Taushiyah

Belajar dari Salaf Shalih di Momentum Nuzulul Qur'an

Ahad, 17 April 2022 | 05:00 WIB

Oleh: Zhilalul Islam (Anggota Ansor Ranting Banyumudal, Moga, Pemalang
 

Bagi beberapa orang, nilai Al-Qur'an hanya pada bilang jumlah Al-Qur'an di baca penuh hingga khatam di bulan Ramadhan ini. Satu kali khatam, dua kali khatam, tiga hingga empat atau mungkin tujuh kali khatam Al-Qur'an, seolah berlomba dengan jumlah terbanyak akan mendapatkan mahkota.


Sekadar mengingatkan, Imam al-Qutb Abdul Wahab bin Ahmad atau yang masyhur dengan nama Imam Sya'rani menyebutkan dalam kitabnya Tanbighul Mughtarrin bahwa salah satu dari sekian akhlak ulama salaf kita adalah :
 

ومن اخلاقهم رضي الله تعالى عنهم : كثرة الإستغفار وخوف المقت كلما قرأوا القرآن لشهودهم عدم عملهم به


"Banyak memohon ampun pada Allah juga takut amarah-Nya, setiap kali mereka membaca Al-Qur'an sebab sadar akan tiada mengamalkan dengan apa yang terdapat pada Al-Qur'an."


Imam Fudhail bin Iyadh sendiri menyebutkan fenomena ini sebagai musibah yang amat besar, dengan berkata :
 

ما ثم مصيبة أعظم من مصيبتنا يتلو أحدنا القرآن ليلا ونهارا ولا يعمل به. وكله رسائل من ربنا إلينا 


"Tidak ada musibah yang lebih besar dari musibah kita sekarang, di mana orang-orang dari kita membaca Al-Qur'an siang dan malam tetapi ia tidak mengamalkannya. Sedangkan Al-Qur'an, keseluruhannya (ayat²nya) adalah surat khusus dari Allah untuk kita (manusia)."


Satu kisah dari Syekh Ali, putra dari Imam Fudhail bin Iyadh bahwa beliau ketika membaca Al-Qur'an selalu menangis sampai-sampai beliau tidak mampu untuk melanjutkan untuk menyempurnakan surat yang dibacanya.


Sehingga beliau pernah berkata :
 

من لم يبك على نفسه عند تلاوة القرآن فهو مغرور، لأن المراد منه العمل لا التلاوة


"Barangsiapa yang tidak menangis atas dirinya sendiri saat membaca Al-Qur'an, maka ia adalah orang yang terpedaya. Karena sesungguhnya, tujuan dari membaca Al-Qur'an adalah amal bukan bacaan (indah atau banyaknya bacaan)."


Semoga di Ramadhan ini, menjadi momentum untuk kita mengupgrade diri dan menanamkan nilai bahwa berapa kali khatam itu baik, terlebih lagi jika mulai mengamallkan satu persatu dari kalam Allah itu akan menjadi sangat baik. Wallahu a'lam

 

Sumber : Tanbighul Mughtarrin, hlm. 286, Maktabah Taufiqiyah, Cairo.