Kepergian Gus Alam: Kiai Muda yang Mengabdi Lewat Pesantren dan Parlemen
Selasa, 6 Mei 2025 | 08:00 WIB
Kendal, NU Online Jateng
Inna lillahi wa inna ilaihi raajiun, KH Alamuddin Dimyati Rais atau yang akrab disapa Gus Alam, Pengasuh Pondok Pesantren Alfadlu 2 Kendal wafat pada Selasa pagi (6/5/2025) pukul 05.40 WIB di Rumah Sakit Budi Rahayu, Pekalongan. Kabar duka ini disampaikan oleh kerabat almarhum, Abdul Aziz pada saluran WhatsAap Alumni Alfadlu.
“Gus Alam sowan wonten ngarso dalem Allah pukul 05:40 WIB. Nyuwun dipun ngapunten sedanten salah hilaf ipun, nyuwun pandonganipun mugio pinaringan Husnul Khotimah,” tulis Abdul Aziz dalam pesan tersebut
Gus Alam sebelumnya mengalami kecelakaan tragis di ruas Tol Pemalang-Batang pada Jumat dini hari (2/5/2025) sekitar pukul 02.40 WIB. Dalam peristiwa tersebut, ia menjadi penumpang sebuah mobil Toyota bernomor polisi H-1980-CM yang menabrak truk Fuso. Kecelakaan tersebut mengakibatkan dua penumpang meninggal dunia di tempat, sementara dua lainnya mengalami luka berat, termasuk Gus Alam yang akhirnya mengembuskan napas terakhir setelah beberapa hari dirawat.
Gus Alam merupakan putra dari ulama kharismatik KH. Dimyathi Rais, pengasuh Pondok Pesantren Al-Fadlu Wal Fadhilah, Kaliwungu. Pada tahun 2017, Gus Alam mendirikan dan mengasuh pesantren Al-Fadlu 2 di Brangsong Kendal.
Selain aktif di dunia pendidikan dan dakwah pesantren, Gus Alam juga dikenal sebagai politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Ia telah menjabat sebagai anggota DPR RI sejak 2009, mewakili Daerah Pemilihan Jawa Tengah I yang meliputi Kota Semarang, Kabupaten Semarang, Kota Salatiga, dan Kabupaten Kendal.
Kepergian Gus Alam meninggalkan duka yang mendalam, tidak hanya bagi keluarga besar Pondok Pesantren Al-Fadlu Wal Fadhilah dan Al-Fadlu 2, tetapi juga bagi masyarakat luas yang mengenalnya sebagai sosok ulama muda yang bersahaja, alim, dan penuh kasih dalam membimbing umat.
Gus Alam dikenal memiliki kelembutan hati, kesederhanaan dalam hidup, dan keteguhan dalam memperjuangkan nilai-nilai keislaman dan kebangsaan. Komitmennya terhadap pendidikan, dakwah, dan aspirasi umat menjadikan beliau panutan lintas generasi. Kepergiannya adalah kehilangan besar, namun warisan perjuangannya akan terus hidup dalam santri-santri yang ia didik, dalam kebijakan yang ia perjuangkan, dan dalam kenangan mereka yang pernah merasakan kebaikannya.
Terpopuler
1
Enam PAC ISNU Dilantik, ISNU Pekalongan Siap Jadi Garda Terdepan Moderasi dan Persatuan
2
ISNU dan BPIP Gelar Seminar Nasional, Bahas Aktualisasi Nilai Ketuhanan dan Moderasi Beragama
3
MI Tahassus Ma’arif NU Pedan Ukir Prestasi dan Teguhkan Komitmen Pendidikan Karakter
4
Rais Syuriyah PWNU Jateng dan FKDT Tegas Tolak Full Day School, Demi Eksistensi Madrasah Diniyah
5
Khutbah Jumat: Pentingnya Menjaga Shalat Lima Waktu
6
5,5 Juta Antrean Berangkat Haji, BP Haji Siapkan Langkah Audit Data Antrean
Terkini
Lihat Semua