• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Kamis, 2 Mei 2024

Opini

Indahnya Berpikir Positif

Indahnya Berpikir Positif
Foto: Ilustrasi (pcnusumenep.or.id)
Foto: Ilustrasi (pcnusumenep.or.id)

'Siapa yang telah mengenal Allah SWT, Niscaya akan dapat mengangkat langit dan bumi dengan bulu mata matanya. siapa yang tidak mengenal Allah SWT, maka seandainya seekor nyamuk bergantung pada dirinya, niscaya ia akan ribut'. (Imam Syafi'i)

 

Manusia sebagai makhluk yang telah diciptakan oleh Allah SWT dan sudah mendapatkan gelar kholifatu fil ard yang berarti pemimpin di muka bumi.  Dalam hal ini manusia memang telah dianugerahkan untuk bisa menduduki dan menempati seisi muka bumi ini. Namun meskipun begitu manusia banyak memiliki kekurangan dan kelebihan. Serta manusia juga dikategorikan sebagai makhluk ciptaan Allah SWT yang lemah tak akan bisa apa apa atas dasar Kuasa dari Allah SWT. 

 

Oksigen yang berhamburan dan bisa kita hidup setiap hari inilah sebagai bukti bahwa kekuasaan Allah SWT sangatlah luar biasa. Dengan demikian kita semua  haruslah pandai-pandai bersyukur dan mensyukuri atas karunia dari Allah SWT, Karena tak ada satupun Dzat yang bisa menandingi akan kekuasaan Allah Azza Wajalla. Dan Allah SWT juga sebagai pemilik alam semesta raya yang terhampar begitu luas dan juga selalu mempunyai rencana atas takdir yang tak akan satu pun makhluk ciptaannya bisa mengetahuinya, karena semuanya sudah tertulis di Lauhul Mahfudz.

 

Konsep Indahnya berfikir positif coba kita tuangkan dalam kehidupan sehari-hari dan di lingkungan sekitar kita, karena dengan kita berfikir positif kepada siapapun maka akan menjadikan hidup kita selalu nikmat dan indah. Pada dasarnya semua yang ada dalam kehidupan ini adalah salah satu perlombaan untuk berlomba-lomba dalam kebaikan (fastabiqul khoirot) perlombaan yang dilakukan di sini bukan mencari siapa yang menang dan mengetahui siapa yang kalah. Tentu berbeda dengan sebuah kompetisi atau perlombaan yang lainnya. Namun, perlombaan kebaikan di sini dimaksudkan untuk selalu bisa memaknai kehidupan kita agar bisa setiap langkah yang kita lalui bisa bernilai ibadah. 

 

Beribadah tak melulu kita harus pergi ke tempat ibadah, atau menyumbangkan sebagian harta kita untuk pembangunan sarana prasana untuk dakwah agama Islam seperti pembangunan masjid, mushala, majelis ta’lim, pondok pesantren, dan sebagainya. Namun ibadah yang bisa kita lakukan dan mungkin sebagian orang menganggapnya hanya kebaikan yang bernilai kecil atau bahkan remeh sekalipun. Seperti menyingkirkan duri di jalan, menahan amarah, dan melakukan pekerjaan setiap hari semata-mata hanya karena meminta ridha dari Allah SWT juga yang demikian termasuk ibadah yang bernilai pahala. Ada lagi salah satu kebaikan yang bisa kita terapkan dan sangat mudah tanpa harus mengeluarkan banyak biaya yaitu menebarkan senyum dan mengucapkan salam saat bertemu kepada yang lainnya juga termasuk sesuatu pekerjaan yang bernilai ibadah. 

