• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Selasa, 25 Juni 2024

Keislaman

Niat Qadha Puasa Ramadhan, Dapat Pahala Sunnah Dzulhijjah 

Niat Qadha Puasa Ramadhan, Dapat Pahala Sunnah Dzulhijjah 
Ilustrasi (Freepik)
Ilustrasi (Freepik)

Semarang, NU Online Jateng

Memasuki bulan Dzulhijjah 1445 H, umat Islam disunnahkan untuk melaksanakan puasa. Hal ini dilakukan dalam rangka mengisi hari-hari mulia, 10 hari pertama Dzulhijjah, dengan ibadah, mendekatkan diri kepada Allah swt.


Namun, jika seorang Muslim masih memiliki utang puasa Ramadhan yang belum ditunaikan, hendaknya baginya untuk melaksanakan qadha terlebih dahulu. Sebagian ulama menyebut, pelaksanaan qadha juga di hari-hari yang dianjurkan puasa juga memberikan pahala kesunnahan baginya.


“Qadha puasa Ramadhannya tetap sah. Sedangkan ia sendiri tetap mendapatkan keutamaan yang didapat oleh mereka yang berpuasa dengan niat puasa sunnah Arafah,” tulis Ustadz Alhafiz Kurniawan, Wakil Sekretaris Lembaga Bahtsul Masail Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LBM PBNU) dalam artikelnya berjudul Hukum Qadha Puasa Ramadhan Digabung dengan Puasa Tarwiyah dan Puasa Arafah yang dikutip NU Online Jawa Tengah pada Selasa (11/6/2024).


Adapun lafal niat qadha puasa Ramadhan tidak jauh berbeda dengan niat puasa Ramadhan. Hanya saja, Ustadz Muhamad Sunandar menjelaskan, kata ada’ diubah menjadi kata qadha yang berarti menunaikan puasa yang sempat tertunda. Berikut lafal niat qadha puasa Ramadhan sebagaimana dikutip dari tulisan berjudul Cara Membayar Utang Puasa Ramadhan.


 نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ قَضَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ لِلهِ تَعَالَى 

Nawaitu shauma ghadin ‘an qadhā’I fardhi syahri Ramadhāna lillâhi ta‘âlâ.


Artinya, “Aku berniat untuk mengqadha puasa Bulan Ramadhan esok hari karena Allah SWT.”


Ustadz Sunandar juga memberikan alternatif niat yang lebih ringkas sebagai berikut.


نَوَيْتُ صَوْمَ  قَضَاءِ رَمَضَان َ

Nawaitu shauma qadhā'i Ramadhāna. 

Artinya, “Aku berniat untuk menqadha puasa Ramadhan.”


Lebih lanjut, Ustadz Sunandar mengingatkan, bahwa niat tersebut harus dilakukan saat malam hari, yakni mulai dari terbenamnya matahari hingga terbitnya fajar.


Sebagaimana diketahui, puasa di bulan Ramadhan merupakan hal yang wajib dilaksanakan oleh umat Islam. Jika tidak bisa melaksanakannya di hari-hari yang sudah ditentukan, maka ia wajib menggantinya di waktu-waktu lain.


Keislaman Terbaru