KH Mulyani HBS, Sesepuh HIMASAL Brebes Wafat, Tinggalkan Warisan Perjuangan NU
Senin, 19 Mei 2025 | 11:30 WIB
Brebes, NU Online Jateng
Kabar duka menyelimuti keluarga besar Himpunan Alumni Santri Lirboyo (HIMASAL) Kabupaten Brebes. Salah satu sesepuh dan tokoh penting HIMASAL, KH Mulyani bin KH Basori, wafat pada Jumat malam Sabtu (16/5/2025) sekitar pukul 22.00 WIB.
Almarhum merupakan Penasehat HIMASAL Kabupaten Brebes dan Mustasyar Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Wanasari. Kabar duka menyebar luas di berbagai grup WhatsApp alumni dan keluarga besar NU di Brebes.
Ketua PAC HIMASAL Wanasari, Akhmad Sururi, yang juga Sekretaris MWCNU Wanasari, menceritakan kedekatannya dengan almarhum.
“Saya bertemu terakhir kurang lebih setengah bulan lalu, setelah beliau pulang dari rumah sakit. Saat bertemu, beliau langsung menangis, memeluk, dan menggenggam tangan saya erat. Kami hanya bisa menangis tanpa kata. Sosok yang dahulu penuh semangat, kini saya temui duduk lemah di atas kursi roda,” kenangnya.
KH Mulyani dikenal sebagai sosok yang sangat peduli terhadap kaderisasi dan perjuangan NU. Beliau merupakan putra dari keluarga dermawan yang mewakafkan tanah untuk Kantor MWCNU Wanasari.
“Untuk kepentingan NU, beliau selalu nomor satu dan pantang mundur. Di situlah saya banyak belajar tentang pergerakan NU di desa bersama beliau,” lanjut Sururi.
Selain aktif di NU, beliau juga pernah menjabat sebagai Kepala Desa di Desa Pesantunan selama dua periode. Menurut informasi, beliau merupakan kepala desa termuda di Brebes pada masa Orde Baru dan dikenal sangat merakyat.
Dalam struktur HIMASAL, KH Mulyani sempat menjabat sebagai Bendahara, kemudian dipercaya menjadi Ketua PC HIMASAL Kabupaten Brebes pada 2010, didampingi oleh Akhmad Sururi sebagai sekretaris. Di bawah kepemimpinannya selama lima tahun, HIMASAL aktif berdakwah dan menyelenggarakan berbagai kegiatan meski saat itu belum banyak dukungan media sosial.
“Beliau selalu membimbing dan mengarahkan saya dalam kebaikan. Beliau sudah saya anggap sebagai orang tua sendiri. Beberapa hari sebelum wafat, menurut cerita istrinya, beliau sempat menyebut nama saya dalam obrolan dengan teman-teman alumni,” tutur Sururi.
KH Mulyani juga dikenal sebagai sosok yang ringan tangan, mudah dimintai pertolongan, dan aktif membantu masyarakat, termasuk dalam pengobatan spiritual saat santri mengalami kesurupan.
“Semoga beliau mendapatkan tempat terbaik di sisi Allah SWT, seluruh amal kebaikannya diterima, dan diampuni segala dosa dan kesalahannya. Ini hanya sekelumit kisah tentang seorang pejuang tulus yang tak pernah lelah berkhidmat untuk NU dan HIMASAL,” pungkas Sururi.
Terpopuler
1
Ahad Kliwonan dan Pelantikan Pengurus NU Se-Tawangsari Digelar di Panggung Alam Taruwongso
2
Pesantren Tarbiyatul Qur’an Al Waro’ Juwiring, Warisi Perjuangan Kiai Muslimin Santri Pendherek KH Al Mansur Popongan
3
Abu Sampah Disulap Jadi Paving, Inovasi Hijau LPBI NU dan Banser Trangkil
4
Gerakan Pemuda Ansor: Pilar Pembangunan dan Pemersatu Dinamika Desa
5
Dosen IAI An-Nawawi Purworejo Tawarkan Konsep At-Takāmul At-Takayyufi dalam Pendidikan Moderasi Beragama
6
MA Nurul Qur’an Simo Gelar PETANU: Santri Harus Berani Mengaku NU
Terkini
Lihat Semua