Ajie Najmuddin
Penulis
Dalam kitab Fiqhul Hikayat, dikisahkan pernah suatu malam saat turun hujan lebat, di pelataran rumah Syaikhona Kholil Bangkalan sudah ada seorang kakek sepuh yang lumpuh dan berjalan dengan cara ngesot. Syaikhona Kholil Bangkalan merupakan salah satu ulama besar di masanya.
Syaikhona yang melihatnya langsung berkata pada para santri. "Siapa yang bersedia menggendongnya?"
"Saya bersedia wahai guru," jawab salah seorang santri.
Kemudian santri itu pun menggendongnya, dan ketika sampai di depan pintu rumah syaikhona, beliau langsung menyambutnya dengan penuh hormat dan takdzim pada tamu sepuh itu. Ketika syaikhona dan tamunya selesai berbincang-bincang, ia kembali meminta muridnya untuk menggendong orang tua tadi dan digendong kembali oleh santri yang sama, sampai ke depan pintu.
Ketika santri itu pergi menggendong tamu gurunya, syaikhona berkata kepada para santri. "Saksikanlah sesungguhnya ilmu-ilmuku sudah dibawa oleh dia (santri yang menggendong tamunya)!"
Setelah kejadian itu barulah diketahui ternyata tamu syaikhona yang sepuh serta lumpuh itu adalah Nabi Khidir as. Sedangkan santri yang menggendongnya itu di kemudian hari menjadi Rais Akbar Nahdhatul Ulama (NU). Dia adalah Hadhratussyaikh KH Hasyim Asy'ari.
Penulis: Ajie Najmuddin
Editor: Muhammad Ishom
Terpopuler
1
Tari dan Tayu, Sosok Kartini Kembar Fatayat NU dari Kendal
2
Darul Amanah FA Jaring Bintang Lapangan Lewat Seleksi Terbuka SSB dan Beasiswa 2025/2026
3
6 Fakta Sejarah RA Kartini yang Jarang Diketahui Publik
4
Peringati HKBN 2025, LPBINU Kudus Gelar Pelatihan Driver Perahu Karet untuk Perkuat Kesiapsiagaan Bencana
5
Kemandirian Kader Jadi Sorotan Ketua PW Ansor Jateng dalam Halal Bihalal PAC Ansor Gringsing
6
Tumbuhkan Jiwa Mandiri dan Disiplin, Santri Pesantren Salafiyah Kangkung Kendal Semarakkan Ekstrakurikuler Pramuka
Terkini
Lihat Semua