwa keadilan itu sesuatu yang diperoleh seseorang serta sekelompok orang, sesuai dengan status, kedudukan dan perannya masing- masing. Menurutnya, adil itu tidak harus sama rata, karena pada hakekatnya peran, kedudukan serta tugas yang diemban masing- masing tidaklah sama. Demikian pula ketika Kiai Ni'am mengaitkan keadilan dengan demokrasi. Dengan terang dan jelas disampaikan bahwa memberi masukan dan kritik itu sangatlah dibolehkan, selama hal tersebut disampaikan pada waktu dan situasi yang tepat (empan papan dalam bahasa Jawa).


Sehingga yang diberi kritik atau masukan akan bisa menerima sekaligus menelaahnya dengan baik. Tujuannya, tentu untuk menjaga keharmonisan, karena esensi demokrasi itu sebenarnya adalah dialog. Karena itu, melakukan tabayun sangatlah penting dan bukan malah ikut-ikutan menggunakan media sosial (medsos) secara sembarangan, termasuk ikut-ikutan menyebar informasi hoaks.


Demikian dingin sekaligus menyejukkan taushiyah yang disampaikan, maka bila kita kaitkan dengan banyaknya informasi hoaks yang tersebar luas sembarangan, hal yang perlu kita renungkan bersama adalah tidakkah seharusnya orang makin tertarik mengikuti berbagai taushiyah dari para narasumber yang mumpuni sekaligus disiarkan melalui TVRI yang bermotto 'media pemersatu bangsa', serta menghindari informasi kurang jelas, terlebih yang bak hujan deras mereka terima dari medsos yang tidak jelas kualitas narasumbernya?


Melek Informasi


Pesatnya perkembangan teknologi informasi menyebabkan seseorang atau sekelompok orang dengan sangat mudahnya memperoleh serta menyebarkannya kembali, bahkan tidak jarang pula ada yang mengeditnya terlebih dahulu. Berbagai tujuan masing-masing penyebar, mulai hanya keinginannya dipandang kaya informasi, aktualisasi diri, serta kelompok, yang dengan sengaja menyesatkan mereka yang tidak melek informasi serta melahirkan opini yang sesat, demi tujuan yang sudah direncanakan.


Karena itu, kita sebagai penerima berbagai informasi dari berbagai media tersebut perlu menelaah lebih lanjut informasi yang diterima. Caranya, antara lain dengan memohon pencerahan kepada para senior, para ustad, dan bila perlu dengan guru-guru  serta kiai-kiai kita untuk memastikan apakah informasi tersebut pantas disebarkan atau dibuang saja.


Dalam bahasa iklan teliti sekaligus cermati sebelum membeli dan memberikannya kepada pihak lain adalah penting. Tujuannya jelas, jangan sampai kita ikut menyebarkan informasi yang sesat, sekaligus mampu menjaga keharmonisan hubungan yang terjadi dalam masyarakat. 


Momentum dan Komitmen


Mumpung saat ini momentumnya tepat, selain secara leluasa kita bisa memilih narasumber di media arus utama yang kredibel, sekaligus bisa memaksimalkan NU Online Jateng, yang diharapkan akan menjadi sarana tabayun sekaligus meluruskan dan menangkal derasnya info-info hoaks utamanya melalui medsos.


Kita harus yakin, bahwa isi taushiyah yang antara lain seperti yang disampaikan kiai  Ni'am melalui TVRI akan makin menyebar luas berkat tangan-tangan cekatan kita, sehingga pelan tapi pasti derasnya informasi berbobot yang kita sebarkan, dari sisi komunikasi, akan mampu menindih dan akhirnya menggencet info-info hoaks yang menyesatkan. Seperti yang secara teori sesuai dengan 'teori spiral kebeningan atau spiral of silence'. Wallahu a'lam bis shawab



Gunawan Witjaksana, Nahdliyin tinggal di kota Semarang, Dosen Ilmu Komunikasi  Universitas Semarang (USM) dan Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) Semarang


Opini Terbaru