Taushiyah

Ketika Doa Lebih Kuat dari Musibah

Sabtu, 2 Januari 2021 | 17:00 WIB

Covid-19 tak kunjung sirna, ada sebagian orang yang paranoid menghadapinya sehingga selalu berhati-hati agar tidak melakukan kontak fisik dengan orang lain, menutup diri tidak menerima tamu atau tidak keluar rumah, bahkan yang paling ekstrim tidak mau makan makanan yang tidak dimasak sendiri. 

 

Tapi ada juga orang-orang yang abai akan protokol kesehatan dan pasrah atas apa yang akan terjadi biar terjadilah. 

 

Sebagai titah-Nya, ada keharusan untuk berupaya agar kemadlaratan tidak menimpa pada dirinya, tapi karena sifatnya yang lemah, manusia tidak boleh abai untuk menggunakan senjata yang diberikan oleh Allah yaitu doa. 

 

Ada tiga sifat doa: pertama, kalau doa lebih kuat daripada musibah, maka doa akan mampu menolaknya. Kedua, kalau musibah lebih kuat dari pada doa, maka musibah itu akan menjadi ringan. Dan ketiga, kalau doa dan musibah sama-sama kuatnya (imbang), maka musibah itu akan terhindar.

   

Berdoalah kepada Allah, karena hanya orang-orang yang sombong dan angkuh yang enggan berdoa. Allah berfirman dalam Al-Qur'an Surat Ghofir Ayat 60 :

 

وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ

 

Artinya: "Rabb kalian (Allah) berfirman, ‘Mintalah kepada-Ku, niscaya aku memberi ijabah kepada kalian. Sesungguhnya, orang-orang yang bersikap sombong dalam beribadah (maksudnya: tidak mau berdoa) kepadaku, mereka akan masuk neraka Jahanam dalam keadaan hina" (QS Ghafir: 60)

 

 

KH Ahmad Niam Syukri Masruri, Ketua Lembaga Kajian Informasi dan Dakwah (Elkid), Ketua PW GP Ansor Jateng 1995, dan Sekretaris RMINU Jateng