• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Jumat, 29 Maret 2024

Nasional

Ansor Jateng: Tema Moderasi Beragama Tidak Ada Habisnya

Ansor Jateng: Tema Moderasi Beragama Tidak Ada Habisnya
Kegiatan Training moderasi beragama PW GP Ansor Jateng (Foto: NU Online Jateng/Rifqi)
Kegiatan Training moderasi beragama PW GP Ansor Jateng (Foto: NU Online Jateng/Rifqi)

Semarang, NU Online Jateng 
Sekretaris Pimpinan Wilayah (PW) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Jawa Tengah H Fahsin Muhammad Faal menyebut, tema moderasi beragama tidak ada habisnya. Dirinya melihat fakta tersebut dari media online maupun media sosial.


"Terorisme ini dilatarbelakangi pemahaman yang sempit, jadi sangat tidak mungkin alumni pesantren Nahdlatul Ulama (NU) terlibat aksi terorisme terus melakukan pengeboman, karena cara pandang kita sangat luas," ujarnya.


Gus Fahsin, sapaan akrabnya mengatakan hal itu dalam Training Moderasi Beragama Bagi Ormas Pemuda pada  Rabu (7/12/2022) di Gedung Majelis Taklim NU Kota Semarang.


Menurutnya, Islam di Indonesia tersebar dengan cara yang damai, tidak ada pertumpahan darah, tidak ada klaim diri yang paling benar. "Islam yang adaptatif terhadap budaya, tidak ada sejarah Islam di Nusantara ini disebarkan dengan menghunus pedang, pertumpahan darah. Islam disebarluaskan melalui budaya, perdagangan, perkawinan, dan sebagainya," terangnya.


Oleh sebab itu, Gus Fahsin menilai pola dakwah Islam yang ramah sebagai sebuah warisan luhur yang patut dilestarikan. Gerakan ekstrimisme, menurutnya dibangun dengan cara-cara yang menyentuh hati sehingga seseorang tergerak untuk berjihad. 


Untuk itu dia meminta agar para pemuda melakukan gerakan yang menyentuh hati masyarakat. "Gerakan-gerakan kontranarasi ini harus kita bangun di tengah masyarakat, sehingga bisa memberikan pemahaman bahwa ini lho yang bener, mereka salah," ucapnya.


Meski demikian, dia menekankan adanya faktor lain dari munculnya radikalisme-terorisme seperti ekonomi, politik, dan sebagainya.


Ketua Pimpinan Cabang (PC) GP Ansor Kota Semarang Abdur Rahman menjelaskan, gerakan ekstrimisme radikalisme-terorisme merupakan persoalan eksistensi diri. Dia menilai hal itu sebagaimana berbagai bentuk tradisi Arab era jahiliyah untuk menunjukkan bahwa dirinya superior. 


"Untuk membuat dirinya kuat dan superiror, maka melakukan sesuatu yang ingin menunjukkan dirinya yang paling kuat, superior. Tradisi inilah yang dilawan oleh Nabi Muhammad dengan penegasan innama bu'itstu liutammima makarimal akhlaq, bahwasanya aku (Nabi Muhammad) diutus (Allah) untuk menyempurnakan akhlaq," ujarnya.


Dia menyebut doktrin radikalisme dengan teks-teks keagamaan. Gerakan itu menggunakan dalil Al-Qur'an dan Hadits sebagai bahan provokasi. Hal inilah yang memicu emosi negatif atau nafsul lawwamah. 


Sekretaris Pimpinan Pusat Majelis Dzikir dan Shalawat (MDS) Rijalul Ansor Muhammad Hanif menyebut bahwa gerakan ekstrimisme merupakan persoalan kemanusiaan sebab potensi radikalisme tidak hanya ada dalam Islam, melainkan ada pada semua agama.


"Yang perlu digarisbawahi adalah ekstrimisme bukanlah persolan umat Islam. Jadi pelaku terorisme bukan hanya orang Islam. Hanya saja secara kebetulan, hari ini pelaku terorisme di Indonesia itu orang Islam," paparnya.


Training Moderasi Beragama Bagi Ormas Pemuda merupakan kegiatan kerja sama antara GP Ansor Jawa Tengah dengan Universotas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang. Untuk itu, Dosen Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Kependidikan UIN Walisongo Muhammad Rikza Chamami mengapresiasi kegiatan tersebut. 


Menurutnya, Training Moderasi Beragama Bagi Ormas Pemuda sangat bermanfaat dalam memberikan arah gerakan menjaga Islam yang moderat dan Negara Kesatuan Republik Indonesia. "Bagaimana kita menjadi generasi muda, wabil khusus Gerakan Pemuda Ansor ini," katanya.


Mewakili Rektor UIN Walisongo, dirinya juga berharap kegiatan bersama antara UIN Walisongo dengan GP Ansor Jawa Tengah tidak berhenti pada kegiatan ini "Monggo sareng-sareng dengan kami apa yang bisa kita sinergikan," pungkasnya.


Penulis: Ahmad Rifqi Hidayat


Nasional Terbaru