 

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an surat Al-Isra’ ayat 7:

 

اِنْ اَحْسَنْتُمْ اَحْسَنْتُمْ لِاَنْفُسِكُمْ ۗوَاِنْ اَسَأْتُمْ فَلَهَاۗ فَاِذَا جَاۤءَ وَعْدُ الْاٰخِرَةِ لِيَسٗۤـُٔوْا وُجُوْهَكُمْ وَلِيَدْخُلُوا الْمَسْجِدَ كَمَا دَخَلُوْهُ اَوَّلَ مَرَّةٍ وَّلِيُتَبِّرُوْا مَا عَلَوْا تَتْبِيْرًا - ٧

 

Artinya: Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik untuk dirimu sendiri. Dan jika kamu berbuat jahat, maka (kerugian kejahatan) itu untuk dirimu sendiri. Apabila datang saat hukuman (kejahatan) yang kedua, (Kami bangkitkan musuhmu) untuk menyuramkan wajahmu lalu mereka masuk ke dalam masjid (Masjidil Aqsa), sebagaimana ketika mereka memasukinya pertama kali dan mereka membinasakan apa saja yang mereka kuasai. (QS Al-Isra’:7)

 

Meninjau dari ayat di atas bahwa kebaikan yang kita lakukan untuk orang lain akan mendatangkan kebaikan untuk diri sendiri. Sebaliknya jika kita berbuat jahat kepada orang lain maka akan mendatangkan kerugian atau keburukan bagi siapapun yang melakukannya. 

 

Senada dengan hal di atas Allah SWT juga berfirman dalam Al-Qur'an surat Ath-Thalaq ayat 2-3

 

فَاِذَا بَلَغْنَ اَجَلَهُنَّ فَاَمْسِكُوْهُنَّ بِمَعْرُوْفٍ اَوْ فَارِقُوْهُنَّ بِمَعْرُوْفٍ وَّاَشْهِدُوْا ذَوَيْ عَدْلٍ مِّنْكُمْ وَاَقِيْمُوا الشَّهَادَةَ لِلّٰهِ ۗذٰلِكُمْ يُوْعَظُ بِهٖ مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِ ەۗ وَمَنْ يَّتَّقِ اللّٰهَ يَجْعَلْ لَّهٗ مَخْرَجًا ۙ - ٢

 

Artinya: Maka apabila mereka telah mendekati akhir idahnya, maka rujuklah (kembali kepada) mereka dengan baik atau lepaskanlah mereka dengan baik dan persaksikanlah dengan dua orang saksi yang adil di antara kamu dan hendaklah kamu tegakkan kesaksian itu karena Allah. Demikianlah pengajaran itu diberikan bagi orang yang beriman kepada Allah dan hari akhirat. Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya. (QS At-Thalaq : 2)

 

وَّيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُۗ وَمَنْ يَّتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ فَهُوَ حَسْبُهٗ ۗاِنَّ اللّٰهَ بَالِغُ اَمْرِهٖۗ قَدْ جَعَلَ اللّٰهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا - ٣

 

Artinya: Dan Dia memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya. Dan barangsiapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan-Nya. Sungguh, Allah telah mengadakan ketentuan bagi setiap sesuatu. (QS At-Thalaq : 3)

 

Allah menjanjikan jalan keluar berupa rizki yang tak terduga bagi umat-Nya yang bertaqwa dan senantiasa tawakal. Serta dalam ayat ini pula mengajarkan kepada kita untuk selalu bersikap positif dan husnudzan (berprasangka baik) kepada Allah SWT. Mengingatkan ketaqwaan kita agar selalu ingat janji Allah bahwa akan memberikan rizki dan jalan keluar bagi ciptaan-Nya yang sedang berusaha berjalan lurus sesuai dengan ajaran-Nya. 

 

Semoga dengan kita selalu mensyukuri nikmat Allah SWT dan mampu mengaplikasikannya dengan berfikir positif akan menjadikan hidup kita lebih tentram, aman, dan sejahtera. Dengan selalu berusaha memanfaatkan waktu dan tenaga kita untuk suatu hal yang mempunyai manfaat untuk diri pribadi dan orang lain. Wallahu a’lam bi Shawab

 

 

A'isy Hanif Firdaus, mahasiswa Ilmu Al-Qur’an & Tafsir UIN Walisongo Semarang, Sekretaris Umum Ikatan Keluarga Al-Fajar Babakan-Tegal, Sekretaris PR.IPNU Dukuh Kedawon, Kecamatan Larangan, Kabupaten Brebes


Opini Terbaru