Nasihat Imam Hasan Al-Bashri untuk Para Pemimpin agar Tidak Zalim
Kamis, 22 Agustus 2024 | 12:00 WIB
Abdullah Faiz
Penulis
Dalam sejarah pemikiran dan perkembangan Islam pasti akan lepas dengan sosok Imam Hasan al-Bashri (wafat 728 M). Ia adalah ulama besar yang terkemuka dalam dunia tasawuf dan ilmu agama Islam yang hidup di generasi tabi'in.
Ia lahir di Madinah pada tahun 642 M dan dibesarkan di lingkungan yang dekat dengan para sahabat Nabi Muhammad SAW. Imam Hasan Al-Bashri dikenal karena ilmunya yang luas, keahliannya dalam ilmu fiqih, serta kedalaman spiritualnya dalam dunia tasawuf. Ia berguru dengan para sahabat Nabi Muhammad saw yang sangat populer yaitu Malik bin Anas dan Abdullah bin Umar, hingga ia menjadi tokoh ulama yang sangat disegani oleh semua kalangan.
Imam Hasan Al-Bashri adalah figur yang dihormati dalam sejarah Islam karena pengaruhnya dalam pembentukan ajaran Islam, khususnya dalam tasawuf dan fiqih, serta karena teladan kesalehan dan keteguhan moralnya.
Selain sebagai ahli agama, Imam Hasan Al-Bashri juga dikenal karena kritik sosialnya terhadap penguasa dan elite yang menyalahgunakan kekuasaan. Dia sering menyerukan untuk menegakkan keadilan dan mengingatkan para pemimpin agar memerintah dengan adil dan takut kepada Allah.
Zainuddin Lubis dalam tulisnaya di NU Online “Tiga Nasehat Kepemimpinan untuk Khalifah Umar bin Abdul Aziz mengatakan ada satu kisah menarik, bahwa Khalifah Umar bin Abdul Aziz pernah mengirim surat kepada Imam Hasan Al-Bashri untuk meminta nasihat tentang pemimpin yang adil.
“Ada satu kisah yang menarik ketika Khalifah Umar bin Abdul Aziz menulis surat kepada Sufi Agung dan ahli Fiqih di masanya, yakni Al-Hasan Al-Bashri. Menerima surat tersebut, akhirnya Al-Hasan Al-Bashri pun menulis surat nasehat kepada Khalifah,” tulis Zainuddin Lubis.
Zainuddin Lubis mengutip dalam kitab Jawahirul Adab karya Syaikh Ahmad Hasyimi yang memuat nasihat Imam Hasan Al-Bashri untuk Khalifah Umar bin Abdul Aziz agar menjadi pemimpin yang adil dan bijaksana sehingga tidak melakukan tindakan-tindakan atau keputusan yang zalim dan tidak bermoral.
لا تحكم يا أمير المؤمنين في عباد الله بحكم الجاهلين، ولا تسلك بهم سبيل الظالمين، ولا تسلط المستكبرين على المستضعفين، فإنهم لا يرقبون في مؤمن إلاّ ولا ذمة، فتبوء بأوزارك وأوزار مع أوزارك، وتحمل أثقالك وأثقالاً مع أثقالك. ولا يغرنك الذين يتنعمون بما فيه بؤسك، ويأكلون الطيبات في دنياهم بإذهاب طيباتك في آخرتك. ولا تنظر إلى قدرتك اليوم، ولكن انظر إلى قدرتك غدًا وأنت مأسور في حبائل الموت، وموقوف بين يدى الله في مجمع من الملائكة والنبيين والمرسلين، وقد عنت الوجوه للحى القيوم
Artinya, "Janganlah, wahai Amirul Mukminin, engkau memerintah hamba-hamba Allah dengan hukum yang diterapkan oleh orang-orang jahil. Jangan juga menempuh jalan orang-orang yang berlaku aniaya. Jangan beri peluang para pendurhaka terhadap kaum lemah, karena mereka itu tidak memelihara hubungan kekerabatan dengan orang mukmin, tidak juga mengindahkan perjanjian, karena jika engkau memberi peluang itu maka engkau akan memikul dosa-dosamu dan juga dosa dosa (mereka) bersama dosamu. Engkau akan memikul beban-bebanmu bersama beban-beban selainmu!
Baca Juga
Menyoal Kepemimpinan Perempuan
Janganlah terpedaya dengan mereka yang menikmati hal-hal yang menjadi sumber kesengsaraan. Mereka menikmati aneka kebaikan di dunia mereka dengan menyingkirkan kebajikan yang berkaitan dengan akhiratmu. Jangan memandang kepada kemampuanmu hari ini tetapi lihatlah kemampuanmu esok saat engkau disandera dalam tali-temali maut, berdiri di hadapan Allah dalam himpunan para malaikat, para nabi dan rasul, di mana semua wajah tertunduk di hadapan Tuhan yang Maha Hidup dan Maha Berdiri sendiri lagi Maha Mengurus semua makhluk. (Ahmad Hasyimi, Jawahirul Adab fi Adbiyati wa Insyai Lughatil 'Arab, [Maktabah Fahrasatul Kamilah: 1969], halaman 341).
Dari paparan nasihat Imam Hasan Al-Bashri dalam redaksi kitab Jawahirul Adab, dapat disarikan menjadi beberapa poin. Pertama, seorang pemimpin tidak boleh memerintah seseorang dengan hukum yang diterapkan oleh orang-orang jahil (kurang kompeten). Kedua seorang pemimpin jangan mengikuti jalan orang-orang yang zalim. Ketiga, jangan memberikan peluang (kekuasaan) kepada orang yang tidak berpihak kepada kaum lemah.
Dengan demikian, nasihat bijak dari Imam Hasan Al-Bashri ini dapat menjadi pedoman hidup bagi para pemimpin agar tidak melakukan keputusan-keputusan yang zalim dan merugikan rakyatnya.
Terpopuler
1
Amalan yang Dilakukan pada Malam Nisfu Sya’ban
2
Doa Mustajab di Malam Nisfu Sya’ban yang Dibaca Syekh Abdul Qadir Al-Jilani
3
Muslimat NU Rayakan Nisfu Syaban di Kongres Ke-18 dengan Pemberian Ijazah Amalan
4
Ketua Baru PR GP Ansor Karangasem Tegal Terpilih, Siap Wujudkan Pemuda Maju dan Berkhidmat
5
Mba Ela: Mengabdi, Berprestasi, dan Berbakti di Tengah Keterbatasan
6
Lakmud PAC IPNU-IPPNU Gebog: Bangun Kontinuitas Trilogi untuk Gebog Berdedikasi
Terkini
Lihat Semua