• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Sabtu, 4 Mei 2024

Opini

Catatan Jelang Konfercab, Mendobrak Kemapanan untuk NU Kabupaten Tegal yang Ideal

Catatan Jelang Konfercab, Mendobrak Kemapanan untuk NU Kabupaten Tegal yang Ideal
Gedung PCNU Kabupaten Tegal (Foto: Ilustrasi/istimewa)
Gedung PCNU Kabupaten Tegal (Foto: Ilustrasi/istimewa)

Perhelatan Konferensi Cabang (Konfercab) Nahdlatul Ulama (NU) Kabupaten Tegal tinggal menunggu hitungan waktu. Konfercab adalah forum tertinggi di PCNU, hal ini menjadikan momen tersebut sebagai ajang atau forum tawar menawar gagasan dan ide untuk menyuguhkan formulasi tepat untuk organisasi Islam terbesar di Kabupaten Tegal ini. 

 

Hal ini mencakup semua aspek dalam tubuh organisasi, baik program, arah organisasi, kepemimpinan, sampai hal yang teknis terkait pengelolaan aset-aset NU baik berupa materi maupun non materi dan juga berbagai hal lain baik yang berkaitan langsung dengan organisasi maupun tidak.

 

Ada beberapa catatan menurut hemat penulis yang mungkin perlu diperhatikan sepanjang dua periode duet kepemimpinan NU di Kabupaten Tegal. Setidaknya hal ini dilihat dari kaca mata penulis sebagai warga NU Kabupaten Tegal. Terkait data dan realitas diserahkan sepenuhnya kepada pembaca. 

 

Arah Organisasi. NU di Kabupaten Tegal memang berbeda dengan NU di daerah lain. NU di Kabupaten Tegal relatif mendominasi dalam semua sendi kehidupan sosial, agama, dan juga pemerintahan. Hal ini sebenarnya sangat mudah dibaca, termasuk oleh orang awam. Bupati Tegal bukan sekedar warga NU, namun beliau adalah Ketua Pimpinan Cabang (PC) Muslimat NU. Wakil Bupati juga salah satu pengurus di PBNU. Ketua PCNU sendiri adalah kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Tegal. Hal ini menjadi salah satu tolak ukur bagaimana NU walaupun tidak secara langsung 'menentukan' arah kebijakan pemerintah. 

 

NU menjelma menjadi simbol keselamatan bagi siapapun yang ingin bertahan dan memiliki karir. Penulis lebih memilih melihatnya dari sisi positif. Fakta tersebut di atas menunjukkan bahwa kader-kader NU tidak saja mewarnai ruang-ruang publik semata, namun juga menentukan warna. Tentu saja hal ini didasari dengan kesadaran bahwa kader NU harus mampu beradu ide dan gagasan di luar sistem serta mengambil kebijakan di dalam. 

 

Dahsyatnya NU di Tegal menjadikan banyak yang berlomba untuk menjadi atau mungkin diakui sebagai orang NU. Lumayan sesuai dengan ungkapan 'semua akan NU pada waktunya'. Terlepas dari itu semua, secara organisasi NU Kabupaten Tegal terlihat kabur arah gerakannya, program yang dilaksanakan ada hanya berpijak pada dua hal. Pertama, melaksanakan dan menjalankan instruksi dan program dari PBNU maupun PWNU serta berkegiatan sesuai kebutuhan atau mencari kesesuaian dengan momen-momen semata. 

 

Terlepas dari ketidaktahuan penulis atas program NU yang sudah dicanangkan sejak awal dan sejauh mana progresnya, nampaknya memang hanya program-program tertentu saja yang dijalankan. Dan hal ini pula yang menjadikan ketidakjelasan arah organisasi. 

 

Baca jugaMenanti Kepemimpinan Baru NU di Kabupaten Tegal

 

 

Kepemimpinan dan Manajemen SDM. Dalam organisasi apapun kepemimpinan menjadi salah satu unsur utama dalam efektifitas kerja dan kinerja. Banyak indikator yang bisa digunakan dalam mngukur efektifitas kepemimpinan, tidak terkecuali PCNU Kabupaten Tegal. Sependek yang penulis tahu dan terlepas dari kerja keras pimpinan, terlihat kurang efektifnya kepemimpinan PCNU. Beberapa (kalau tidak ingin dikatakan banyak) program-program PCNU yang diawali dengan booming namun meredup di tengah jalan dan akhirnya menguap entah ke mana. 

 

Banyak Majelis Wakil Cabang (MWC) bahkan ranting punya penafsiran sendiri terhadap program PCNU dan bahkan berjalan sendiri-sendiri sesuai keinginan mereka. Banyak pengurus di bawah yang menjawab tidak tahu menahu ketika ada kader NU atau bahkan warga NU yang bertanya terkait program PCNU. Sebuah kejadian yang aneh ketika hal ini terjadi di era digital yang penuh kemudahan transformasi media. 

 

Pengurus MWC atau ranting kalau hari ini ditanya tentang pengurus PCNU siapa, kemungkinan hanya mampu menjawab nama pucuk pimpinan. Hal ini juga baru menjadi salah satu indikator dominannya peran pimpinan, di mana pengurus yang lain 'seakan nyaman' ketika tidak diberdayakan. Dalam setiap kesempatan berkegiatan, dominasi wajah dan sosok pengurus juga tampak kentara. Seakan-akan PCNU Kabupaten Tegal selesai ketika ditangani oleh 5 kader atau mungkin segelintir kader. 

 

Dalam organisasi hal ini tentu saja bukan prestasi namun bentuk kekurangan dalam manajemen SDM pengurus. Penulis yakin banyak pengurus yang memiliki kemampuan lebih dan siap untuk diberdayakan dalam berkhidmat di NU. Dan pengurus tidak bisa bersembunyi dengan ungkapan 'NU ora butuh wong pinter tok, tapi luwih butuh wong kober'. Namun sekali lagi ini adalah indikator ketidakmampuan atau tidak efektifnya manajemen SDM.

 

Pengelolaan Inventaris dan Kekayaan Organisasi. PCNU Kabupaten Tegal sebagai organisasi keagamaan terbesar di Kabupaten Tegal dengan semua lembaga di bawahnya tentu saja memiliki sumberdaya yang melimpah. Mobil operasional, klinik NU (rencana rumah sakit NU), BMT, dan semua aset NU lain beserta sumber dana abadi koin NU yang tidak bisa dinilai sedikit. Belum termasuk harta tak berjalan seperti gedung dan bangunan lainnya. Semua aset tersebut sudah pasti idealnya didayagunakan untuk kepentingan PCNU menjadi organisasi yang besar, bermartabat, dan efektif. 

 

Namun, sepertinya hal ini (menurut penulis) belum bisa dikatakan optimal. Hal ini bisa dilihat kurang optimalnya penggunaan semua aset dan sumberdaya untuk menopang semua program dan kegiatan PCNU. Satu hal yang pasti ada kekurangan dalam pengelolaannya. 

 

Indikator yang jelas bisa dilihat bersama adalah banyak nahdliyin yang kurang tahu atau mampu menjadi bagian dari pelayanan dari sumberdaya tersebut.  Sampai di sini penulis tidak ingin berpekulasi terlalu jauh. Biarlah pembaca, khususnya warga NU Kabupaten Tegal yang menilai.

 

 

Muhammad Fatkhudin, Kader Penggerak NU dan Sekretaris PC Lakpesdam NU Kabupaten Tegal


Opini Terbaru