Keislaman

Filosofi Pemberian Nama ‘Muhammad’ pada Rasulullah SAW

Jumat, 6 September 2024 | 21:00 WIB

Filosofi Pemberian Nama ‘Muhammad’ pada Rasulullah SAW

Ilustrasi (NU Online)

Memberi nama kepada bayi adalah salah satu hal penting yang dilakukan oleh orang tua, sebab nama memiliki makna yang mendalam dan berpengaruh pada kehidupan anak. Oleh karenanya, nama sering kali mengandung makna atau filosofi yang dalam. 


Pemberian nama oleh orang tua kepada anaknya bukan hanya sekadar memberikan panggilan saja, melainkan juga menaruh doa dan harapan besar bagi masa depan sang anak. Begitu pula dengan nama ‘Muhammad’ yang disandang oleh Rasulullah saw yang memiliki kisah dan sejarah mendalam. 


Nama ‘Muhammad’ diberikan langsung oleh sang kakek, Abdul Mutholib kepada baginda Nabi dengan tujuan dan harapan yang besar. Nabi Muhammad saw lahir dalam keadaan yatim, yang ditinggalkan ayahnya ketika Nabi masih di dalam kandungan. Oleh sebab itu, Abdul Muthalib sebagai kepala keluarga Bani Hasyim mengambil peran penting dalam memberikan nama, merawat dan membesarkan Muhammad kecil bersama ibunya, Aminah binti Wahab.


Ketika Nabi Muhammad dilahirkan, Abdul Muthalib sangat bergembira sehingga ia langsung menggendong Muhammad untuk masuk ke dalam Kab’ah dan berdoa kepada Allah swt. Setelah keluar dari Ka’bah, Abdul Muthalib memberikan nama ‘Muhammad’ yang pada saat itu, nama tersebut tidak umum digunakan di kalangan suku Quraisy maupun di kalangan Arab. (Lihat kitab Rahiq Makhtum Halaman 36 Daar Kutub Ilmiah).


ولما ولدته أمه أرسلت إلى جده عبد المطلب تبشره بخفيده فجاء مستبشرا ودخل به الكعبة ودعا الله وشكر له واختار له اسم محمد وهذا الإسم لم يكن معروفاً في العرب

Artinya: Ketika ibunya melahirkannya, ia mengirim utusan kepada kakeknya, Abdul Muthalib untuk memberitahukan tentang cucunya, kemudian ia datang dengan gembira sehingga ia masuk ke dalam Ka'bah, berdoa kepada Allah, berterima kasih kepada-Nya dan memilih nama Muhammad, dan nama tersebut tidak terlalu masyhur di kalangan bangsa Arab.


Ketika ditanya mengapa beliau memilih nama yang tidak biasa ini, Abdul Muthalib menjawab, ‘Aku ingin cucuku ini dipuji di langit dan di bumi’. Hal ini menunjukkan harapan besar Abdul Muthalib bahwa cucunya akan menjadi orang yang terhormat, dihormati, dan disanjung oleh manusia serta malaikat.


Makna Nama 'Muhammad'

Nama ‘Muhammad’ memiliki arti yang dalam, yaitu “yang sangat terpuji”. Ini mencerminkan harapan bahwa Nabi Muhammad saw akan menjadi seseorang yang memiliki sifat-sifat terpuji, yang akan dihormati oleh umat manusia karena kebaikannya, kejujurannya, serta keteladanannya. 


Pemberian nama itu ternyata sangat sesuai dengan kehidupan Rasulullah saw, yang sepanjang hidupnya dikenal sebagai orang yang jujur, amanah, penyayang, dan penuh kebijaksanaan.


Nama ‘Muhammad’ yang berarti "yang dipuji," memiliki makna simbolis yang mendalam. Sepanjang hidupnya, Nabi Muhammad memang dipuji oleh banyak kalangan karena akhlak dan budi pekertinya yang luhur, bahkan sebelum diangkat menjadi nabi. Beliau dijuluki "Al-Amin" (yang terpercaya) oleh masyarakat Quraisy, menunjukkan betapa tingginya reputasi beliau di mata masyarakat, baik dari segi kejujuran maupun integritas.


