Regional

Halaqah RMI PCNU Kendal: Komisi Media Pondok Gagas Strategi Dakwah Dunia Maya

Selasa, 29 Juli 2025 | 16:00 WIB

Halaqah RMI PCNU Kendal: Komisi Media Pondok Gagas Strategi Dakwah Dunia Maya

Pembicara Halaqah RMI PCNU Kendal, Komisi Media Pondok. (Foto: dok AISNU)

Kendal, NU Online Jateng

NU Online Jateng

Rabithah Ma’ahid Islamiyah (RMI) Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Kendal menyelenggarakan Halaqah Pesantren se-Kabupaten Kendal pada Ahad (27/7/2025) di Pondok Pesantren Al Musyafa’, Ngampel. Kegiatan ini mengangkat tema “Revitalisasi Nilai Pondok Pesantren sebagai Benteng Moral di Era Digital.”

 

Halaqah ini menjadi wadah silaturahmi, konsolidasi, dan penguatan kapasitas pesantren dalam menghadapi tantangan zaman yang kian kompleks. Dihadiri oleh perwakilan pesantren di Kendal, kegiatan ini dibagi dalam tiga komisi strategis, yaitu Komisi Bahtsul Masail, Komisi Pondok Putri, dan Komisi Media Pondok.

 

Masing-masing komisi mendalami berbagai isu aktual serta merumuskan langkah konkret untuk menguatkan peran pesantren sebagai pusat pendidikan dan peradaban Islam.

 

Komisi Media Pondok menghadirkan narasumber muda inspiratif, yakni Koordinator Wilayah AISNU Jawa Tengah Diqqi Alvin Hasan dan Koordinator Daerah AISNU Kendal Naufal Chilmi.

 

Keduanya menekankan pentingnya media digital sebagai instrumen dakwah dan edukasi publik.

 

“Media pondok harus menjadi alat perjuangan untuk menyebarkan nilai-nilai Islam Ahlussunnah wal Jama’ah yang moderat dan rahmatan lil alamin,” tegas Diqqi. Ia juga mendorong agar pesantren memiliki identitas digital yang kuat untuk memperluas jangkauan dakwah.

 

Sementara itu, Naufal menyampaikan bahwa media adalah ujung tombak penyampaian narasi keumatan. 

 

“Media bukan sekadar penyampai informasi, tapi juga alat transformasi sosial. Pesantren harus memanfaatkannya untuk membangun kesadaran publik akan pentingnya akhlak, ilmu, dan tradisi ulama,” ujarnya.

 

Halaqah ini diharapkan dapat memperkuat eksistensi pesantren di Kendal agar lebih adaptif dan tetap menjadi benteng moral masyarakat di tengah derasnya arus digitalisasi.

 

Kontributor: Nawab Syarif