Keislaman

Isra’ Mi’raj Menurut Imam Al-Qurthubi

Rabu, 8 Januari 2025 | 12:00 WIB

Isra’ Mi’raj Menurut Imam Al-Qurthubi

Ilustrasi Ira' Miraj' (Foto: NU Online)

Isra Mi'raj merupakan salah satu peristiwa agung yang menjadi tonggak penting dalam sejarah Islam. Peristiwa ini tidak hanya menggambarkan mukjizat Rasulullah saw, tetapi juga mengandung pesan-pesan spiritual yang mendalam bagi umat manusia. Isra Mi'raj terjadi pada malam hari, dimana Nabi Muhammad saw diperjalankan oleh Allah dari Masjidil Haram di Makkah ke Masjidil Aqsha di Palestina (Isra) dan kemudian dinaikkan ke Sidratul Muntaha (Mi’raj). 


Imam Al-Qurthubi dalam tafsirnya Al-Jami’ li Ahkam Al-Qur’an menjelaskan bahwa Isra adalah perjalanan Nabi Muhammad saw pada malam hari dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha, sebagaimana yang disebutkan dalam Surah Al-Isra' ayat 1. 
 

سُبۡحَٰنَ ٱلَّذِيٓ أَسۡرَىٰ بِعَبۡدِهِۦ لَيۡلٗا مِّنَ ٱلۡمَسۡجِدِ ٱلۡحَرَامِ إِلَى ٱلۡمَسۡجِدِ ٱلۡأَقۡصَا ٱلَّذِي بَٰرَكۡنَا حَوۡلَهُۥ لِنُرِيَهُۥ مِنۡ ءَايَٰتِنَآۚ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلۡبَصِيرُ   


Artinya: “Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjid al-Haram ke Masjid al-Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya, agar Kami memperlihatkan kepadanya dari tanda-tanda kebesaran Kami. Sungguh Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”. (QS Al-Isra [17]: 1)


Kata "Isra" secara bahasa bermakna perjalanan malam, sementara Mi'raj berarti kenaikan ke langit. Imam Al-Qurthubi menegaskan bahwa peristiwa ini terjadi dengan jasad dan ruh Nabi Muhammad saw dalam keadaan sadar (yaqzah), bukan dalam mimpi (manam). 


Pendapat ini didukung oleh mayoritas ulama Ahlus Sunnah wal Jamaah. Dalam pandangan beliau, Isra Mi'raj menjadi salah satu mukjizat agung yang menunjukkan kemahakuasaan Allah dan kedudukan istimewa Nabi Muhammad saw, yang diperjalankan untuk menyaksikan sebagian tanda-tanda kebesaran-Nya.


الإسراء هو السفر بالليل، والمِعراج هو الصعود إلى السماء، وقد كان ذلك بجسد النبي  وروحه يقظةً لا منامًا، وهذا قول الجمهور من العلماء


Artinya: "Isra adalah perjalanan di malam hari, sedangkan Mikraj adalah naik ke langit. Peristiwa ini terjadi dengan jasad dan ruh Nabi Muhammad saw secara sadar, bukan dalam keadaan mimpi. Ini adalah pendapat mayoritas ulama." (Tafsir Al-Qurthubi, Juz 10, Halaman 227)


Sebagai salah satu mukjizat terbesar dalam sejarah Islam, Isra Mi'raj mengandung banyak pelajaran mendalam bagi umat manusia. Peristiwa ini tidak hanya menunjukkan kebesaran Allah, tetapi juga menegaskan kedudukan mulia Nabi Muhammad saw sebagai utusan terakhir yang menerima perintah langsung dari Allah, yaitu salat lima waktu. 


Hikmah dari perjalanan agung ini menjadi pengingat akan pentingnya keimanan, ketaatan, dan hubungan spiritual dengan Allah. Melalui Isra Mi'raj, umat Islam diajak untuk memperkuat keyakinan mereka terhadap hal-hal yang ghaib dan menjadikan shalat sebagai tiang utama dalam kehidupan beragama. Semoga peristiwa ini terus menjadi inspirasi bagi kita untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan dalam menjalani kehidupan sehari-hari.