• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Sabtu, 27 April 2024

Fragmen

HARLAH KE-88 GP ANSOR

Kisah Unik Masuk Ansor Banser, Makan Pecahan Lampu hingga Main Bola Api

Kisah Unik Masuk Ansor Banser, Makan Pecahan Lampu hingga Main Bola Api
Ilustrasi kader GP Ansor (Sumber: NU Online)
Ilustrasi kader GP Ansor (Sumber: NU Online)

Tanggal 24 April 2022 ini, Gerakan Pemuda (GP) Ansor genap berusia 88 tahun. Pada momen peringatan hari lahir (harlah) Ansor ini, banyak yang memberikan ucapan selamat juga mengisahkan suka duka kala ikut organisasi pemuda NU itu.

Salah satunya, Wakil Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Semarang, M Mahbub Zaki (Gus Zaki). Dalam akun facebook-nya, ia menuliskan kisah awal saat bergabung dengan Ansor, melalui acara Pendidikan dan Latihan Dasar (Diklatsar) Barisan Ansor Serbaguna (Banser).

Artikel dengan judul 'Keyakinan Tak Bisa Dikalahkan dengan Keraguan' diawali dengan berkisah, ketika pada tahun 1997, ia yang masih SMA, melihat beberapa tamu yang sedang sowan kepada ayahnya, KH Muhammad Bunyamin Hasan (Banyumas).

"Entah apa yang diobrolkan Abah dengan tamu-tamunya, tiba-tiba saya diminta untuk mengikuti acara Diklatsar Banser. Permintaan (tepatnya perintah) ini disampaikan oleh Abah, yang lalu diiyakan oleh tamu-tamu tersebut," ungkap Gus Zaki, yang pernah menjadi Ketua PKC PMII Jateng itu.

Singkat cerita, tibalah kemudian pelaksanaan Diklatsar tersebut. Di saat pembukaan, ia baru tahu jika tamu yang datang ke rumah ternyata Komandan Banser Kabupaten (Kasatkorcab) dan beberapa pengurus Ansor Kabupaten Banyumas.

Nah, saat proses Diklatsar ada proses menarik, selesai upacara pembukaan, panitia bertanya kepada peserta.

"Lapar atau tidak?" tanya panitia tersebut.

Hampir semua peserta menjawab. "Lapar!"

Soal lapar ini, memang menjadi anekdot tersendiri di kalangan Ansor dan Banser. Konon, mereka siap untuk berani mati, demi membela kehormatan agama dan ulama, namun tidak siap bila untuk lapar.

Panitia kemudian meminta peserta, untuk membentuk kelompok-kelompok kecil dan masing-masing kelompok duduk mengelilingi nampan.

Begitu telah siap semua, panitia memberi peserta air putih, lalu mereka diminta untuk membuka penutup nampan tersebut, yang ternyata isinya pecahan lampu.

"Beberapa peserta termasuk saya kaget, lalu ada aba-aba lanjutan dari panitia: pada lapar kan, silahkan dimakan apa yang ada di depannya. Laissss. Ini beneran apa ndak, batin saya!" kenang Gus Zaki.

Tapi pada akhirnya para peserta tak berani menolak, dimakanlah apa yang ada di depan mereka.

"Alhamdulillah, selamat semua!"

Ternyata kejutan dari panitia belum usai, pada malam hari, para peserta dibagi kembali menjadi beberapa kelompok yang jumlahnya lebih besar dari sore tadi.

Begitu pembagian kelompok usai, keluar perintah berikutnya. "Ini mau pertandingan sepak bola api!" perintah salah satu panitia.

Sebelum bertanding, para peserta hanya diajak berdoa bersama dan diberi air putih oleh panitia. Alhamdulillah, semua proses Diklatsar berjalan lancar, sehingga peserta yang lulus berhak mendapatkan piagam. Bagi Gus Zaki, semua proses pengalaman tersebut sangat membekas.

"Beberapa waktu kemudian saya menyadari bahwa keyakinan sangat penting. Karena dengan keyakinan, bisa jadi modal menghadapi keraguan dan tantangan yang ada. Keyakinan akan semakin bermakna jika diimbangi pengetahuan. Hari ini, di tengah era banjir informasi, memiliki keyakinan yang kuat sangat penting, agar tidak bimbang dalam mengarungi zaman," pungkasnya.

Penulis: Ajie Najmuddin


Fragmen Terbaru