• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Minggu, 19 Mei 2024

Opini

Sehat dengan Terapi Al-Qur’an di Masa Pandemi

Sehat dengan Terapi Al-Qur’an di Masa Pandemi
foto: ilustrasi (nu online)
foto: ilustrasi (nu online)

Covid-19 adalah penyakit baru yang memiliki banyak gejala pada badan manusia. Mulai dari gejala fisik yang ringan seperti flu hingga gejala yang berat seperti sesak napas ada pada penyakit ini. Ketika penyakit ini menjadi pandemi, maka banyak orang yang sedang terkena penyakit ini maupun yang sudah sembuh mengalami gangguan kesehatan. Selain gejala fisik, gangguan psikis seperti kecemasan dan lain-lainnya juga menerpa masyarakat. Namun, tidak sedikit orang yang sembuh total tanpa ada keluhan. 

 

Sebagai seorang muslim, ketika sehat tentu kita harus menjaganya. Ketika sakit, tentu perlu berupaya untuk mencapai kesembuhan. Di masa pandemi ini, orang yang sehat harus berupaya dengan ekstra agar tetap sehat di saat orang-orang di sekelilingnya sakit. Tidak jarang, kecemasan yang meningkat pada orang yang sehat mempengaruhi kondisi badan sehingga rentan mengalami penurunan daya tahan tubuh.

 

Bila seorang muslim terkena penyakit ini, maka selain berobat sebagai ikhtiar lahiriah dia juga harus berikhtiar secara batiniah. Berobat ke dokter dan patuh dalam menerima terapi medis menjadi sebuah kewajiban bagi pasien. Bila tanpa gejala atau dengan gejala ringan, cukup dengan isolasi mandiri. Di samping itu, ikhtiar batiniah hendaknya diterapkan sebagai buah dari keimanan. Salah satu ikhtiar batiniah adalah menggunakan Al-Qur’an sebagai obat untuk menyehatkan badan. 

 

Salah satu contoh penerapan ikhtiar batiniah ini adalah melalui ruqyah. Berdasarkan pengamatan penulis, ruqyah di masa pandemi ini bisa dilakukan secara daring melalui media online sehingga pasien tidak bertemu langsung dengan terapis. Jamiyah Ruqyah Aswaja (JRA) seperti yang ada di Kabupaten Cilacap (JRA Wijayakusuma) maupun JRA Demak, Jawa Tengah, telah menyediakan layanan ini.

 

Bagaimana cara menyehatkan badan dengan Al-Qur’an di masa pandemi ini? Apakah mendengarkan ayat-ayat Al-Qur’an dapat menjadi bermanfaat untuk mengatasi kecemasan? Apakah ayat-ayat syifa/penyembuh yang ada dalam Al-Qur’an berpotensi menjadi obat untuk penyakit COVID-19 ini?

 

Al-Hafidz Adz-Dzahabi dalam kitab Thibbun Nabawi menuliskan keterangan tentang manfaat Al-Qur’an sebagai obat. Setelah mengutip perkataan Sahabat Ali radliyallahu ‘anh bahwa obat yang terbaik adalah Al-Qur’an, Beliau menjelaskan firman Allah berikut ini:

“Dan telah Kami turunkan dari Al-Qur’an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman,…” (Surah Al-Isra:82).

 

Kata 'dari' tidak merujuk kepada bagian-bagian tertentu saja, tetapi artinya ialah bahwa segala sesuatu yang telah diwahyukan dalam Al-Qur’an adalah penawar. Al-Qur’an adalah penawar bagi penyakit fisik, jika ia digunakan untuk tujuan itu sebagaimana ia mengobati kesalahan, kebodohan, dan keraguan. Ia memberi bimbingan bagi siapa saja yang tersesat dan kebingungan. Ia mengobati hati dengan menyingkirkan kebodohan darinya dan ia menjadi penawar bagi tubuh dengan menyingkirkan penyakit darinya (Thibb An-Nabawi Al-Hafidz Adz-Dzahabi, Dar Ihyaul Ulum, Beirut, 1990: hal.278).

 

Al-Hafidz Adz-Dzahabi juga menjelaskan bahwa mendengarkan pembacaan Al-Qur’an adalah parfum jiwa, pelunak hati dan santapan ruh. Ini adalah salah satu obat psikologis yang paling penting (Thibb An-Nabawi Al-Hafidz Adz-Dzahabi, Dar Ihyaul Ulum, Beirut, 1990: hal.312).

