• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Sabtu, 27 April 2024

Taushiyah

Rawat Kualitas Puasa dengan Jaga Ucapan

Rawat Kualitas Puasa dengan Jaga Ucapan
Foto: Ilustrasi (nu online jateng0
Foto: Ilustrasi (nu online jateng0

Oleh: Ketua PP Muslimat NU Hj Mursyidah Thahir


Kalau di dalam kita berpuasa itu sudah jelas tidak makan, tidak minum, dan lainnya. Tetapi untuk menjaga kualitas puasa itu adalah dengan menjaga ucapan. Man kana yu'minu billahi wal-yaumil-akhir fal-yaqul khairann au liyashmut, pendek hadisnya tapi sulit untuk kita wujudkan. 


Bahwa fal-yaqun khairan dalam Al-Qur'an ada lima macam, yaitu yang pertama ketika berbicara dengan orang tua, tokoh, orang yang lebih terhormat menggunakan kata-kata kariman.


"Berbicaralah kepada orang tua, atau orang yang lebih tinggi dari kita kedudukannya dengan qaulan karima ucapan yang memberikan kesan hormat. Jangan sembarangan apalagi sekarang itu medsos, ada yang mengolok-olok, membuli," jelasnya.


Kemudian berikutnya ada taqullaha waqulu qaulan sadida, bertakwalah kepada Allah, dan berbicaralah dengan bahasa, ucapan, dan pernyataan yang benar. Menurutnya yang benar inilah yang sulit, karena yang benar itu kadang-kadang kurang enak untuk didengar.


"Lah ini ada ulama yang saya teladani, Almarhum KH Abidan Ali, kiai saya di Jombang. Beliau itu berbicara benar, tapi nggak kelihatan mendikte. Ceritanya gini, ada ibu-ibu hampir gila gara-gara kalah lotre judi. Terus ada orang iseng, kalau ingin menang tanya sama Kiai Abidan Ali," ungkapnya.


Tetapi Kiai Abidan Ali adalah orang yang arif, orang itu duduk di ruang tamu, lalu ditanya oleh Kiai Abidan Ali "Ibu ada apa?", "Pak Kyai saya mau nanya nomor", "nomor apa?", "Nomor judi".


"Terus kiai bilang coba lihat tangannya, gayanya kayak orang ngeramal juga, coba lihat tangannya. Sama kyai orang yang hampir gila itu dilihat tangannya, garis-garisnya kok begini. Oh ibu nggak cocok main judi, kapanpun ibu main judi nggak akan menang, cocoknya ibu berdagang. Itu namanya qaulan sadida, ucapan yang benar tapi proporsional," jelasnya.


Kemudian yang kelima berbicara dengan tokoh politik yaitu fa qulaa lahu qaulan layyinan. Jadi Allah memerintahkan kepada Musa dan Harun untuk berbicara dengan Firaun dengan bahasa yang lembut.


"Mestinya bulan puasa itu digunakan untuk berhenti dari berbicara yang kurang bagus digunakan untuk berpuasa, dari berbicara yang menyakitkan hati orang lain," pungkasnya.


Taushiyah Terbaru