• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Jumat, 10 Mei 2024

Nasional

Indonesia Berpotensi Kembangkan Industri Otomotif, Cadangan Mineral Melimpah

Indonesia Berpotensi Kembangkan Industri Otomotif, Cadangan Mineral Melimpah
Kampus Unwahas Semarang (uninus.ac.id)
Kampus Unwahas Semarang (uninus.ac.id)

Semarang, NU Online Jateng
Indonesia memiliki cadangan mineral yang menjadi bahan baku baterai penyimpan tenaga listrik dalam jumlah besar, potensi ini dapat dijadikan andalan untuk mengembangkan industri otomotif nasional

 

Ketua panitia pengarah diskusi bidang 'science, Technology, Engineering, & Math (STEM)' putaran ketujuh Zaenal Abidin mengatakan, dengan potensi itu Indonesia dapat mengejar ketertinggalan dalam pengembangan industri otomotif ramah lingkungan. 

 

"Kendaraan listrik ramah lingkungan adalah kendaraan berbahan bakar non-karbon seperti hidrogen yang mensuplai fuel cell dengan residu air, kemudian anomia yang dibakar tanpa CO2," kata Zainal yang juga Katib PCINU AS-Kanada dakam wrbinar yang berlangsung, Sabtu (18/9). 

 

Dikatakan, Indonesia masih berpeluang mengembangkan industri otomotif ramah lingkungan. "Saat ini di berbagai belahan dunia masih melakukan proses riset kendaraan ramah lingkungan," terangnya.

 

Indonesia lanjutnya, belum ketinggalan untuk turut menjadi pemain dalam menghasilkan kendaraan nasional yang ramah lingkungan, karena Indonesia memiliki cadangan melimpah komoditas mineral yang menjadi bahan baku baterai penyimpan tenaga listrik.

 

Webinar diikuti para akademisi dan profesional teknik mesin dari PTNU se-Indonesia dan AS-Kanada. Dua orang nara sumber tampil dalam webinar ini, yakni Prof Satryo Soemantri Brodjonegoro dari ITB yang juga Ketua AIPI dan Tim Percepatan Industri KBLBB Nasional dan Danet Suryatama dari Elektrikcar LLC USA yang merancang bangun mobil listrik Tucuxi 9 tahun yang lalu.

 

Kepada NU Online Jateng, Selasa (21/9) Zainal Abidin menjelaskan, kegiatan diskusi diselenggarakan Jurusan Teknik Mesin Universitas Wahid Hasyim (Unwahas) Semarang bersama PCINU AS-Kanada, Universitas Islam Malang (Unisma), Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia, dan Elektrik Car LLC. 

 

Prof Satryo yang memaparkan laporan Program Percepatan Industri Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) Nasional mengatakan, Indonesia menduduki peringkat 11 dalam hal negara dengan tingkat polusi udara tertinggi dan hampir 50% penyebab polusi adalah kendaraan. 

 

"Dalam rangka menghemat energi dan mengurangi emisi karbondioksida diluncurkan visi pengembangan KBLBB. Data menunjukkan kendaraan jalan raya yang ada di Indonesia sudah mencapai 120 juta motor, 16 juta mobil, dan 2,5 juta bus," katanya.

 

Menurutnya, angka ini sangat fantastis. Untuk mengatasi disrupsi teknologi transportasi dan dampaknya pada iklim dan lingkungan, maka diterbitkanlah Perpres no 55 tahun 2019. Diharapkan para peneliti dan dosen Indonesia bisa segera melangkah ke riset terapan bermitra dengan industri dalam manufaktur KBLBB. 

 

Danet Suryatama mengatakan, elektrifikasi kendaraan saat ini sedang menjadi isu global. Banyak negara berlomba-lomba menciptakan kendaraan dengan teknologi yang bersih dan terbarukan baik mobil, pesawat, dan kapal.

 

Menurutnya, konsep kendaraan listrik bisa berbasis baterai listrik juga hidrogen listrik (FEMC). Teknologi fuel cell yaitu tenaga listrik yang disimpan di gas hidrogen. Gas hidrogen dilewatkan sel bahan bakar akan melalui membran kemudian memecah menjadi proton dan elektron. 

 

"Selanjutnya Proton menjadi H2O, elektron ke kutub menjadi energi listrik. Sehingga, bisa dikatakan hidrogen adalah sumber bahan bakar yang benar-benar ramah lingkungan," pungkasnya.

 

Penulis: Samsul Huda
Editor: M Ngisom Al-Barony


Nasional Terbaru