Sosok

KH Misbachul Munir Brebes Kiai Pengasuh Pesantren Kreatif 

Sabtu, 29 Juli 2023 | 11:00 WIB

KH Misbachul Munir Brebes Kiai Pengasuh Pesantren Kreatif 

KH misbachul Munir (kanan) (Foto: Dok)

KH Misbachul Munir adalah sosok kiai pengasuh pesantren yang memiliki kreativitas dengan menyusun ringkasan kitab karya ulama salaf. Pengasuh Pesantren Hikmah Kamilah Dukuh Banjarsari, Desa Tanjungsari, Kecamatan Wanasari, Kabupaten Brebes dengan 200 santri lebih selalu istiqamah dalam mengaji, istighotsah, dan menulis karya penerjemahan berbasis kitab kuning. 


Beberapa ringkasan dan terjemahan kitab ulama klasik mulai alfiyah ibnu malik, ringkasan awamil, dan beberapa terjemahan lainnya ditulis secara apik sudah beredar di lingkungan pesantren sekitar Jawa Tengah. Semua disusun dengan tangan sendiri tanpa bantuan asisten atau pembantu. Bahasa dalam terjemahan tersebut sangat mudah dipahami karena dengan pendekatan ala makna pesantren. Susunan terjamah dalam bait atau nadzam dengan model per kata, sehingga memudahkan para santri memahami maksud dari bait atau nadzom tersebut. 


Dalam keseharian Kiai Misbach tidak lepas dari kegiatan ngaji mulai habis subuh ngaji tafsir dan hadits Sahih Bukhori, setiap Jumat malam mengajarkan ilmu balaghah. Kajian kitab salaf secara rutin diselenggarakan dengan metode musafahah. Metode ini diyakini lebih berhasil dalam mencetak santri yang bisa memahami kitab kuning secara komprehensif. Terbukti mereka bisa menangkap dengan baik dan merasa termotivasi untuk belajar lebih mendalam. 


Kiai yang khas dengan pakaian serba putih dengan suara yang halus dan merdu didengar oleh jamaah memiliki kharismatik. Rasa ta'dim dan hormat kepada keilmuan dan wirainya yang menjadi kekuatan KH Misbach. Dalam setiap doanya selalu khusu dan penuh khidmat, sehingga jamaah yang ikut mengamini mayoritas larut dalam kekhusyukan dan kesedihan mengingat kesalahan dan dosa. 


Selain ngaji yang menjadi kegiatan rutin KH Misbach juga menerima pengobatan alternatif melalui amalan ijazah dan wirid kalimat thayibah. Untuk menerima tamu pengobatan ini biasanya lepas dzuhur setiap hari. Tamu-tamu pasien dari daerah setempat dan luar kota berdatangan untuk mendapatkan pengobatan dari mulai penyakit fisik sampai dengan penyakit batin dan ruhani ditangani dengan memberikan ijazah dan air putih dalam botol produksi dari Pesantren Hikmah Kamilah. 
 

Kiai Misbach juga aktif rutin mengisi pengajian di NU Ranting Jagalempeni Selatan, Kecamatan Wanasari di Masjid Jami Baiturrahim yakni kajian Tafsir Jalalain, dialog tasawuf di Ranting NU Siandong, Kecamatan Larangan, dan beberapa majelis-majelis taklim di Brebes.

 

Di sela-sela rutinitas sehari-hari KH Misbah juga mengisi acara Istighotsah Hikmah Kamilah di beberapa tempat. Melalui istighotsah jamaah diajak untuk bertaubat bersama sambil melafalkan kalimat thayibah. Kalimat thayibah 'Laa ilaha illallah muhamadur rasulullah' dengan huruf berjumlah 24 sebanding dengan waktu sehari semalam. 


Istighotsah hikmah kamilah ini menjadi ciri khas jamaah Hikmah Kamilah yang sudah tersebar di beberapa daerah bahkan sampai luar kota. Sebelum istighotsah biasanya KH Misbachul Munir memberikan ceramah keagamaan berkisar tentang nafsu, hati, jiwa dan ruhani. Beberapa jenis nafsu yang terletak dalam dirinya manusia disampaikan dengan bahasa yang mudah dicerna oleh jamaah. Sampai pada akhirnya bagaimana hidup ini mendapatkan ridla Allah di tengah kehidupan zaman modern. Wallahu a'lam bis shawab


Pengirim: Akhmad Sururi