Yusuf, Sekretaris Ranting NU Sendangmulyo Raih Juara Satu PSM Berprestasi Kota Semarang
Semarang, NU Online Jateng
Sekretaris Pengurus Ranting
Nahdlatul Ulama (PRNU) Sendangmulyo Tembalang
Kota Semarang, Yusuf Effendy Marico berhasil meraih juara pertama
sebagai Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) Berprestasi tingkat Kota Semarang. Ia mendapatkan penghargaan dari Wali Kota
Semarang, Hendrar Prihadi dalam upacara Hari Jadi Kota Semarang, Ahad (2/5)
kemarin.
Yusuf, sebagaimana ia disapa ini dilahirkan di Kudus pada 1 Januari 1970 yang kini tinggal di
Perumahan Asabri Blok Z-XVII
Nomor 16, Sendangmulyo, Kecamatan Tembalang berhasil menyabet sebagai yang
terbaik dalam kegiatan sosial kemanusiaan di lingkungan Dinas Sosial Kota
Semarang.
Perlu diketahui, PSM sebagai salah
satu pilar kesejahteraan sosial pemerintah memiliki peran penting di Dinas
Sosial dalam menangani pelbagai kasus yang dialami para Pemerlu Pelayanan
Kesejahteraan Sosial (PPKS).
"Motivasi utamanya ya hanya
ingin bermanfaat untuk masyarakat, kan khoirunnas anfauhum linnas, seperti kata
almarhum Gus Dur," kata Yusuf usai kegiatan sosialisasi sistem rujukan dan
penanganan Pengemis Gelandangan dan Orang Telantar (PGOT) di ruang Lokakrida,
Gedung Moh Ihsan Lt 8 Balaikota Semarang, Senin (3/5).
Menyandang predikat PSM
Berprestasi Kota Semarang Yusuf Efendi tidak hanya aktif sebagai PSM. Namanya
tercatat sebagai sekretaris Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK)
Sendangmulyo dan salah satu Koordinator Tim Penjangkauan Dinsos (TPD) Kota
Semarang.
Penilaian meliputi profil
portofolio dan presentasi. Dalam profilnya, ia melaporkan berbagai kegiatan
pembinaan masyarakat di sekitar Tembalang. Ia sebut contohnya di antaranya
seperti pembinaan Kelompok Usaha Bersama (Kube) di RW 13 Perumahan Ketileng
Indah, dan RW 20 Perumahan Bukit Sendangmulyo.
"Kita berdayakan masyarakat
untuk membuat hand sanitizer sendiri di RW 13 Perumahan Ketileng Indah dan
melakukan pencegahan Covid-19 di RW 20 Perumahan Bukit Sendangmulyo, waktu itu
Kelurahan Sendangmulyo termasuk tinggi jumlah warga yang terkonfirmasi positif
Covid-19," bebernya.
Lebih jauh Yusuf menguraikan
berbagai kegiatan tersebut, Kube merupakan bentuk program pendampingan
perempuan rawan sosial. "Semula Kube ini hanya berorientasi pada pembuatan
kue saja, tapi karena pandemi jadi berkurang omsetnya, jadi harus tetap bisa
jalan,” terangnya.
“Nah alhamdulillah ada bantuan dari Badan Keswadayaan Masyarakat
(BKM) Kelurahan Sendangmulyo yang mau membina ibu-ibu membuat hand sanitizer
mandiri, jadi selain bisa dijual juga digunakan sendiri untuk pencegahan
Covid-19," tambahnya.
Komitmen Yusuf terhadap kegiatan
kemanusiaan juga ia buktikan bersama Palang Merah Indonesia (PMI) Kota
Semarang. Menjadi relawan Siaga Bencana Berbasis Masyarakat (Sibat) membuatnya
memiliki keterampilan yang lebih untuk bisa membantu masyarakat yang
membutuhkan.
"Alhamdulillah saya juga
sebagai anggota Sibat PMI, jadi sudah mendapatkan pembinaan untuk bisa
menguasai keterampilan pertolongan pertama dan mengurangi risiko bencana,
termasuk bencana wabah Covid-19 ini," akunya.
Bersama PMI Kota Semarang, ia juga
mendorong masyarakat untuk aktif memantau berbagai potensi bencana alam dan
aktif melakukan sosialisasi pencegahan Covid-19 serta menyalurkan bantuan bagi
keluarga yang terkonfirmasi positif Covid-19.
"Sebagai relawan tentunya harus menyukseskan kegiatan kemanusiaan,
baik relawan Dinsos maupun relawan PMI, kalau selama pandemi ini ya sosialisasi
dan bagi masker, ini yang didukung oleh PMI Kota Semarang," jelasnya.
"Kalau di lingkungan kegiatan
NU, kita sudah sosialisasikan pentingnya penggunaan masker dan penyemprotan
disonfektan di mushalla dan masjid sebelum adanya larangan Shalat Jumat dan
pembatasan sosial, jadi waktu masih ada rutinan," imbuhnya.
Sementara salah satu juri, Tri
Waluyo mengatakan PSM sebagai salah satu pilar kesejahteraan sosial bentukan
pemerintah dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat merupakan individu
atau pribadi yang telah mengikuti berbagai pelatihan.
"PSM ini disahkan dengan SK
(Surat Keputusan) dari Lurah, satu kelurahan bisa ada lebih daro satu, bahkan
bisa dijadikan dalam wadah organisasi Ikatan Pekerja Sosial Masyarakat atau
IPSM, ini tergantung dengan sumber daya yang ada," kata Plt Kepala Bidang
(Kabid) Pemberdayaan Sosial (Dayasos) Dinsos Kota Semarang ini menerangkan.
Lebih lanjut Kabid Rehabilitasi
Sosial (Rehabsos) Dinsos Kota Semarang ini menegaskan, yang utama dari PSM
adalah bisa memanfaatkan berbagai potensi untuk bergerak bersama. Menurutnya,
akan lebih bagus jika seorang PSM juga aktif di berbagai organisasi.
"Kalau ada PSM yang aktif di
PMI atau PKK Pemberdayaan dan (Kesejahteraan Keluarga) malah bagus, bisa
memanfaatkan jejaring sosial yang ada untuk mengurusi masyarakat,"
tandasnya.
Atas torehan prestasi tersebut Tri
Waluyo berpesan untuk semua Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS) yang ada
di lingkungan Dinsos Semarang untuk tak bepuas diri terhadap pelayanan yang
ada.
"Kegiatan ini sejatinya
sebagai bagian dari evaluasi, karena itu saya harap agar semua PSKS, baik PSM,
TPD, Karang Taruna, dan sebagainya ini untuk jangan berpias diri, tetep
istikamah karena kegiatan sosial kemanusiaan ini juga ibadah," tuturnya.
"Karena kami, Pemerintah Kota Semarang tidak bisa memberikan sesuatu yang pantas untuk aktivitas ini, mudah-mudahan bantuan terhadap masyarakat ini dinilai ibadah dan diganjar oleh Allah Ta'ala," tutupnya.
Penulis: Ahmad Rifqi Hidayat
Editor: Ahmad Hanan