• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Minggu, 5 Mei 2024

Obituari

Kabar Duka, KHR Muhaimin Asnawi Salamkanci Magelang Wafat

Kabar Duka, KHR Muhaimin Asnawi Salamkanci Magelang Wafat
Almarhum KHR Muhaimin Asnawi (surban hijau) dan almarhum KHR Mu'tiqun Asnawi (jas hitam) dalam suatu acara. (Foto: Dok. Keluarga)
Almarhum KHR Muhaimin Asnawi (surban hijau) dan almarhum KHR Mu'tiqun Asnawi (jas hitam) dalam suatu acara. (Foto: Dok. Keluarga)

Magelang, NU Online Jateng

Innalillahi wa inna ilaihi raji'un. Di awal tahun ini, kabar duka Kembali dating dari Jawa Tengah, tepatnya dari Magelang. Ialah Pengasuh Pesantren Al-Asnawi Salamkanci, Bandongan, Magelang, Jawa Tengah, KHR Muhaimin Asnawi yang wafat pada Jumat (1/1) pagi.

 

"Pakdhe wafat pada Jumat pagi bakda Subuh, kurang lebih jam 04.30 WIB. Rencananya akan dimakamkan sore ini sekitar jam 15.00 WIB di Kompleks Maqam Pesantren Al-Asnawi Salamkanci Bandongan, Magelang," kata salah satu keponakan Kiai Muhaimin, Gus M Hamam Rozin kepada NU Online Jateng.

 

"Pakdhe menyusul Abah saya, KHR Mu'tiqun Asnawi, yang wafat pada 27 Muharram lalu," tambahnya.

 

Almarhum Kiai Muhaimin yang wafat pada usia 69 tahun ini merupakan putra keempat dari lima bersaudara dari pasangan KHR Asnawi dan Simbah Nyai Hj Maimunah Salamkanci, Bandongan, Magelang.

 

"Jarak usia Pakdhe dengan Abah saya hanya terpaut satu tahun saja. Pakdhe dilahirkan pada tahun 1952, sedangkan Abah saya setahun setelahnya," jelasnya.

 

"Pakdhe memiliki satu orang istri, lima orang anak (awalnya enam, namun sudah wafat satu, -red), dan tiga orang menantu," imbuhnya.

 

Semasa hidupnya, Kiai Muhaimin pernah ngaji di beberapa pesantren yang semuanya berada di Jawa Tengah. Seperti di Pesantren Al-Anwar Maron Loano Purworejo kepada Almukarram Mbah Kiai Zain, kemudian di Lasem Rembang kepada Syaikh Masduqi Lasem, Mbah Ma'shum Lasem, dan Mbah Baidlowi Lasem.

 

"Selain itu, beliau juga pernah mondok di Kajen, Pati kepada Mbah Sahal Mahfudz, pernah di Tegalrejo, Magelang kepada Almukarram Kiai Chudlori, serta tabarukan mondok di Poncol Semarang," ungkap Gus Rozin.

 

Tak hanya itu saja, Kiai Muhaimin tercatat merupakan salah satu Mustasyar dari Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Hal ini dibenarkan oleh salah satu Pengurus Wilayah (PW) Rabithah Ma'ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (RMINU) Jateng, Ahmad Fahrurrozi.

 

"Betul, beliau merupakan Mustasyar PCNU Kabupaten Magelang," ujarnya.

 

"Beliau merupakan sosok pengasuh teladan dan dikenal sebagai sosok yang penyabar. Selain sebagai pengasuh pesantren, beliau juga dikenal sebagai macan panggung," lanjutnya.

 

Ia menambahkan, salah satu pesan beliau kepada santri jika ingin sukses dalam mengaji adalah agar bisa prihatin sebagaimana keprihatinan kedua orang tua.

 

"Santri yang mengaji atau mondok harus prihatin, sebab kedua orang tuanya juga prihatin. Agar hasil dan maksud bisa terwujud, kedua orang tuanya harus mau bermujahadah, terutama ibu santri itu," pungkasnya.

 

 

Penulis: Ahmad Hanan

Editor: M Ngisom Al-Barony


Obituari Terbaru