• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Minggu, 19 Mei 2024

Taushiyah

Gus Baha: Sedekah Itu Pengabadian Harta

Gus Baha: Sedekah Itu Pengabadian Harta
KH Bahauddin Nur Salim
KH Bahauddin Nur Salim

 

Rais Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Bahauddin Nur Salim (Gus Baha) menyebut bahwa apa yang disedekahkan itulah yang abadi. Gus Baha menceritakan, suatu ketika jatah makan Nabi Muhammad SAW diberikan oleh Siti Aisyah, istrinya, kepada orang lain. 

 

"Wahai Aisyah, makanan jatah saya di mana?" tanya Nabi, sebagaimana ditirukan Gus Baha. "Wahai Rasulullah, tadi ada orang minta. Lalu, saya berikan. Makanan itu habis." Apa kata Rasulullah SAW? "Kamu salah Aisyah, yang kamu kasihkan itu justru yang masih," ucap Rasulullah.

 

Nabi bersabda, Wa hal laka min maalika illa maa akalta faafnaita wa labista faablaita wa tashaddaqta faabqaita. Harta kamu yang kamu makan kemudian ke toilet jadi kotoran, atau punya pakaian mewah nanti rusak. Sebagian ada yang kamu sedekahkan, itulah yang abadi sampai akhirat.

 

"Sehingga, banyak pengusaha yang mencintai saya setelah saya ajari hadits itu. Misalnya, dia punya uang 1 Miliar, karena dia spekulan atau pedagang (yang) rawan bangkrut, disedekahkan ke masjid 50 juta. Ya itu yang abadi. Jadi kalau suatu saat bangkrut, dia masih punya uang 50 juta di akhirat," jelas Gus Baha.

 

"Jadi, Nabi mengajari sedekah itu apa? Ya sedekah itu pengabadian uang. Kalau kita kan nggak. Sedekah itu nguras uang. Itu pikiran setan, ndak pikiran orang Islam. Itu cara berfikir setan, bukan cara berpikir umat Islam," imbuhnya.

 

Kata Gus Baha, Sayyid Ali Zainal Abidin itu kalau ada orang minta, kemudian memberi, beliau bilang begini: "Marhaban bi man hamala zaadi ilal aakhirah. Terima kasih ya, anda yang sudah membawa bekal saya (menuju akhirat). 

 

Jadi, dianggap teller saja. Orang yang meminta kepada beliau itu dianggap teller bank. Karena sudah ditabungkan. Kalau kita kan nggak, pengemis itu mengganggu, gini, gini, gini. Kecuali pengemis profesi, mungkin kita agak-agak eman. 


Taushiyah Terbaru