Innalillahi, Katib Syuriyah PRNU Kumpulrejo Kiai Ahmad Fuadi Wafat Saat Khutbah Jum'at
Sabtu, 12 Oktober 2024 | 12:00 WIB

Tangkapan layar pada rekaman CCTV Masjid Baitussyukur Kumpulrejo, Kaliwungu, Kendal saat kegiatan Shalat Jumat pada Jumat (11/10/2024). (Doc. Istimewa)
Nazlal Firdaus Kurniawan
Kontributor
Kendal, NU Online Jateng
Duka mendalam dirasakan oleh masyarakat Desa Kumpulrejo, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kendal pada hari Jumat (11/10/2024). Seorang ulama bernama Kiai Ahmad Fuadi meninggal dunia dalam keadaan yang tak diduga.
Kiai Ahmad Fuadi wafat ketika tengah menjalankan tugasnya sebagai khatib dalam shalat Jumat di Masjid Baitussyukur Kumpulrejo, Kaliwungu. Wafatnya Kiai Ahmad meninggalkan kesedihan yang mendalam bagi para jamaah dan masyarakat sekitar.
Salah seorang jamaah, Bahrul Ulum A Malik mengungkapkan bahwa tak ada tanda-tanda yang menunjukkan Kiai Ahmad mengalami masalah kesehatan sebelum ia memulai khutbahnya.
"Sebelum khutbah, beliau tampak segar, sehat wal afiat. Tidak ada sedikit pun tanda-tanda bahwa ini akan menjadi momen terakhirnya," ujar Bahrul.
Namun, di tengah khutbah yang begitu mendalam dan penuh hikmah, Kiai Ahmad tiba-tiba jatuh tak sadarkan diri. Para jamaah segera bertindak, bergegas membawanya ke rumah sakit dengan harapan nyawanya dapat diselamatkan.
Sayangnya, Allah swt berkehendak lain. Kiai Ahmad menghembuskan napas terakhirnya di tengah-tengah kepanikan dan harapan yang tak terkabulkan.
Kiai Ahmad Fuadi bukanlah sosok biasa. Ia adalah Katib Syuriyah Pengurus Ranting Nahdlatul Ulama (PRNU) Kumpulrejo, seorang pemimpin dan pembimbing yang dikenal luas di masyarakatnya.
Dirinya juga merupakan pengurus MI NU 04 Kumpulrejo. Kiai Ahmad Fuadi senantiasa berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan keagamaan di desanya, membimbing santri, dan memberikan nasihat kepada jamaahnya. Sosoknya yang sabar, bijaksana, dan penuh dedikasi, membuat kepergiannya terasa begitu memilukan.
Rais Syuriyah Ranting NU Kumpulrejo, Kiai Sholahudin, tidak bisa menyembunyikan kesedihannya atas kepergian sang sahabat.
“Beliau wafat dalam keadaan yang baik, sedang menjalankan tugas sebagai khatib. Ini adalah kemuliaan. Kami semua merasa kehilangan seorang pemimpin yang selalu sabar menghadapi permasalahan di NU Kumpulrejo. Semoga Allah menempatkannya di surga tertinggi dan memberinya husnul khatimah,” ucapnya dengan mata berkaca-kaca.
Bagi masyarakat Muslim, wafat di hari Jumat dipandang sebagai pertanda kebaikan akhir hayat, sebuah husnul khatimah yang diimpikan oleh setiap Muslim.
Hal ini diperkuat oleh hadits Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Imam al-Tirmidzi,
ما من مسلم يموت يوم الجمعة أو ليلة الجمعة إلا وقاه الله تعالى فتنة القبر
“Tidaklah seorang Muslim mati di hari atau malam Jumat, kecuali Allah menjaganya dari fitnah kubur.”
Kepergian Kiai Ahmad pada hari mulia ini membawa penghiburan tersendiri bagi mereka yang merasa kehilangan, menandakan bahwa ia dipanggil dalam keadaan yang paling baik.
Masyarakat Kumpulrejo, terutama para jamaah dan santri yang pernah dibimbing Kiai Ahmad, kini hanya bisa mengenang jasa-jasanya. Meski fisiknya telah tiada, warisan ilmu dan kebaikan yang ditinggalkannya akan terus hidup dalam hati mereka.
"Kiai Ahmad adalah cahaya bagi Kumpulrejo. Meski beliau telah pergi, cahayanya akan terus menyinari kami,"ungkap Kiai Sholahudin.
Terpopuler
1
Novian Adijaya Terpilih Aklamasi sebagai Ketua PR GP Ansor Jatilaba Tegal
2
Lewat KOIN NU, PRNU Desa Cerih Jatinegara Tegal Bantu Syariah Santri Madin dan TPQ
3
PR Sukun Kudus Santuni 700 Yatim di Pati, Sinergi Kebaikan di Bulan Ramadhan
4
Masjid di Jalur Mudik Diminta Buka 24 Jam, Dukung Pemudik dan Program Khataman Al-Qur’an Nasional
5
Tarhim Ansor di Tegal: Menebar Dakwah, Meneguhkan Bakti kepada Orang Tua
6
PMII Komisariat Gusdur Demak Resmi Dilantik, Siap Bergerak Lebih Progresif
Terkini
Lihat Semua