• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Minggu, 5 Mei 2024

Opini

Positif dan Negatif Kemajuan Teknologi di Era Modernisasi

Positif dan Negatif Kemajuan Teknologi di Era Modernisasi
Foto: Ilustrasi (suaracirebon.com)
Foto: Ilustrasi (suaracirebon.com)

Disrupsi mengenai berbagai tatanan pola dan tingkah laku masyarakat di zaman sekarang cenderung sedang mengalami kehidupan di mana hidup di zaman yang arus perkembangan teknologinya sangat luar biasa berkembang dengan cepat. Aktivitas dalam kehidupan sehari-hari kitapun bahkan selalu dimanjakan dengan berbagai hal yang tidak terlepas dari kemoderisasian, mulai dari bangun tidur sampai tertidur kecanggihan teknologi seakan terus berkembang dengan cepat. 

 

Sehari saja, berbagai update tentang informasi yang sedang viral di belahan dunia, kita bisa mengaksesnya dengan mudah tanpa harus mengalami kesulitan sedikitpun. Kecanggihan di zaman teknologi yang kian hari mengalami kemajuan yang begitu pesat bermula diawali dengan adanya sebuah bentuk transformasi dari keadaan yang bisa di bilang kurang maju atau kurang berkembang menuju ke arah yang lebih baik. Tentunya dengan harapan akan bisa tercapai kehidupan masyarakat yang lebih maju, berkembang, unggul, dan makmur.

 

Kemunculan budaya modernisasi merupakan hasil dari kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang sekarang hingga saat ini. Tingkat teknologi dalam membangun modernisasi betul-betul dirasakan dan dinikmati oleh semua lapisan masyarakat, baik yang berada di kota metropolitan ataupun bahkan sampai di pelosok desa-desa terpencil. 

 

Awal mula modernisasi terpicu karena beberapa perubahan yang terjadi secara langsung pada mode bisnis, yang mengarah pada sektor ekonomi, Namun perubahan tersebut bukan hanya terjadi pada urusan ekonomi dan bisnis saja, akan tetapi sejak munculnya teknologi digital yang kemudian mengubah sistem di Indonesia maupun manca negara. Sehingga perkembangan teknologi digital mampu menggantikan tugas serta peran manusia . 

 

Dari berbagai kecanggihan teknologi yang bisa kita rasakan hingga sampai saat ini memang memberikan dampak positif luar biasa. Dengan berbagai kemajuan dan kecanggihan itulah kemudian melahirkan berbagai dampak yang sangat positif yang bisa diterima oleh orang banyak, salah satu di antaranya kita bisa merasakan sendiri dengan kemajuan teknologi itulah maka akan mempermudah seseorang melalui cara berkomunikasi dan mencari informasi yang semakin mudah didapat, sehingga ilmu pengetahuan menjadi cepat berkembang untuk diterapkan untuk hajat hidup orang banyak. Selain itu orang-orang juga kemudian seakan-akan tidak ada batasan dengan jarak antar negara, karena jalur atau akses untuk berkomunikasi jauh lebih mudah dan semakin canggih. Serta mendorong percapatan pembangunan yang terus berkembang di Indonesia sehingga dapat merubah perekonomian Indonesia dan mencapai tatanan kehidupan bermasyarakat yang adil, maju, dan makmur. Hal tersebut diharapkan akan mewujudkan kehidupan masyarakat yang sejahtera baik batin, jasmani, dan rohani. 

 

Dengan adanya budaya modernisasi maka akan bisa terlihat pada perubahan tata nilai dan sikap masyarakatnya, sehingga dengan demikian, Adanya modernisasi dalam budaya akan menyebabkan pergeseran nilai dan sikap masyarakat yang semua irasional menjadi rasional. Justru dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) maka dengan sendirinya akan mewujudkan masyarakat madani dan menjadi lebih mudah dalam beraktivitas dalam kehidupan sehari-hari.

 

Adanya modernisasi juga tak melulu selalu berdampak positif, tentunya juga ada dampak negatif yang sebaiknya kita hindari, salah satunya yaitu tumbuhnya sikap individualisme yang akan muncul karena interaksi sosial dengan sesamanya menjadi terabaikan dengan hadirnya sebuah teknologi yang maju. Berbagai perilaku menyimpang akan mudah dilakukan dengan memanfaatkan media sebagai upaya pelemahan moral dan karakter para generasi bangsa. Khususnya bagi anak muda yang kemudian memanfaatkan kecanggihan media teknologi untuk hal perbuatan  yang bersifat negatif. 

 

Akan mulai banyak berbagai gaya hidup modern menjadikan sasaran utamanya yakni perilaku anak muda banyak menghabiskan waktu untuk berfoya-foya maupun berhura-hura dan melakukan hal-hal yang negatif lainnya. Akan tumbuh pula berbagai kesenjangan sosial pada suatu komunitas masyarakat, dimana masyarakat tersebut hanya akan ada beberapa individu yang dapat mengikuti arus modernisasi dan globalisasi. Tentu dari berbagai dampak tersebut seyogyanya kita harus mempunyai filterisasi yang cukup kuat agar tidak sampai terjun pada beberapa kasus contoh di atas. 

