Dalil Al-Qur’an dan Hadits tentang Keutamaan 10 Hari Pertama Dzulhijjah
Jumat, 7 Juni 2024 | 10:00 WIB
Semarang, NU Online Jateng
Umat Islam akan kembali sua dengan bulan terakhir dalam perhitungan kalender Qamariah, yakni bulan Dzulhijjah. Bulan ini merupakan salah satu dari empat bulan yang dimuliakan (al-asyhur al-hurum) yang disebut Al-Qur’an dalam surat at-Taubah ayat 36.
Tidak saja bulannya yang mulia, 10 hari pertama dalam bulan tersebut juga disebut sebagai hari-hari yang juga dimuliakan Allah swt. Pengajar di Pesantren Al-Hikmah Darussalam Bangkalan Ustadz Sunnatullah menulis bahwa hal tersebut di dalam Al-Qur’an surat al-Fajr ayat 2, “Demi malam yang sepuluh”.
Selain ditafsirkan sebagai 10 hari terakhir Ramadhan dan 10 hari pertama di bulan Muharram, ada juga ulama ahli tafsir yang menyebut bahwa yang dimaksud ayat tersebut adalah 10 hari pertama di bulan Dzulhijjah. Bahkan, Imam Ibnu Katsir menegaskan bahwa pendapat yang terakhir itulah yang sahih sebagaimana termaktub dalam kitabnya Tafsir al-Qur’an al-Adhim atau yang dikenal dengan sebutan Tafsir Ibnu Katsir.
“Alasan pendapat ketiga (10 hari pertama Dzulhijjah) karena pada Dzulhijjah bertepatan dengan kesibukan umat Islam dalam menjalankan pilar Islam yang kelima, yaitu ibadah haji ke Baitullah,” tulis Ustadz Sunnatullah mengutip pandangan Imam Fakhruddin ar-Razi dalam kitab Tafsir Mafatih al-Ghaib, sebagaimana dikutip NU Online dari tulisannya berjudul Keutamaan 10 Hari Awal Dzulhijjah dalam Al-Qur’an dan Haditas https://islam.nu.or.id/syariah/keutamaan-10-hari-awal-dzulhijjah-dalam-al-quran-dan-hadits-k0Tpf pada Jumat (7/6/2024).
Keutamaan 10 hari pertama bulan Dzulhijjah juga disebut di dalam hadits Rasulullah saw yang diriwayatkan Imam Bukhari sebagaimana dikutip Imam an-Nawawi dalam kitab Riyadus Shalihin berikut.
“Tidak ada hari di mana amal kebaikan saat itu lebih dicintai oleh Allah daripada hari-hari ini. Rasulullah menghendaki 10 hari (awal Dzulhijjah). Lantas para sahabat bertanya: ‘Wahai Rasulullah, tidak juga jihad di jalan Allah?’ Rasulullah shallalâhu ‘alaihi wasallam menjawab: ‘Tidak juga jihad di jalan Allah, kecuali orang yang keluar berjihad dengan jiwa dan hartanya, kemudian tidak kembali dengan sesuatu apapun (mati syahid)’.” (HR. Al-Bukhari).
Ustadz Sunnatullah menyampaikan bahwa melalui hadits tersebut, Rasulullah saw mendorong para sahabatnya untuk tidak menyia-nyiakan waktu 10 hari pertama bulan Dzulhijjah. Hal ini tidak lain karena begitu agung, mulia, dan penuh manfaatnya hari-hari tersebut.
“Di antara hari tersebut terdapat hari Arafah dan hari penyembelihan kurban, sekaligus menjadi hari pelaksanaan ibadah haji. Semuanya tidak diragukan kemulian dan keagungannya. Umat Islam sepakat bahwa hari-hari tersebut merupakan hari yang sangat dimuliakan oleh Allah Ta’ala,” tulisnya.
Terpopuler
1
Abu Sampah Disulap Jadi Paving, Inovasi Hijau LPBI NU dan Banser Trangkil
2
Khutbah Jumat: Pelajaran Yang Tersirat Dalam Ibadah Haji
3
Semarak Harlah ke-75, Fatayat NU Wonogiri Gali Potensi Kader dengan Semangat Kartini
4
Kasus Pneumonia Jamaah Haji Meningkat, dr Alek Jusran Imbau Jaga Kesehatan
5
Gelorakan Dakwah Lewat Tulisan, NU Online Kumpulkan Jurnalis Muda Nahdliyin se-Jateng dan DIY
6
NU Online dan LAZISNU Gelar Workshop Jurnalistik Filantropi, Cilacap Jadi Tuan Rumah
Terkini
Lihat Semua