Selain nama ‘Muhammad’, Rasulallah saw juga memiliki nama ‘Ahmad’ yang juga berasal dari akar kata yang sama. Nama ‘Ahmad’ disebut dalam Al-Qur'an dalam surah Ash-Shaff ayat 6, yang artinya juga "yang paling terpuji". Nama ini lebih banyak digunakan dalam konteks nubuat tentang kedatangan Nabi terakhir yang telah disebutkan oleh para nabi sebelumnya, termasuk Nabi Isa AS.

وَاِذْ قَالَ عِيْسَى ابْنُ مَرْيَمَ يٰبَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَ اِنِّيْ رَسُوْلُ اللّٰهِ اِلَيْكُمْ مُّصَدِّقًا لِّمَا بَيْنَ يَدَيَّ مِنَ التَّوْرٰىةِ وَمُبَشِّرًا ۢ بِرَسُوْلٍ يَّأْتِيْ مِنْۢ بَعْدِى اسْمُهٗٓ اَحْمَدُۗ فَلَمَّا جَاۤءَهُمْ بِالْبَيِّنٰتِ قَالُوْا هٰذَا سِحْرٌ مُّبِيْنٌ

wa idz qâla ‘îsabnu maryama yâ banî isrâ'îla innî rasûlullâhi ilaikum mushaddiqal limâ baina yadayya minat-taurâti wa mubasysyiram birasûliy ya'tî mim ba‘dismuhû aḫmad, fa lammâ jâ'ahum bil-bayyinâti qâlû hâdzâ siḫrum mubîn.


Artinya: (Ingatlah) ketika Isa putra Maryam berkata, “Wahai Bani Israil, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu untuk membenarkan kitab (yang turun) sebelumku, yaitu Taurat, dan memberi kabar gembira tentang seorang utusan Allah yang akan datang setelahku yang namanya Ahmad (Nabi Muhammad).” Akan tetapi, ketika utusan itu datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata, “Ini adalah sihir yang nyata.”


Ibnu Katsir juga menyebutkan dalam kitab tafsirnya, bahwa Nabi Isa AS sudah memberikan kabar ini kepada Bani Israil soal nabi pungkasan yang akan diutus di Arab.

وَأَنَا مُبَشّر بِمَنْ بَعْدِي، وَهُوَ الرَّسُولُ النَّبِيُّ الْأُمِّيُّ الْعَرَبِيُّ الْمَكِّيُّ أَحْمَدُ. فَعِيسَى، عَلَيْهِ السَّلَامُ، وَهُوَ خَاتَمُ أَنْبِيَاءِ بَنِي إِسْرَائِيلَ، وَقَدْ أَقَامَ فِي مَلَإِ بَنِي إِسْرَائِيلَ مُبَشِّرًا بِمُحَمَّدٍ، وَهُوَ أَحْمَدُ خَاتَمُ الْأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِينَ، الَّذِي لَا رِسَالَةَ بَعْدَهُ وَلَا نُبُوَّةَ


Artinya: Dan aku adalah pembawa berita tentang orang (nabi) yang datang sesudahku, yaitu Nabi, Ummi, yang berasal dari Makkah Arab, Namanya adalah Ahmad. Nabi Isa AS yang merupakan penutup para nabi Bani Israil, dan yang datang ke Bani Israil sebagai pembawa kabar gembira tentang akan diutusnya Nabi Muhammad saw. Sementara Ahmad (Muhammad) adalah penutup para nabi dan rasul, yang setelahnya tidak ada lagi utusan dan kenabian.


Perbedaan utama antara ‘Muhammad’ dan ‘Ahmad’ terletak pada konteks penggunaannya. ‘Muhammad’ merujuk pada sifat Rasulullah yang terpuji oleh orang lain, sementara ‘Ahmad’ merujuk pada dirinya sendiri, yang memuji Allah secara berlebihan atau mendalam.


Dari beberapa keterangan di atas, dapat disimpulkan bahwa pemberian nama itu sangat identik dengan doa dan harapan. Nama yang diberikan oleh kakeknya dengan harapan bahwa Rasulullah akan dipuji dan dihormati oleh seluruh makhluk, baik di dunia maupun di akhirat. 


Sejarah penamaan ini mencerminkan sifat utama Rasulullah saw yang memang menjadi panutan karena akhlaknya yang terpuji dan mulia. Nama ini pun menjadi kenyataan, karena hingga hari ini, nama Muhammad adalah salah satu nama yang paling banyak digunakan di dunia, dan Nabi Muhammad saw tetap dipuji oleh jutaan manusia di seluruh dunia.