Taushiyah

Kiai Muhsinin Ingatkan Pentingnya Ilmu dan Bakti Anak kepada Orang Tua

Sabtu, 15 Februari 2025 | 08:00 WIB

Kiai Muhsinin Ingatkan Pentingnya Ilmu dan Bakti Anak kepada Orang Tua

Kiai Muhsin dalam acara Haflah Akhir Sanah pada Rabu malam Kamis (13/2/2025).

Tegal, NU Online Jateng 

Madrasah Diniyah Takmiliyah Ula (MDTU) dan TPQ Miftahul Huda Sitail menggelar Haflah Akhir Sanah pada Rabu malam Kamis (13/2/2025). Acara ini dihadiri para santri, wali santri, serta masyarakat sekitar yang turut memeriahkan momen tahunan tersebut. Hadir sebagai penceramah, Kiai Muhsinin yang dalam tausiyahnya menekankan pentingnya ilmu yang bermanfaat dan bakti anak kepada orang tua.


Dalam ceramahnya, Kiai Muhsinin mengingatkan para santri untuk selalu berdoa agar ilmu yang diperoleh menjadi berkah.


"Kulonjenengan, ulih ilmu sing manfaat. Nomor loro, muga-muga kanti pendidikannya para kiai, para ustadz dan ustadzah," ujarnya. 


Ia berharap para santri kelak menjadi generasi penerus yang berilmu dan bertakwa.


Lebih lanjut, Kiai Muhsinin menyampaikan bahwa anak yang saleh dan salehah merupakan harta paling berharga bagi orang tua.


"Hai wong duwe anak sholih sholihah, iku jimat sing oranana bandingan," katanya. 


Menurutnya, memiliki anak yang berbakti adalah kebahagiaan terbesar bagi orang tua, baik di dunia maupun di akhirat.


Ia juga menekankan bahwa anak yang saleh harus memiliki empat sifat utama, yaitu taat kepada Allah, mengikuti ajaran Rasulullah, berbakti kepada orang tua, dan bermanfaat bagi masyarakat.


"Ibu-ibu nang Sitail kepengen dua anak bakti maring wong tua, loro apa mboten?" tanya Kiai Muhsinin kepada para hadirin, yang serempak menjawab, "Kepingin."


Namun, Kiai Muhsinin menyoroti adanya pergeseran nilai di masyarakat saat ini, di mana banyak anak yang kurang menghormati orang tua, bahkan tega memperlakukan mereka dengan kasar hanya karena urusan duniawi, seperti gaya hidup dan kecantikan.


"Ana wong tua diamang-amangi, nganggu bendo dening anak wadune," ucapnya dengan nada prihatin.


Ia juga menyinggung fenomena penggunaan produk kecantikan atau skincare yang berlebihan, yang kadang berdampak pada perilaku anak terhadap orang tua.


"Gara-gara skincare, perilakunya bisa jadi keras. Sing mauni maring wong tua lemah lembut, saiki malah wani nglawan," ujarnya. Ia mengingatkan bahwa kecantikan sejati tidak hanya tampak dari wajah, tetapi juga dari akhlak dan perilaku.


Lebih jauh, ia menyoroti kecenderungan anak zaman sekarang yang lebih mementingkan penampilan dibandingkan akhlak.


"Sing penting demi mendapatkan skincare, apapun ditempuh. Wani marang ibu, wani marang bapak," kata Kiai Muhsinin. Hal ini, menurutnya, menjadi keprihatinan bersama yang perlu diatasi dengan pendidikan akhlak dan agama.


Di akhir tausiyahnya, Kiai Muhsinin mendoakan agar para santri MDTU dan TPQ Miftahul Huda Sitail menjadi anak yang saleh dan berbakti kepada orang tua.


"Muga-muga lulusan Madrasah Diniyah iki dadi generasi sing manfaat, sing hormat marang wong tua, lan saget ngluhurake agamane," pungkasnya.