 

Dari sekian banyak surah di dalam Al-Qur’an, terapis ruqyah biasa membacakan Surah Al-Fatihah untuk pasien-pasiennya. Hal ini sangat beralasan karena sesuai dengan keistimewaan Surah Al-Fatihah sebagai Asy-Syifa/obat/penawar. Hadits Abu Said Al-Khudri radliyallahu ‘anh, riwayat Imam Bukhari, Imam Baihaqi, dan Ad-Darimi menunjukkan keistimewaan Surah Al-Fatihah sebagai berikut:

 

“Rasulullah SAW bersabda: Fatihatul Kitab (Surah Al-Fatihah) adalah obat dari segala penyakit”

 

Kekuatan ayat-ayat pada Surah Al-Fatihah untuk kesehatan fisik telah dibuktikan melalui penelitian ilmiah. Salah satu penelitian tentang manfaat mendengarkan Surah Al-Fatihah disertai dengan pengetahuan tentang maknanya telah dilakukan oleh Deu (2019). Hasilnya, mendengarkan Surah Al-Fatihah dengan mengetahui maknanya secara lebih mendalam dapat meningkatkan gelombang alfa di otak (https://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53694/1/ALHAYANDI%20DEU%20-%20FK.pdf).

 

baca juga: Penjelasan Ilmiah Terapi Covid-19 dengan Metode Ruqyah

 

 

Otak adalah organ fisik yang berperan vital dalam menentukan kesehatan manusia. Sistem kerjanya melibatkan aktivitas gelombang dan aliran listrik maupun zat kimia. Baik zat kimia, listrik, maupun gelombang tentu bisa dirasakan keberadaannya secara fisik. Salah satu gelombang yang berperan penting untuk mengatur ketenangan seseorang adalah gelombang alfa di otak. Gelombang ini dapat direkam ketika seseorang sedang terjaga dan menunjukkan kondisi yang rileks. 

 

Pada pasien yang mengalami COVID-19, hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas gelombang alfa di otaknya mengalami penurunan (https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC7291269/pdf/jcm-09-01545.pdf). Apabila Surah Al-Fatihah diperdengarkan kepada pasien, maka dapat diharapkan bahwa gelombang alfa akan meningkat. Apabila peningkatan gelombang alfa itu dapat dicapai, kondisi pasien akan semakin rileks dan tentu mendukung proses penyembuhan penyakit.

 

Pada situasi pandemi, kondisi stress, sedih, panik, maupun cemas banyak melanda manusia. Perasaan itu melanda semua orang, baik yang terkena penyakit akibat pandemi itu maupun yang tidak terkena penyakit. Kenyataan tersebut hendaknya menyadarkan kaum muslimin terhadap pentingnya kembali kepada Al-Qur’an untuk mencapai ketenangan jiwa di samping berobat kepada ahlinya.

 

Kepanikan dan kecemasan menjadi masalah apabila dibiarkan berkembang dalam situasi pandemi. Keduanya bisa memperparah keadaan dan menjadi beban tersendiri yang harus diatasi. Untuk mengatasi kondisi ini, Al-Qur'an menjadi salah satu solusi yang jitu. 

 

Penelitian Ismail dkk (2018) telah mengumpulkan hasil-hasil riset para pakar yang dirangkum menjadi sebuah artikel tentang manfaat Surah Al-Fatihah untuk mengatasi kecemasan. Penelitian tersebut menyatakan bahwa Al-Fatihah bermanfaat untuk mengobati kecemasan. Tidak hanya untuk mengatasi kecemasan, ternyata Al-Fatihah juga bermanfaat untuk menjaga daya tahan/imunitas tubuh (Very dan Subandi, 2015). Pada masa pandemi seperti sekarang, tentu menjaga imunitas merupakan upaya yang sangat penting untuk dilakukan agar tetap sehat.

 

Masih banyak surah-surah dan ayat-ayat lain di dalam Al-Qur’an yang dapat berperan sebagai Asy-Syifa/obat/penawar. Oleh karena itu, hendaknya kita sebagai kaum muslimin dapat mengambil bagian dalam penanganan pandemi. Upaya ini dapat bermula dari diri sendiri dengan mendengarkan Al-Qur’an yang dibaca oleh diri sendiri maupun orang lain. Al-Qur’an bisa dibaca saat isolasi mandiri atau kapanpun, baik oleh yang sehat maupun yang sakit dengan tetap menjaga adab-adabnya. 

 

Bagi peruqyah, membacakan Al-Qur’an untuk orang lain merupakan upaya kesehatan yang penting bagi masyarakat. Upaya ini bukan untuk menyaingi dan menggantikan terapi secara medis, tetapi untuk melengkapi terapi tersebut agar penanganan pandemi semakin holistik/paripurna.

 

 

Yuhansyah Nurfauzi, anggota Komisi Fatwa MUI Cilacap, apoteker dan peneliti di bidang farmasi


Opini Terbaru