• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Minggu, 12 Mei 2024

Nasional

PWNU Jateng Tegaskan Pendidikan Kaum Perempuan Dipelopori Ibu Nyai

PWNU Jateng Tegaskan Pendidikan Kaum Perempuan Dipelopori Ibu Nyai
Rais PWNU Jateng KH Ubaidullah Shodaqoh di acara HBH RMINU (Foto: NU Online Jateng/Insan Al-Huda)
Rais PWNU Jateng KH Ubaidullah Shodaqoh di acara HBH RMINU (Foto: NU Online Jateng/Insan Al-Huda)

Semarang, NU Online Jateng
Rais Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jateng KH Ubaidullah Shodaqoh menegaskan, tidak bisa dipungkiri bahwa pendidikan untuk wanita yang berlangsung di bumi pertiwi tidak lepas dari peran serta pengasuh pesantren dipelopori oleh para ibu nyai.


"Kita akui pesantren putri telah eksis, bahkan kadang pesantren putra kalah prestasinya dengan pesantren putri," tegasnya dalam acara halal bihalal Rabithah Ma'ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (RMINU) Jateng bersama Pengasuh Pesantren Putri di Srondol, Kota Semarang, Senin (29/5/2023).


Kiai Ubaid panggilan akrabnya menyebutkan, akal budi dan kekuatan batin istri Rasulullah Saw,  banyak hal tentang syariat dapat sampai kepada umat Islam. Menurutnya, yang namanya pendidikan memang tidak membedakan antara yang putra dan yang putri. "Karena nyawa tidak memiliki berjenis kelamin," ujarnya. 


Disampaikan, anak-anak mempunyai hak yang sama untuk mendapatkan ilmu pengetahuan dan mengekspresikan kreativitasnya. "Para kiai telah mempersilahkan para ibu nyai untuk mengembangkan pesantren putri," ucap Kiai Ubaid yang juga Pengasuh Pesantren Al-Itqon Bugen, Kota Semarang.


Menurutnya, NU berasal dari pesantren. NU adalah pesantren besar dan pesantren adalah NU kecil. Karena itu, NU dilahirkan oleh para tokoh ulama yang memegang dan mengasuh pesantren.


"Belajar dari pengalaman, kita para pengasuh pesantren bahu membahu bagaimana mendirikan, mempertahankan, dan mengiri kemerdekaan Indonesia. Maka kita harus bersinergi khususnya dengan pemerintah," tegasnya.





Wakil Gubernur Jateng KH Taj Yasin Maemoen menyampaikan, sebenarnya tidak usah disebut pengasuh pesantren putri juga tidak apa-apap. Karena pada praktiknya selama ini pesantren putra pun yang ngatur juga Bu Nyai.


"Pemprov jateng bersyukur pemerintah dibantu oleh para ibu Nyai dalam mendidik anak-anak dan melindungi kaum perempuan," ungkapnya.


Menurutnya, setiap pesantren mempunyai peraturan tata tertib antara pesantren yang satu dengan pesantren lainnya berbeda, meski muaranya sama yakni bagaimana bisa melahirkan generasi yang paham agama. "Ada juga test seleksi masuk di pesantren yang mempertimbangkan semua aspeknya," ucapnya.


Ketua Panitia Halal Bihalal Ning Royana Al-Hafidhah menjelaskan, pemimpin manapun yang mendukung gerakan perempuan harus didukung. "Sebab Rasulullah Saw bersabda, siapa yang harus dihormati? Ibumu, ibumu, ibumu," tegasnya.


Menurutnya, Naharul Ijtima Halal Bihalal RMINU Jateng bersama pengasuh pesantren putri se-Jawa Tengah bertujuan membuat modul pendidikan di pesantren yang ramah perempuan dan anak-anak. Hal ini semata-mata untuk memikirkan masa depan anak-anak bangsa.


Ketua RMINU Jateng KH Nur Machin menyampaikan, dengan kegiatan Naharul Ijtima semoga kita mendapatkan Rahmat dari Allah SWT dan mendapatkan syafaat Rasulullah Saw. "Selaku pengurus RMI menyampaikan selamat idul Fitri mohon maaf lahir batin, do'a bi do'a semoga kita mendapatkan keberkahan," pungkasnya.


Pengirim: Insan Al-Huda


Nasional Terbaru