 

Terlebih-lebih pemanfaatan teknologi mulai berkembang pesat di masa pandemi Covid-19 seperti sekarang ini, banyak pencapaian yang sudah dibuat dengan hasil kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) melahirkan robot buatan yang telah berjalan dari enam bulan. Dengan diberlakukannya PSBB dan PPKM oleh pemerintah dalam menjaga jarak guna memutus rantai penyebaran virus Covid-19 maka banyak sart-up yang menggunakan robot tersebut guna menggurangi kontak dengan orang lain. (Dilansir dari Cloud computing)

 

Selain itu Asosiasi Internet of Thing Indonesia memperkirakan bahwa teknologi 5 G akan segera hadir seusai pandemi ini berlalu. Meskipun belum jelas kapan pandemi ini berakhir dan persiapan infrastruktur 5 G di Indonesia, sehingga kita yang hidup di lingkungan pedesaan yang arus teknologinya bisa dibilang masih sangat kurang karena ditandai dengan akses yang ditawarkan sangat susah dijangkau mengingat karena berada di daerah yang pasokan sinyal internetnya masih belum memadai dan nantinya akan bisa menerima informasi dengan mudah dan cepat. Karena kemungkinan besar teknologi 5 G ini memiliki kecepatan hingga 100 kali dengan 4 G dan jarak jangkaunya lebih jauh dan lebih efisien. (dilansir dari Republika.co.id)

 

Dengan adanya arus kemajuan teknologi yang terus semakin berkembang, jangan sampai kemudian kita meninggalkan nilai-nilai luhur yang nenek moyang kita wariskan yang bekenaan dengan sila keempat dan kelima di dalam Pancasila yakni tentang spiritualitas dalam beragama, gotong-royong, solidaritas antarsesama, musyawarah dan mufakat, dan menentukan cita rasa keadilan bagi siapapun. Hal ini sesuai dengan ciri khas nilai-nilai budaya asli bangsa Indonesia. 

 

Selanjutnya, adakah kolerasi kemajuan teknologi dalam Islam? Allah SWT berfirman, 

 

وَعَلَّمْنٰهُ صَنْعَةَ لَبُوْسٍ لَّكُمْ لِتُحْصِنَكُمْ مِّنْۢ بَأْسِكُمْۚ فَهَلْ اَنْتُمْ شَاكِرُوْنَ - ٨٠

 

Artinya: Dan Kami ajarkan (pula) kepada Dawud cara membuat baju besi untukmu, guna melindungi kamu dalam peperangan. Apakah kamu bersyukur (kepada Allah)? (QS Al-Anbiya:80)

 

Berdasarkan tafsir kemenag, bahwa pada ayat ini Allah menyebutkan karunianya yang lain, yang diberikannya kepada Daud AS yaitu bahwa Daud telah diberi-Nya pengetahuan dan keterampilan dalam kepandaian menjadikan besi lunak di tangannya tanpa dipanaskan. Karena keistimewaan ini Daud bisa membuat baju besi yang dipergunakan orang-orang di zaman itu sebagai pelindung diri dalam peperangan. Kepandaian itu dimanfaatkan pula oleh umat-umat yang datang kemudian berabad-abad lamanya. Dengan demikian pengetahuan dan keterampilan yang dikaruniakan Allah kepada Nabi Daud AS itu telah tersebar luas dan bermanfaat bagi orang-orang dari bangsa lain. Di samping menjadi mukjizat Nabi Daud, pada akhir ayat ini Allah mengajukan pertanyaan kepada umat Nabi Muhammad, apakah turut bersyukur atas karunia tersebut? Sudah tentu, semua umat yang beriman kepada-Nya, senantiasa mensyukuri segala karunia yang dilimpahkan-Nya. 

 

Ada juga penafsiran dari Tafsir Jalalain berikut keterangan tafsirnya,  Dan Kami ajarkan kepada Daud membuat baju besi yaitu baju yang terbuat dari besi, dialah orang pertama yang menciptakannya dan sebelumnya hanyalah berupa lempengan-lempengan besi saja (untuk kalian) yakni untuk segolongan manusia (guna melindungi diri kalian) jika dibaca Linuhshinakum. Maka dhamirnya kembali kepada Allah, maksudnya supaya Kami melindungi kalian. Dan jika ia dibaca Lituhshinahum, maka dhamirnya kembali kepada baju besi, maksudnya, supaya baju besi itu melindungi diri kalian. Jika dibaca Liyuhshinakum, maka dhamirnya kembali kepada Nabi Daud, maksudnya supaya dia melindungi kalian (dalam peperangan kalian) melawan musuh-musuh kalian. (Maka hendaklah kalian) hai penduduk Makkah (bersyukur) atas nikmat karunia-Ku itu, yaitu dengan percaya kepada Rasulullah. Maksudnya bersyukurlah kalian atas hal tersebut kepada-Ku.

 

Dengan demikian berdasarkan tafsiran ayat di atas, bahwa Islam sangat menganjurkan dan menggunakan teknologi untuk mempermudah pekerjaan kita. Serta sebagaimana mestinya tantangan kita sebagai generasi muda milenial yang dibekali dengan ragam ilmu pengetahuan dan teknologi yang memadai. Maka seyogyanya harus mampu menjawab berbagai tantangan zaman, dengan mulai memanfaatkan media sebagai sarana untuk berdakwah, sarana untuk memasarkan hasil dari karyanya, menciptakan ruang-ruang diskusi yang sangat menggugah nalar kritis kita mengenai beberapa hal yang ada di lingkungan sekitar kita. Sehingga dengan para generasi mampu tampil dan mampu berperan guna menciptakan berbagai karya monumental yang bisa di nikmati oleh para generasi penerusnya. 

 

 

A'isy Hanif Firdaus, mahasiswa Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir UIN Walisongo Semarang, Sekretaris Umum IKAF Babakan-Tegal, Sekretaris PR IPNU Dukuh Kedawon, Kecamatan Larangan, Kabupaten Brebes, Lembaga Pers dan penerbitan PAC IPNU Larangan, Brebes


Opini Terbaru