Menanti Kepemimpinan Baru NU di Kabupaten Tegal
Di tengah pandemi yang melanda umat manusia, mari sejenak kita dengan ikhlas memanjatkan doa kepada Allah SWT. Agar kita sekalian dijauhkan dari wabah dan selalu diberi keselamatan, Amiin. Belum usai wabah yang melanda bangsa ini, namun aktivitas sosial kemasyarakatan harus terus berjalan dengan segala bentuk pembatasan dan protokol kesehatan yang ketat. Di sisi lain, peran serta semua elemen diharapkan mampu menghadirkan energi baru untuk bangkit menghadapi pandemi ini.
Organisasi masyarakat NU merupakan salah satu elemen energi baru yang sudah dari awal bersama pemerintah ikut dalam menghadapi wabah ini, baik dari tingkat pusat, wilayah, cabang hingga ranting bersama juga dengan badan otonomnya. Dampak pandemi ini juga telah menunda beberapa agenda organisasi NU yang semestinya sudah dilakukan, khususnya di PCNU Kabupaten Tegal yang pada info awal akan dilaksanakan Konferensi cabang pada tanggal 24 Juli 2021 harus diundur waktunya.
NU di Kabupaten Tegal tidak lepas dari kepanjangan program PBNU ataupun PWNU, apapun intruksi organisasi di cabang selalu mengamankan program tersebut. Selain itu, sejauh pengamatan penulis kurang lebih 10 tahun terakhir, banyak program-program yang bersifat kedaerahan yang sudah banyak menuai manfaat baik untuk kader dan masyarakat pada umumnya.
NU di Kabupaten Tegal hadir dibanyak sendi-sendi sosial keagamaan dan ikut membantu bersama dalam pembangunan sumber daya umat dan pembangunan daerah, hadirnya ormas terbesar ini menjadi penopang besar pembangunan manusia di segala bidang. Alhamdulillah, 10 tahun terakhir dengan dinahkodai oleh sosok pemimpin yang mumpuni dan punya pergerakan cukup gesit PCNU Kabupaten Tegal banyak menuai keberhasilan.
Sebagai jamiyah yang punya jamaah mayoritas, NU di Kabupaten Tegal mampu menjalankan amanat organisasi dan amanat ulama para pendiri NU. Di antaranya membangun sistem tata organisasi NU yang baik dan terarah, menggerakkan jamaah untuk berjamiyah yang terarah, menggerakkan kemandirian ekonomi bagi jamaah, bergerak dalam kepedulian sosial, membangun dan menata database jamaah, dan yang cukup menarik juga mendistribusikan kader berperan aktif dalam pemerintahan untuk pembangunan daerah dan bangsa.
Penulis kira, kalau disebutkan secara rinci keberhasilan PCNU Kabupaten Tegal tidak akan muat kalau hanya ditulis dalam tulisan ini, semua itu patut disyukuri bersama karena tanpa Ridha Allah SWT, dan doa para Ulama pendiri NU tidak akan ada artinya apa-apa.
Namun di tengah keberhasilan NU di Kabupaten Tegal penulis perlu juga menyampaikan beberapa kekurangan sejauh pengamatan penulis. Karena tidak sedikit orang kalau hanya menerima pujian atas keberhasilannya akan mudah bagi setan menanamkan sifat takabur dan membangga-banggakan diri, semoga kita terhindar dari sifat tersebut Amiin.
Di tengah mayoritasnya jamaah NU, selama ini masih kurang dalam pengklasifikasian kader sesuai dengan profesi dan keahlianya. Padahal banyak sekali kader-kader NU yang punya kemampuan mumpuni di bidangnya masing-masing, penulis kira penting menginventarisir kader sesuai keahlian (bukan hanya dibidang politik dan pemerintahan saja) namun para profesional harus digandeng dan diajak bersama-sama untuk bergerak sesuai amanat organisasi NU.
Berikan kesempatan kepada para kader NU profesional secara luas untuk bergerak bagi kepentingan umat, bangsa, dan organisasi. Saatnya NU di Kabupaten Tegal yang sudah diklaim besar harus lebih tangguh dan mempunyai energi baru supaya lebih bermanfaat lagi bagi umat manusia, serta menjadi teladan bagi ormas lainya untuk pembangunan bangsa dan negara.
Penulis tidak akan membuka kekurangan-kekurangan lain, karena kalau dibuka semua kita harus banyak menyajikan data yang bertanggungjawab keberhasilan dan kekurangan di atas hanya pengamatan sedikit yang bisa penulis sampaikan. Itu semua untuk bahan bacaan yang bisa pembaca terima ataupun tidak bisa pembaca terima. Ada harapan besar dari penulis yang juga kepanjangan harapan dari beberapa kader NU serta jamaah NU yang disampaikan dalam beberapa perbincangan dan perkopian santai.
Harapan baru itu di antaranya Kepemimpinan NU di Kabupaten Tegal harus diisi oleh kader-kader militan yang ikhlas berjuang untuk kepentingan umat, bangsa, dan organisasi. Hilangkan kepentingan individu maupun golongan yang justru akan merusak marwah organisasi. Kembalilah kepada Khittah NU 1926 dengan mengikuti perkembangan zaman. Dan semoga muncul sosok kepemimpinan baru yang sesuai dengan harapan tersebut untuk NU Kabupaten Tegal.
Muhammad Fatkhudin, Kader Penggerak NU (alumni PKPNU Magelang oleh PWNU Jateng 2016), Sekretaris Lakpesdam NU Kabupaten Tegal
