Regional

Kepala Kemenag Wonosobo Minta Santri Punya Kesadaran Eco-Theologi yang Tinggi

Rabu, 20 Agustus 2025 | 10:00 WIB

Kepala Kemenag Wonosobo Minta Santri Punya Kesadaran Eco-Theologi yang Tinggi

Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Wonosobo, Dr H Panut, MPd.

Wonosobo, NU Online Jateng 

Kepala Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Wonosobo, H Panut, meminta para santri untuk bisa mengembangkan kesadaran eco-theologi atau sikap peduli lingkungan dan suka merawat alam. 

 

"Jadi bagaimana santri masa kini ikut aktif merawat alam. Paling tidak, melalui ilmu yang didapat di pondok pesantren, santri bisa mengimplementasikan perilaku sadar lingkungan dan merawat alam agar tetap lestari," ujarnya. 

 

Dia mengatakan hal itu, usai menjadi Inspektur Upacara pada peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Kemerdekaan RI di pondok pesantren Al Mubaarok Manggisan Kecamatan Mojotengah Kabupaten Wonosobo Jawa Tengah. Pada Ahad kemarin, (17/8/2025).

 

Bahkan kesadaran terhadap lingkungan dan kelestarian alam tersebut, menurutnya, tidak sekadar ketika santri berada di lingkungan pondok pesantren. Tapi juga ketika santri bermukim di lingkungan tempat tinggal masing-masing. 

 

Menurut Panut, eco-theologi adalah suatu pendekatan teologis yang memadukan antara ajaran agama, kesadaran lingkungan dan kelestarian alam. 

 

"Konsep ini menekankan pentingnya menjaga dan melestarikan alam sebagai bagian dari iman dan tanggung jawab spiritual," tegasnya.

 

Prinsip-prinsip eco-theologi, lanjut dia, meliputi tanggung jawab manusia. Manusia memiliki tanggung jawab untuk menjaga dan melestarikan alam sebagai ciptaan Tuhan YME.

 

Manfaat Eco-Theologi

"Ada juga saling keterhubungan antar semua mahluk hidup. Semua makhluk hidup memiliki keterhubungan yang erat dan saling mempengaruhi," papar pria yang pernah jadi pengurus LP Ma'arif NU Wonosobo itu. 

 

Di luar itu, kata dia, ada pula prinsip kesederhanaan. Hidup sederhana dan tidak berlebihan dalam menggunakan sumber daya alam. SDA harus dimanfaatkan secara proporsional dan tidak boleh ada eksploitasi alam. 

 

"Juga menjaga keadilan dan kesetaraan dalam menggunakan sumber daya alam dan menjaga lingkungan. Jika alam tidak dijaga dan dirawat, alam bisa rusak dan murka kepada manusia," papar Panut.

 

Eco-theologi dalam Islam, ujarnya, bahwa manusia sebagai khalifah di bumi memiliki tanggung jawab untuk menjaga dan melestarikan alam. Alam adalah amanah dari Tuhan yang harus dijaga dan dilestarikan.

 

"Tujuan syariat Islam termasuk menjaga lingkungan dan sumber daya alam. Meningkatkan kesadaran lingkungan dan tanggung jawab spiritual," lanjut Kepala Kemenag Wonosobo.

 

Manfaat eco-theologi, termasuk di dalamnya mendorong perilaku yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Meningkatkan keadilan dan kesetaraan dalam menggunakan sumber daya alam.

 

"Eco-theologi dapat menjadi pendekatan yang efektif untuk meningkatkan kesadaran lingkungan dan tanggung jawab spiritual dalam menjaga dan melestarikan alam," pungkasnya.